Part 9

18.8K 1K 6
                                    

***

Nina sini temenin aku

Nina besok jalan sama aku ke taman

Nina kantin yuk

Give me hug nina

Nina i love you

Semua kata-kata rangga yang dulu untukku kini berubah menjadi untuk nina. Setiap hari aku selalu mendengar ucapan manis diantara mereka berdua.

Tapi hari ini hatiku agak tenang karena kemarin malam sehabis pesta aku berada didekat finn, malaikat penenang ku.

"Lex." aku melihat ke arah panggilan suara, ternyata itu adalah rangga. Tumben sekali dia..

"Eh ga.. Ada apa?" tanyaku datar padanya, sungguh aku tak semangat untuk bicara padanya.

"Long time no see lex" ucapnya lalu mendekat kearahku.

Cih, kan dia selama ini yang mengacuhkan ku dan lebih memilih memerhatikan nicole sang pacar daripada aku.

"Hmm" gumamku sambil menatapnya datar.

"Udah lo gausah banyak basa-basi, to the point aja. Gue tau lo ada mau nya kan" tanya ku ketus padanya. Rangga hanya mendengus.

"Gue gak begitu kali lex-"

"Yes you are" aku memotong kalimatnya lalu membuang pandanganku.

"Ya gue emang ada maunya". Aku menatap rangga dengan tatapan gue-gasalah-dengar-kan?

Dan dia mengangguk mantap. Cih, ketika butuh baru kau datang padaku. Kau datang dan pergi seenak mu, aku tak menyangka rangga bisa jadi sebuta ini.

"Apa mau lo?" tanyaku ketus pada rangga.

"Gue jemput lo nanti jam 4". Lalu rangga pergi menjauh dan semakin menjauh dari posisinya tadi.

Tumben sekali dia mengajakku bukan mengajak nicole, apa kutanyakan saja ya? Ah, lebih baik tidak, karena kalau aku tanya ada kemungkinan dia tidak jadi mengajakku.

Aku pun mulai berjalan menyusuri lorong-lorong sekolah, jika kau tanya mau kemana? Tentu saja aku akan ke kelas.

"Alex, lo udah belajar kimia belom?" tanya kayla yang duduk disebelah ku.

Aku memukul jidatku sendiri, aku lupa kalau hari ini ada ulangan kimia!

Ah, lo sih lex sibuk mikirin rangga melulu!

"Mampus gue belom! Gimana dong?!" tanyaku panik pada kayla.

"Kasih gue contekan ya nanti" pinta ku pada kayla, kayla kan anak rajin pasti dia sudah belajar.

"Gimana gue mau ngasih lo contekan, nyentuh bukunya aja belom, lex". Ucap kayla pasrah dengan muka tablo nya.

Tuhan, plis jangan kasih cobaan yang berat lagi. Cobaan rangga aja belum bisa ku tangani, janganlah tambah lagi dengan cobaan ulangan kimia ini.

***

Aku berdiri didepan cermin sambil memandangi pantulan diriku dicermin.

Blue polo shirt, skinny jeans, sneakers putih kesayangan. Complete, aku mulai menguncir rambut brunette ku gaya horse tail. Dan parfum? Tidak, aku tidak terlalu suka memakai parfum.

Tin tin

"Alex! Ada rangga, sayang" teriak ibu dari bawah, seulas senyum mengembang dibibirku, hatiku sedikit terobati atas kejadian ini.

"Ya ma, aku turun!". Aku pun menuruni tangga kemudian menghampiri ruang tamu, disana sudah ada ibu dan rangga, kak julian ntah kemana.

"Ayo, i am ready to go" ucapku semangat.

HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang