05 Siapa Lo?

94 31 51
                                    

Catatan:

Cerita ini diikut sertakan dalam event 40dayswith5p

Dengan terget tamat dalam 40 hari

Mohon maaf jika hasilnya kurang memuaskan;-;

Silahkan razia Typo dan lain-lain, karena pasti akan ada banyak typo kedepannya, silahkan berkomentar

••★••

Saat ini, Vika sedang duduk di bangku depan sekolahnya untuk menunggu tukang ojek online yang ia pesan setelah bel pulang sekolah berbunyi. Tidak hanya Vika seorang di sana yang menunggu jemputan atau angkutan umum. Vika tak mau peduli dengan apa mereka pulang ke rumah masing-masing. Mereka sibuk sendiri-sendiri. Jika diperhatikan, interaksi sosial di sekolah ini lebih rendah daripada di sekolah lama Vika.

Semua orang sibuk dengan gawai masing-masing. Meskipun ada orang di sebelah mereka, mereka tetap tak perduli. Padahal ini sekolah yang cukup elite sayang siswa-siswi di sini sombong terhadap orang yang tak mereka kenal, padahal mereka satu SMA. Selain menyayangkan hal itu, Vika juga mensyukurinya. Karena itu artinya, hanya sedikit peluang dirinya menjadi korban bullying lagi. Ya, selama dia tak melakukan kesalahan yang bisa mempermalukan dirinya sendiri.

"Mbak Vika?"

Lamunan Vika seketika buyar, ketika mendengar tukang ojek itu memanggil namanya. Vika hanya menggangguk , kemudian menerima helm yang diberikan abang ojek itu. Ketika motor abang ojek itu akan berjalan, Faiq keluar dari gerbang sekolah. Sama ketika di toilet mereka terjebak saling pandang. Tapi Vika tak mau terjebak terlalu lama, syukurlah motor abang ojek itu langsung melaju.

Vika sama sekali tak menyangka most wanted di SMA Nusa Bakti memiliki perangai yang buruk. Masih terpatri di otaknya tentang kejadian ketika Vika tak sengaja menabrak dada Faiq, yang jelas-jelas karena Faiq berdiri di tengah-tengah pintu toilet wanita, pria itu bahkan memandangi Vika dengan tatapan tajam. Tahu tidak apa yang Faiq katakan setelah mereka terjebak dalam situasi aneh itu?

"Siapa, Lo?"

Bukannya merasa malu karena berdiri di depan toilet perempuan terlalu lama, justru dia memperdulikan siapa Vika. Aneh dan tidak sopan. Memangnya siapa Faiq? Guru saja bukan, untuk apa Vika melapor siapa dia, kepada Faiq.

Harus berapa kali Vika terjebak pandang dengan Faiq? Ini ketiga kalinya. Pria itu kini sudah ada di sampingnya, memperhatikan Vika yang baru turun dari motor. Anehnya Vika tetap diam, padahal dia sangat risi dengan situasi ini.

"Lo tinggal di sini?"

Vika menoleh ke belakang, untuk memastikan tak ada satu orang pun yang melihat mereka berdua termasuk Eyang Sinta. Karena jika sampai Eyang Sinta tahu, takutnya, dikira Vika yang membawa cowok ini kemari.

"Maaf banget nih, Kak! Kayaknya kita perlu lurusin kesalah pahaman ini." Tolong katakan apa yang sedang Vika lakukan adalah sesuatu yang benar, dia takut berurusan terlalu lama dengan sosok di depannya yang kerkenal kejam. "Saya minta maaf sebesar-besarnya atas kejadian di toilet. Saya memang kurang memperhatikan jalan saat itu, jadi saya tak sengaja menabrak kakak. Selain itu saya merasa tak punya salah apapun kepada kakak. Boleh saya tahu alasan kakak mengikuti saya sampai kemari?"

Kening Faiq tampak berkerut. Beberapa saat kemudian Vika bisa melihat senyum yang terkesan meremehkan darinya. Ternyata bukan hanya aneh dan tidak sopan, kakak kelasnya juga arogan. Masa bodoh dengan gelar most wantednya di SMA Nusa Bakti, Vika tidak peduli dengan itu. Yang dia perdulikan saat ini adalah alasan Faiq mengikutinnya sampai depan rumah Eyang Sinta. Bisa bahaya kalau ada yang melihat, apa lagi jika siswa SMA Nusa Bakti, bisa dipastikan Vika akan menjadi bahan gunjingan. Tahu sendiri remaja zaman sekarang, hal kecil saja bisa dijadikan bahan gosip berbulan-bulan, apa lagi jika gosip tentang idola mereka.

Memori Pena [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang