Part 6

19K 1.2K 6
                                    

***

"Alex!"

Aku mengelus dadaku dan memandang kesal pada manusia-paling-menyebalkan-yang-sayangnya menetap-di-hatiku-itu. Rangga. entah hadir darimana lelaki itu sampai bisa-bisanya membuatku terlonjak kaget.

"Tumben lo kaget?"Tanya Rangga heran lalu duduk di sebelahku

Oh, Kami sedang berada di halaman belakang rumahku jika ingin tahu.

"Gue melamun kali."Jawabku cuek

Rangga menoyor kepalaku dari samping,Kurang ajar,"apa kabar,nes?"

"Nes?

"Jones!"

"Sialan!"

Lalu sempat hening Awkward yang membuatku tak tahan."Lo ngapain kesini? Tumben ."

Rangga terkekeh,"Bukan salah gue kalo gue sibuk ngapel."ucapan Rangga membuatku memutar bola mata sebal

"Kalo cuman mau ngejek pergi aja lo."Ucapku jutek

Rangga tertawa lalu mengacak rambutku gemas,"Jangan jutek-jutek, beb."

Deg!

Hanya dengan perlakuan kecilnya itu tubuhku dapat membeku di ikuti jantung berdegup kencang juga pipi yang kurasakan mulai memanas. Semoga Rangga gak sadar.

"Gue mau ngajak lo jalan. Udah lama kita gak jalan bareng."lanjut Rangga

Spele. Tapi mampu menaikan harapanku akan menjadi kekasihnya.

"Gue ganti baju dulu."Ucapku

***

"Lex, Nina kayaknya bagus ya make ini."

"Aduh, Nina manis banget pasti make beginian."

"Lo harus tau kalo Nina itu feminim dan lovable banget."

"Gila! Gue beruntung bisa jadian sama Nina."

"Gue cinta banget sama, Nina."


Hatiku perih mendengar segala ocehan nya tentang Nicole. Mataku memanas.

Hampir di setiap pijakan kakiku, Telingaku harus mendengar segala kalimat betapa-Rangga-mencintai-sang-kekasih. Aku menunduk sambil menggenggam kedua tanganku erat.

Rasa sakit itu memang tak terasa sakit ketika kejadian. Tapi diam-diam membekas dan memati rasakan hatiku yang perlahan lelah.

"Bulan depan Nina ulang tahun, Lex."

Otak ku dengan cepat bekerja dan menangkap maksudnya mengajak ku pergi.

"Lo ngajak gue buat bantu lo ngebeliin Nicole kado?"tanyaku lirih

Rangga mengerutkan keningnya, Membuatku langsung memasang topeng setebal mungkin.

"hehehe..Otak lo terlalu cepat bekerja, Lex."Ucap Rangga sambil cengengesan "Lo gamarah kan?"

Aku pura-pura menatap Rangga bingung,"Marah? Buat apa? Woles kali, Lo sahabat gue. Gausah sok sungkan minta bantuan."Ucapku terkekeh,Sok tertawa ketika hatimu pecah berkeping-keping.

Rangga tersenyum malu. "Makasih! Lo emang paling pengertian! Gue sayang banget sama lo!"

Ironisnya rasa sayangku terhadapmu berbeda dengan rasa sayangmu terhadapku. Apa itu yang membuatmu tak dapat menatapku sebagai seorang gadis?

***

Sepulangnya acara jalan-jalanku dan Rangga. Aku langsung menelpon malaikat tak bersayapku.

"Bawel! Gatau apa gue lagi tidur siang!"

"Gue ganggu? Maaf.."Lirihku

Terdengar suara berisik sebentar sebelum akhirnya orang di seberang telepon kembali menyaut,

"Lo Kenapa? Kok suara lo serak?"


Setelah berusaha mati-matian, Akhirnya air mataku kembali jatuh.

"Gue jatuh untuk orang yang salah, Finn."


Terdengar suara geraman kesal,"Rangga betingkah macam apa sekarang?"

Bahkan tanpa mulutku menjelaskan, Finn sudah dapat mengetahui siapa di balik tangisku kali ini.

"Gue yang terlalu kolot untuk setia pada orang yang bahkan sama sekali tak menatapku atau dia yang terlalu buta akan perasaku?"lirihku seiring tangisku yang kian menjadi

"Lo tau, Lo lebih bego dari orang yang lo tangisi saat ini."

Lalu telfon mati sepihak.

"Siapa yang buat lo nangis?"Tanya seseorang dengan dingin

Aku terkesiap dan mebatap Julian yang entah sejak kapan sudah berdiri di hadapanku. Aku rapuh. Aku butuh sandaran. Aku butuh seseorang untuk menopangku sampai hatiku kembali pulih, walau sedikit.

Tanpa pikir panjang, Aku bangkit lalu memeluk Julian erat dan menangis hebat di bahunya.

"Ini alasan mengapa lo menjauhi Rangga bukan?"

Tak bisakah hariku lebih buruk lagi?

***

Hai!! Gue tau ini abal dan singkat pake banget. Tapi gue mohon hargain author, Vomments sangat di harapkan!<3 btw, ini Ms.Hemmings

Lots of love,

Ms.Hemmings slash Justin's ex.13 #J <33

HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang