***
Sejak malam dimana aku kembali masuk dalam lingkaran bernama friendzone itu. Entah mengapa seperti ada yang membatasi antara diriku dengan Rangga. Seperti ada dinding tipis yang kokoh di antara pertemanan kami berdua.
Aku berlari ke pinggir lapangan berniat untuk mengencangkan tali sepatuku. Tapi entah untuk keberapa kalinya, Mataku kembali menangkap pemandangan tak mengenakan hati dan pikiran.
Rangga dan Nina sedang tertawa bersama sambil sesekali Nina memukul manja bahu Rangga. Ini bahkan belum setengah hariku berjalan dan mataku sudah di suguhi pemandangan macam ini?
Tak lama kemudian aku tersadar jika tubuh tinggi tegap seseorang sudah menghalangi penglihatan tak mengenakan jiwa dan ragaku.
"Kalo sakit, Ngapain di liat?"
Aku mendongak dan menatap lelaki yang-entah-untuk keberapa kalinya lagi lagi mengalihkan perhatianku dari moodbreaker-ku. Finn.
"Emang gue ngeliat apa?"tanyaku ketus.
Finn menatapku lembut sambil memberikan-ku sebotol air mineral yang langsung ku terima dengan senang hati.
"Gausah sok kuat kalo emang gakuat."sahut Finn mengejek.
Aku memutar bola mataku malas.
"Emang gue bisa apa? Ngikutin saran lo untuk menyatakan perasaan gue ke Rangga?"tanyaku dengan datar. Tak bisakah takdir membiarkanku menyusun hatiku kembali terlebih dahulu? "Heck no, Finn."lanjutku sambil tertawa palsu.
Hening.
"Seberapa besar sih cinta lo ke Rangga?"tanya Finn
Aku membuang muka dan menatap lapangan yang penuh dengan murid murid yang bermain basket.
"Seberapa besar?"ulangku dengan nada mengejek,Mengejek diriku sendiri lebih tepatnya. "Kalo rasa cinta bisa di ukur. Gue lebih baik gak ngukur seberapa besar cinta gue ke Rangga."
"Itu yang di tribun tolong jangan pacaran melulu ya!"Teriak Rangga sambil menunjuk kearahku dan Finn.
Ternyata pasangan itu sudah berpindah tempat. Aku menguatkan diriku lalu bangkit dan meninggalkan Finn tanpa sepatah kata pun.
***
Aku membereskan seluruh barangku yang berada di meja dan memasukan nya ke dalam tasku setelah bel berbunyi beberapa detik lalu.
"Lo pulang bareng siapa?"Tanya Kayla di sebelahku
Aku mengangkat bahuku,"Gatau. Rangga bareng Nina udah pasti. Finn sibuk di perpus."
"Bareng gue mau?"tawar Kayla
Aku berpikir sebentar. Lalu menggeleng. Detik berikutnya aku tersenyum menggoda Kayla,"Kayaknya gue di jemput kak Juls. Dia minta gue temenin ke suatu tempat katanya."
Pipi Kayla merona,"astagah! Pangeran berkuda putih gue dateng!"ucap Kayla girang
Aku terkekeh kecil,"Yaudah, Ke parkiran bareng yuk."
Kayla mengangguk semangat dan langsung menarik tanganku lalu berjalan bersama ke parkiran.
"Lunch bareng bentar yuk, Nin."
Aku otomatis menoleh dan sepasang kekasih itu kembali memporak-porandakan hatiku.
"Traktir ya?"
"Pastilah, babe."
Diam-diam aku menghela nafas panjang dan pura pura menulikan telinga. Sampai kami sudah berada di hadapan kakak laki laki ku yang tersenyum manis itu. Membuat Kayla menjerit fangirl di sebelahku. Pelan kok.
"Aduh gila gila! Abang lo senyum ke gue!"bisik Kayla
Aku tersenyum tipis,membuat Kakak ku mengerutkan kening bingung.
