07. Sweet Seventeen Party (part 1)
***
Hari ini adalah hari Jumat, artinya Rara harus memakai pakaian tertutup untuk kita sekolah. Kali ini dia tidak memakai gamis seperti minggu-minggu sebelumnya, melainkan menggunakan rok overall berwarna orange yang dipadukan dengan kaos panjang berwarna putih polos, Pasmina Diamond berwarna hitam, sepatu Converse berwarna putih, kacamata hitam, jam tangan Dior berwarna gold, cincin berlian di jari manis tangan kirinya dan totebag berwarna hitam.
Penampilan seorang Athallarick memang selalu menarik perhatian semua orang. Bukan hanya penampilannya saja yang tampak elegant, tetapi ditambah parasnya yang tampan dan cantik di atas rata-rata dan itu menjadi nilai plus bagi keluarga besar Athallarick.
"Kapan kita akan membagikan undangan sweet seventeen-mu itu, Ra?" tanya Austin melirik kotak berukuran lumayan besar yang berada di bagasi mobil sportnya.
"Sekarang saja, bagaimana?" usul Rara.
"Mau dibagikan satu orang satu undangan atau bagaimana?"
"Tenang saja, aku tidak mengundang banyak orang. Hanya teman satu kelas, klub basket, anak-anak ekskul karate dan juga anak ekskul musik." Rara mengedikkan bahu acuh. "Dan untuk teman-temanku yang berada di luar SMA Pelita aku akan membagikan undangan nanti sepulang sekolah, maybe?"
"Tapi opa dan oma telah menyiapkan undangan untuk satu sekolah, you know?"
Mata Rara membulat sempurna. "Seriously?"
Austin mencibir, kemudian menyentil dahi Rara dengan pelan. "Kemana saja kau ini?"
Rara mengerucutkan bibirnya sebal. "Aku menyiapkan topeng dan dress untuk ulang tahunku, kau tahu?" Rara menggerutu sebal. "Lagipula aku ini bukan perempuan pada umumnya yang memiliki banyak koleksi gaun dan dress dilemarinya."
Rara melirik kotak undangan kemudian menghela nafas. "Pantas saja kotak undangannya sangat besar." gumamnya pelan.
"Kita bagikan sekarang?" Rara hanya mengangguk.
Austin turun dari mobil lebih dulu, kemudian berlari kecil memutari mobil untuk membuka pintu di samping kemudi.
Rara keluar dengan kotak yang lumayan besar di tangannya, dengan sigap Austin mengambil alih kotak yang berada di tangan Rara.
Rara tersenyum tipis. "Thank you."
Austin tersenyum kecil kemudian mengangguk. "No problem."
"Kita mulai dari koridor bawah dulu?" tanya Austin.
"Kurasa memang sebaiknya seperti itu." Rara manggut-manggut.
"Ah iya, aku tidak mengetahui dimana lokasi my sweet seventeen party lho." ujar Rara.
"Really? Hahaha."
Rara cemberut. "Itu karena kalian bahkan tidak menunjukkan undangannya padaku."
"Itu disengaja sebenarnya."
"Hah?" Rara cengo. "Sengaja? Maksudnya?"
"Iya sengaja, sengaja tidak memberitahukan lokasinya padamu."
"Big brother, you know? You're bad big bro!"
"Up to you. Yang terpenting aku tampan."
Rara mendelik. "Apa hubungannya?"
"Tentu saja ada." sahutnya pongah. "Ah iya, aku ingin bertanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
El Problema de Shakira
Aksi(Harap follow akun author sebelum membaca) [CERITA INI MENGANDUNG UNSUR KEKERASAN DAN BERBAHASA KASAR, HARAP BIJAK DALAM MEMILIH CERITA] *** Shakira Roxanne Athallarick, kerap disapa Rara oleh orang-orang terdekatnya adalah cucu bungsu dari keluarg...