Part 3

27K 1.4K 11
                                    

***

"Nina!"

"Eh Rangga, kenapa ga?"

"Fisika lo sama siapa?"

"Gatau nih, Gue juga bingung. Tania gak masuk lagi hari ini."

"Sama gue aja gimana?"

Cih, Modus aja itu cowok.

"Loh, Bukan nya lo sama Alex?

Harusnya sih Rangga memang denganku jika saja kau tak mengacau.

"Gak. Alex bilang dia sama Finn."

Sejak kapan aku berkata jika aku dengan Finn di Tugas Fisika kali ini?

"Oh, Yaudah gue sama lo."

Senyum itu mengembang sempurna ketika secara perlahan pendekatan nya di terima oleh sang gadis pujaan. Siapa lagi jika bukan Rangga dan Nicole slash Nina?

"Pstt! Lo kenapa? Muka asem gitu."

Aku memukul bahu Finn yang sudah-entah-dari-kapan-duduk di kursi kosong di sebelahku.

"Ketek lo noh asem."Ucapku ketus yang membuat Finn tertawa geli

"Cemburu ya si ayang udah berpaling?"goda Finn

Aku menoyor kepalanya dan berdecak sebal."Gausah yang aneh aneh deh."

"Menyakitkan ya melihat yang di cintai mencintai orang lain?"

Menurutku itu ambigu. Maksudnya apa coba?

"Sampai ketemu isirahat."Ucap Finn sambil mengacak rambutku lalu kembali ke bangkunya yang berada di depanku bertepatan Rangga yang melewatiku dengan wajah berseri seri.

Aku tersenyum masam. Tak bisakah ku putar kembali waktu pada saat dimana kami tersenyum selebar itu untuk alasan dan tujuan yang sama?

***

Kringgg!!

Aku segera mengemasi seluruh buku yang ada di mejaku lalu membawa bekalku dan berjalan bersama Rangga yang masih-merasa-terbang-karena Nicole menerima ajakan nya untuk kerja kelompok bersama juga menceritakan tentang modus yang akan dia lakukan nanti.

"Gue mau pura-pura bego Fisika ah supaya bisa modus minta dia ngajarin. Sekaligus lama-lamain waktu kerja kelompok bareng Nina."Ucapnya ala-ala gadis fangirling.

Aku mati matian bertahan agar tak berteriak kasar padanya. Mengapa ia sangat tak peka terhadap wajah seram gadis yang ada di sampingnya yang sudah-sangat-muak mendengar mulutnya terus mengocehkan gadis lain. Semua itu berhenti ketika kami sudah berada di kursi kantin.

"Gue ngerti lo lagi jatuh cinta, Ga. Tapi, plis, Telinga gue bisa abis denger lo ngoceh mulu."

"Emang ya, Orang jatuh cinta itu bisa buat kita gila sama lupa diri."Ucap Rangga menampilkan senyuman manisnya

Memang cinta bisa membuat kita kehilangan akal. Tapi lebih kehilangan akal lagi ketika yang kita cintai tak mencintai kita balik.

"Hai, Gue gabung bolehkan?"

Aku tersenyum mengejek pada Finn,"Tumben ada di kantin? Biasanya macarin buku di Perpus."

Finn menatapku sinis,"Gausah bawel deh. Kalo lagi galau diem aja udeh."

Tatapan tajamku hanya di balas tawa mengejek dari Finn.

"Gue doain jadian lo bedua adu mulut mulu."cibir Rangga seperti biasa

Hatiku kembali teriris,Ketika aku di sini mengharapkanmu, Kamu dengan santainya berkata seharusnya aku dengan yang lain.

Tak lama kemudian acara makanku kembali terganggu ketika gadis pujaan Rangga lewat depan kami sambil menolehkan kepala ke kanan dan kiri dengan bingung.

"Nina!"Panggil Rangga.Nina menoleh,"Lo gadapet tempat? Gabung aja! Di sini masih kosong satu."

Nina mendekat ke meja kami dengan wajah ragu ragu. Bolehkah aku muntah?

"Serius gapapa? Kalian gak bareng Kayla emang?"

Cih, udah bagus di tawarin dengan lapang dada. Tinggal terima kok sok jaim.

"Gak kok. duduk aja."Ucap Rangga

Aku bersyukur Finn yang berhadapan denganku bukan Nina. Jika aku dan Nina duduk berhadapan sudag ku pastikan itu akan sangat awkward.

Heck, Yeah, Acara makanku kali ini pasti tak berakhir baik. Hatiku menolak semua pandangan cinta Rangga yang di tujukan untuk Nina.

"Gue duluan yak."Ucapku sambil bangkit

"Kenapa? Kok tumben?"Tanya Rangga

"Gue ganggu kalian ya? apa gue aja yang pergi?"tanya Nina dengan pandangan bersalah

Aku menggeleng lalu tersenyum semeyakinkan mungkin,"Gapapa kok. Gue mau ngerjain pr."dustaku

Lalu perlahan aku menjauh, dan berjalan menunduk menuju halaman belakang sekolah yang biasanya sepi.

"Ngerjain pr, huh?"Sebuah suara menghentikan lamunanku.

Aku mendongak dan mendapati Finn berdiri di sampingku dengan tangan yang menjulurkan sebuah sapu tangan. Aku mengalihkan wajahku ke arah lain.

"Gue salah apa sih Finn?"

"Gak ada pertanyaan bodoh lain selain ini?"

"Gue juga pengen dia ngebales perasaan gue. Gue pengen fokusnya hanya untuk gue."

Finn menghela nafas panjang lalu memeluk tubuhku erat tanpa mengatakan apa pun.

"Gue pengen dia peka."

Tes!

"Gue pengen dia sadar kalo selama ini gue natap dia beda."

Air mata itu kembali jatuh lalu Finn melepaskan pelukan nya dan memberikanku sapu tangan nya.

"Jika di awal pertandingan lo udah nyerah, Gimana lo mau menang?"

Aku mengusap air mataku menggunakan sapu tangan Finn.

"Kadang, salah gak selalu ada di dia."

Setelah itu, Finn menghapus air mataku untuk terakhir kalinya dan merangkul bahuku untuk kembali ke kelas karena bel kembali berbunyi, Menandakan istirahat telah usai.

Lagi, Kalimat ambigu itu keluar dari mulut Finn.

***

Haii!! Ms.Hemmings back! hehe gue tau ini gembel dan pendek abis. Tapi Otak gue gak kerja secara cuma cuma. Vomments kalian sangat di harapkan!:))

Lots of love,

Ms.Hemmings slash Justin's ex.13 #J

HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang