El Problema de Shakira | 05

673 45 2
                                    

05. She's mine! Forever mine!

***

Minggu ini, Rara sudah mulai latihan pertama di ekstrakurikuler basket. Ia sangat-sangat antusias menyambutnya, karena basket merupakan salah satu hobinya!

"Keknya lo semangat banget di latihan pertama lo." celetuk seseorang tiba-tiba. Ia adalah Sintia, seseorang yang Rara sapa waktu itu.

"Tentu saja! Basket merupakan salah satu olahraga kegemaranku!" sahutnya menggebu-gebu.

"Ada penyeleksian anggota inti lho bagi kelas 11, soalnya kelas 12 bakal pada bubar bentaran lagi." ujar Sintia.

"Benarkah? Waaahhhh... Aku tidak sabar, sungguh!"

"Hahaha. Lo bisa kek bocah juga ternyata."

"Sifat asliku memang seperti ini."

"Terus yang apatis, cuek, datar dan dingin sifat siapa?"

"Sifat itu hanya untuk orang-orang yang tidak aku kenal dan orang-orang yang termasuk asing bagiku."

"Ayo ke lapangan."

Rara mengangguk kemudian menyusul Sintia yang sudah berjalan lebih dulu. "Biasanya jika latihan tiap minggu akan di lapangan indoor atau outdoor?"

"Outdoor sih biasanya, biar panas katanya. Nah kalo lagi sparing baru deh kita pake lapangan indoor."

"Dicampur laki-laki dan perempuan?"

Sintia mengangguk. "Iya campur." ia menjeda seperti tengah berpikir. "By the way... Lo tau si Daniel 'kan?"

Kening Rara berkerut dalam, untuk apa dia menanyakan Daniel? Pikirnya. "Ketua LION?"

"Yups. Dia juga anggota inti basket putra, ketua basket lebih tepatnya." Sintia menjelaskan dengan nada yang menggebu-gebu. "Dia keren banget gila!!! Sering cetak three points juga!?!"

"Omong-omong aku sudah mengetahui jikalau kak Daniel menjabat sebagai ketua basket." Rara berujar datar.

"Lo udah tau?!" Sintia bertanya kaget.

"Aku mengisi formulir ekstrakurikuler basket, kak Sintia cantik." sahut Rara geram.

"Iya juga ya?" gumam Sintia pelan. "Kok gue bisa bego banget sih?"

"Kau baru menyadarinya?" tanya Rara penuh sarkastik.

"Ya Allah Raraaa... Lo jahat banget sih sama gue~"

"Aku tidak mengenalnya, sungguh!" ujar Rara disepanjang jalan ketika ada seseorang yang menatapnya.

"Raaa... Tungguin guee..."

Rara berbalik dengan wajah datar. "Cepatlah kak Tia!"

Sintia mengaitkan tangannya di lengan Rara ketika mereka sudah bersisisan, wajar saja karena tinggi badan mereka terbilang cukup jauh. Rara 178 cm dan Sintia 155 cm.

"Hello guys." Sintia menyapa dengan riang.

"Assalamu'alaikum." Rara menyapa dengan kalem.

Mereka serentak menoleh ke arah dua gadis cantik yang baru saja tiba. "Wa'alaikumsalam." para muslim menjawab bersamaan.

"Lo anggota baru?" tanya salah satu dari mereka.

Rara mengangguk sambil tersenyum tipis. "Mohon kerjasamanya guys."

El Problema de ShakiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang