El Problema de Shakira | 06

632 43 7
                                    

06. We're always love you, princess!

***

Hari ini di mansion utama Athallarick sangat hening, dikarenakan ada seorang wanita yang kira-kira berusia 24 tahun mengaku-ngaku tengah mengandung anak dari cucu pertama Athallarick Fauzan, Alvarel Danendra Athallarick.

Entah bagaimana caranya wanita itu hamil, yang jelas Alva saja tidak pernah bertemu dengan wanita itu. Dan lagi, wanita jalang itu 3 tahun lebih tua dari Alva. Hey! Jikapun Alva menghamili anak gadis yang pasti ia akan menghamili yang maksimal 1 tahun lebih mudah darinya.

Mendengar jawaban dari kakak sepupu tertuanya, Rara hanya bisa memutar bola matanya bosan. Trik yang murahan dan terlalu klasik, pikirnya.

"Jadi, ada yang bisa menjelaskan ada apa sebenarnya ini?" Rara terpaksa membuka suara terlebih dulu karena merasa jengkel dengan suara tangisan buaya wanita jalang yang dihadapannya.

Hening. Tidak ada yang membuka suara mereka. Oke oke, Rara menyerah saat ini, jadi ia terpaksa memilih plan B.

"Jadi, mengapa tante kemari pagi-pagi buta sambil menangis?" tanya Rara dengan nada yang emmm lembut?

Sialan! Sialan! Dasar bocah! Gue bukan tante-tante bangsat! Gue masih 24 taun. batin wanita yang dipanggil tante oleh Rara.

Bagus adek gue emang the best! Kembangkan! batin para kakak sepupu Rara.

Dia memang pantas dipanggil tante oleh putriku, penampilannya saja mirip seorang jalang. batin Samudra dan Benua.

Ah~ keponakanku sungguh manis~ batin para bibi dan paman Rara (FajarSenja & LaskarPelangi)

Ah cucuku yang satu ini memang sesuatu, sepertinya aku serahkan saja masalah ini padanya. batin Athallarick.

Dasar wanita jalang yang satu ini! Mana mungkin cucuku repot-repot menghamilimu, dia sudah mempunyai tunangan yang cantik kok. Umurnya juga masih muda, 19 tahun! Tidak sepertimu sudah tua! Dasar tante-tante pedofil kurang belaian! ingin sekali Liliana berteriak seperti itu didepan wajah wanita tak tahu malu dihadapannya.

"Berhentilah berbicara di dalam batin kalian duhai keluargaku." ucap Rara tersenyum tajam. "Jika kalian punya mulut, mengapa tidak langsung diucapkan saja? Mengapa harus dipendam di dalam hati?"

Mereka menyengir canggung. "Eh? Hehehe."

Rara mengalihkan pandangannya kepada wanita yang jelek menurut Alva yang sedang menangis sesenggukan. "Jika anak yang dikandungmu itu anak dari kak Alva, aku ingin bertanya dimana dan kapan kau melakukan hubungan intim dengan kakakku?"

Bravo!

"Ah– itu emm... Di apartemenku 2 minggu yang lalu." jawabnya gelagapan.

"2 minggu yang lalu?" beo Rara. "Apartemen daerah mana?"

"J-jalan Mekar Sari."

"Di lantai berapa?"

"La-lantai 4."

"Nomor kamar?"

"Nomor 376."

Rara mengangguk kemudian mengutak-atik laptop yang semula ada dipangkuannya.

"Kak Alva." panggil Rara tanpa mengalihkan pandangannya dari layar monitor di depannya.

Alva menoleh pada adik bungsunya itu. "Ada apa hm?"

El Problema de ShakiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang