02. Menarik!
***
Kring kringg kringgg
Bel pulang sekolah telah berkumandang, tak terkecuali kelas 11 IPA 2, kelas baru Rara.
"Ra, pulang naik apa?" tanya Sagita Evanista Pratama, teman sebangku Rara.
"Aku membawa motor, mengapa?" sahut Rara sambil membereskan peralatan sekolahnya.
"Gue pengen nebeng dong, boleh ya? Supir pribadi gue gak jadi jemput katanya, gak sampe rumah juga gapapa." pintanya.
"Tetapi aku tidak membawa dua jaket, apakah kau membawanya?"
"Gue bawa, buat apa emang?"
"Aku mengendarai motor sport, ayo."
Sementara Sagita atau kerap disapa Tata itu hanya terbengong ditempat, dengan mulut yang terbuka sedikit lebar.
"Hey, Tata! Kau jadi menumpang denganku atau tidak?" tanya Rara di depan pintu kelas.
Tata tersadar dari terkejutnya. "Ah iya, jadi kok."
"Kalau begitu, ayo."
Mereka berjalan ditengah-tengah koridor dengan bersisian, terlihat sangat berbanding terbalik.
Dimulai dari tinggi badan yang cukup jauh, Rara 178 cm dan Tata 158 cm. Warna kulit, Rara putih bersih, Tata sawo matang. Bentuk tubuh, Rara proposional dan body goals, Tata sedikit berisi. Rara yang bule, dan Tata yang lebih Asia.
"Eh liat deh, bukannya itu Rara ya? Cucu bungsu Athallarick dan Bratadikara?"
"Napa dia jalan sama si jelek upik abu itu, sih?"
"Keliatannya kek Ratu sama pelayannya, ya nggak guys?"
"Yoi dong, hahaha."
Tata yang mendengar itu hanya bisa mengepalkan tangannya menahan emosi.
"Tidak usah dihiraukan, ayo." ajak Rara.
Sebelum pulang, Rara menghampiri kakak sepupunya yang sedang berlatih basket. Karena memang mereka berdua anak ekstrakurikuler basket.
"Kak Austin, Zidan." panggil Rara.
"Eh, Rara?" sahut mereka berdua. "Belum pulang, Ra?" tanya Zidan Abraham Bratadikara, kakak sepupu Rara dari keluarga Bratadikara. Mengapa Rara tidak memanggil Zidan dengan sebutan kakak? Karena mereka hanya berbeda 3 bulan saja, jadi Rara malas memanggilnya kakak, katanya.
Rara mengangguk. "Aku akan pulang, tetapi sebelum pulang wali kelas menyuruhku untuk mengisi lembaran ekskul lebih dulu."
Keduanya mengernyit heran. "Jadi, mengapa kau kesini?" tanya Austin heran.
Rara memutar bola matanya malas. "Kau ini bodoh atau idiot? Jika aku kesini pastinya aku akan memilih ekskul basket 'lah bodoh!"
"Hey hey! Kau harus bisa lebih sopan padaku!" protes Austin sambil memelototkan matanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
El Problema de Shakira
Action(Harap follow akun author sebelum membaca) [CERITA INI MENGANDUNG UNSUR KEKERASAN DAN BERBAHASA KASAR, HARAP BIJAK DALAM MEMILIH CERITA] *** Shakira Roxanne Athallarick, kerap disapa Rara oleh orang-orang terdekatnya adalah cucu bungsu dari keluarg...