***
Temuin gue di taman belakang sekolah selesai sekolah.Send.
Aku menyimpan kembali ponselku lalu melanjutkan makan ku yang sempat tertunda.
"Wajah lo kusut amat sih dari kemaren."Itu sebuah pernyataan kan?
"Mtk nyusahin Key."sahutku datar
Kayla mendengus. Sedangkan Finn hanya pura-pura tak peduli dengan obrolan kami.
Lalu mataku menangkap pemandangan menyakitkan itu lagi dari meja yang tak jauh dari mejaku.
Biasanya tawa itu hanya ia tujukan untuk ku karena ejekan nya mampu membuatku kesal. Tapi detik itu juga rasa kesalku menguap melihatnya tertawa selepas itu.
Tapi kini, Yang bersarang di hatiku hanya sakit hati yang mendalam. Perih rasanya melihat semua yang ia hanya tujukan untuk ku di tujukan untuk gadis lain di depan mataku.
"Udah cukup banget hati lo ngeliat pemandangan itu Alex."Ucapan Finn membuatku tersadar lalu aku mengalihkan tatapanku ke Finn.
"Pemandangan apa sih?"Tanyaku sambil pura-pura ketawa. Aku membenci menjadi palsu. Tapi hanya ini yang membantuku.
Finn berdecih pelan lalu melanjutkan makan nya sedangkan Kayla hanya menggeleng-geleng tak percaya lalu ikut melanjutkan makan nya.
Teruslah memojokan ku untuk hal ini.
***
Kringgg!
Bel pulang berbunyi tapi aku masih duduk di bangku kelasku menunggu Rangga juga Nicole keluar duluan.
"Gue duluan Lex."ucap Kayla yang hanya ku jawab anggukan.
Mataku menangkap Rangga juga Nicole sudah keluar kelas. Aku pun bangkit lalu berjalan dengan tenang menuju taman belakang sekolah.
Aku tau Nicole akan menemuiku walau ia tak membalas text yang ku kirim saat istirahat untuknya. Oh, please, Jangan bertanya mengapa aku memiliki nomor ponsel gadis itu.
"Sorry gue telat."
Suara itu membuatku menoleh setelah aku menunggu hampir sepuluh menit.
Aku hanya memutar bola mata.
"Lo mau ngomong apa? Gue masih ada urusan lebih penting dari ini."
Aku mendengus kasar lalu menatap nicole tepat di mata coklat gadis itu.
"Gue cuman ngejelasin kesalah pahaman lo saat itu."
***
"Gue suka sama lo."
Aku terdiam.
"Alex. Gue suka sama lo. Entah dari kapan, Tapi gue yakin sama perasaan gue. Lo mau jadi pacar gue?"
Aku bingung bagaimana caranya aku menolak lelaki di depanku ini, Aku hanya menyayanginya seperti aku menyayangi Julian.
"Gue.."
Tiba-tiba mataku menangkap sahabatku, Nicole, berdiri tak jauh dari kami dengan air mata yang siap meluncur kapan saja. Secara otomatis aku langsung mengejar sahabatku.
"Gue percaya sama orang yang salah selama ini."bisik Nicole ketika ia berjalan dengan sok tenang lalu pergi meninggalkan ku yang membeku selama beberapa saat.
"Nicole! Tunggu! Lo salah paham!"teriak ku sambil mengejar Nicole yang tak ingin lagi mendengar ucapanku.
"Lo belom jawab gue, Lex."Ucap Revan sambil menahan tanganku.
"Lo gak seharusnya ngungkapin perasaan lo ke gue. Ini salah. Nicole sayang sama lo. Dan persahabatan gue di ambang kehancuran."ucapku lalu menyentak kasar tanganku yang di pegang oleh Revan sampai pegangannya terlepas.
Lalu tanpa menatap Revan lagi aku pergi mengejar sahabatku. Aku tau perkataanku dapat menjadi karma untuk ku di masa depan.
***
Nicole terdiam sebentar mendengar penjelasanku sebelum akhirnya tertawa sumbang.
"You know what? Gue gapeduli. Mau itu salah paham atau apa. Tapi lo jelas tau gue sayang sama Revan saat itu. Dan di belakang gue lo dengan pede nya bicara empat mata sama Revan."
Aku menatap Nicole sedih,"Lo-"
Nicole mengangkat tangan kanan nya lalu melanjutkan."Gue belom selesai. Dan gue gak mau denger omong kosong dari mulut lo."
Aku kembali terdiam.
Lalu Nicole menyeringai,"Sejak saat pengkhianatan lo itu gue merubah diri gue secara total. Dari sikap sampai penampilan."
"Jangan tanya tujuan gue. Karena udah jelas tujuan gue Revan, Tapi sejak gue tau tatapan lo ke Rangga berubah, Rangga menjadi tujuan kedua gue."
"Jangan kira gue gak memperhatikan lo selama ini. Gue diam untuk membuat rencana matang buat balas dendam."
"Dan lo tau, Gue berhasil. Gue dapet keduanya. Gue dapet Revan, cinta lama gue."
"Dan gue dapet Rangga, Cinta lo sejak 2 tahun lalu."
Penjelasan nya yang mendetail itu membuat tubuhku menegang. Aku membeku. Tanganku yang terkepal tanpa sadar mulai bergetar. Mataku memanas.
Aku tak menyangka Nicole sahabat ku yang polos itu bisa berbuat sekejam ini. Padahal aku di sini masih mengharapkan persahabatan kami kembali seperti semula.
"Udah clear? Gue pergi."Ucap Nicole lalu meninggalkanku di sini. Meninggalkan trauma persahabatan di hatiku.
Aku jatuh terduduk di rerumputan sambil menggenggam erat tanganku sendiri.
Aku butuh pegangan.
Dan di detik berikutnya aku sudah berada di pelukan malaikat tanpa sayap-ku. Finn. Aku kenal pelukan hangat khas dirinya.
"Lo tau, bahkan gak pernah terpikir di otak gue rencana jahat ketika dia ngejahatin gue kayak gini."ucapku lirih
Finn mengusap punggungku dengan lembut,"Shhhh..Jangan tahan air mata lo."
Tepat saat itu air mataku jatuh dengan deras bertepatan hujan ikut mengguyur bumi.
***
Aku pulang dengan kacau. Seragam ku basah, mataku bengkak, otak ku kosong. Ini terlalu menyakitkan. Bukan melebih-lebihkan, Tapi bayangkan jika kau yang berada di posisi ku. Seperti apa perasaanmu setelah mendengar penjelasan dari mantan sahabatmu?
"Mungkin emang ini yang terbaik. Lo harus berhenti berharap Nicole bakal balik menjadi Nicole sahabat lo yang lama. Gue emang gak tau masalah kalian, Tapi yang pasti Nicole bersikap tak mengenakan ke elo."
Aku terdiam. Tak membalas ucapan Finn. Aku hanya melihat rintik hujan yang turun lewat jendela mobil Finn.
"Nicole jadian sama Rangga cuman buat balas dendam ke gue, Finn."Ucapku lirih.
"Gue selalu ada di pihak lo, Alex."
***
Haii! Maaf kalo ini abal dan pendek banget. Juga gue apdet kelamaan, Maafkan author, author juga manusia. Vomments nya wajib di tinggal!<33
Lots of love,
Ms.bieber.xx