"Hai Kak Juls!"sapa Kayla dengan senyum manisnya
"Yepp, Hai, Key."Sapa Julian balik
"Gue sama Julian duluan ya Key!"ucapku yang di sambut anggukan Kayla
Lalu kami berpisah dan aku masuk ke dalam mobil Julian.
"Lo mau jalan ma Kayla ya?"tanya Julian hati-hati
Aku mengerutkan kening bingung,"Gak kok. Emang kenapa?"
"Oh, gue kira kalian mau jalan. Gue merasa weird kalo ganggu acara cewek."jelas Julian
"Btw, Tumben lo gak pulang bareng Rangga hari ini?"
Aku terdiam beberapa detik lalu mengalihkan tatapanku keluar jendela mobil,"Rangga pulang bareng pacarnya."jelasku sebiasa mungkin.
"Rangga udah punya pacar?"tanya Julian bingung
Aku mengangguk. "Gue kira kalian berdua bakal ngupgrade pertemanan menjadi sepasang kekasih."komentar Julian
Kalo boleh, Maunya gue juga begitu,Dalam hati aku mengucap.
Julian tertawa mengejek lalu kembali berkata,"Rangga aja udah punya pacar. Lo kapan, Jones?"ejek Julian
Aku mendengus kesal."Kalo gue jones, lo apa hah?"sahutku jutek
Julian kembali tertawa dan mengacak rambutku,"Kualat lo jutek jutek sama gue."
Selanjutnya kami hanya saling mengejek dan bernyanyi mengikuti alunan musik di radio.
***
Ternyata Julian mengajak ku ke toko kado. Julian bilang, Dia mau ngebeliin kado buat temen ceweknya makanya dia mengajak ku.
"Lo kan cewek, Seharusnya lo bisa bantu gue."ucapnya sambil memilih "Kalo lo cewek sih."lanjut Julian yang membuatku memukul bahunya.
"Lo beliin apa yang dia butuhkan. Jangan yang dia inginkan. Menurut gue sih."ucapku
"Masalahnya, Gue gak tau dia butuh apa."Sahut Julian yang membuatku memukul keningku
"Temen macam apa sih lo?"Ucapku kesal
Setelah sejam memutari mall, Julian akhirnya mendapatkan apa yang dia ingin hadiahkan untuk teman nya.
"Makan dulu yuk,Juls. Gue capek plus laper nih gara-gara lo."
Julian mencibir,"Lo gak bantuin apa pun aja capek."
Aku melotot,Tapi sebelum sempat protes. Julian menarik ku masuk ke salah satu restoran cepat saji.
"Gue rasa temen lo ngedate deh."Ucap Julian sambil memandang ke belakang punggungku.
Kami sudah duduk dengan makanan pesanan masing-masing.
Aku mengerutkan kening,Lalu Julian bertanya memastikan,"Itu Rangga kan?"
Aku ikut menatap ke arah sepasang kekasih yang sedaritadi di tatap Julian.
Sepasang kekasih itu kembali pamer kemesraan di depan mataku. Entah mengapa aku merada takdir secara sengaja membuatku hancur.
"Itu bukan nya Nicole temen jaman SMP lo ya?"Tanya Julian sambil menyipitkan mata ke arah pacar Rangga,Nicole.
Aku terdiam. Kakak ku ingat Nicole.
Kedua mata Nicole menangkap keberadaan kami-Aku dan Julian-. Senyuman sinis terpasang di bibirnya tanpa sepengetahuan Rangga. Aku tau senyuman sinis itu di tujukan untuk ku.
Aku kembali menatap makananku dan melanjutkan makananku.
Nicole tau akan perasaanku.
***
Hai! Ms.Hemmings balik! Untuk yang setia jadi Silent Readers. Plis, Kali ini lo gausah setia jadi Silent Readers,ok? Vomments nya di tinggal!<3
Btw,Abang Julian aka Logan Lerman hadir di Mulmed. Ganteng parahhh..
Lots of love,
Ms.Hemmings slash Justin's ex.<3