09 Pahlawan Kesorean

69 16 32
                                    

Catatan:

Cerita ini diikut sertakan dalam event 40dayswith5p

Dengan target tamat dalam 40 hari.

Mohon maaf jika hasilnya kurang memuaskan;-;

silahkan razia typo dan lain-lain, karena pasti akan ada banyak typo kedepannya, silahkan berkomentar.

••★••

Triiing! Triiing!

Semua murid terburu-buru masuk ke dalam kelas masing-masing, Termasuk Vika yang telah usai sarapan di kantin, semua ini karena Bu Jumi yang bangun kesiangan, tapi tidak apa-apa, karena hal ini dia bisa sarapan bersama Dita dan juga Lita. Vika sangat senang karena ini kali pertamanya sarapan bersama teman.

"Vika, tunggu!" ujar Bu Pertiwi, selaku guru BP di SMA Nusa Bakti. "Iya Bu, ada yang bisa saya bantu?" ujar Vika, selepas mencium punggung tangan gurunya itu. Bu Pertiwi menyodorkan kertas kepada Vika. "Nak, ini formulir ekstrakurikuler di sekolah, setiap murid wajib mengikuti minimal satu ekstrakurikuler. Di halaman selanjutnya ada visi dan misi ekstrakurikulernya. Tolong nanti istirahat pertama kamu serahkan ke Ibu di ruang BP, setelah diisi, Ya?!"

"Baik, Bu terima kasih. Kalau begitu saya masuk kelas dulu, Bu," Ujar Vika, kemudian mengamit tangan Bu Pertiwi untuk di salami.

"Apaan tuh, Vik?" tanya Dita setelah Vika duduk di bangkunya.

"Oh, ini formulir pendaftaran ekskul." Ujar Vika seraya memperlihatkan isi kertasnya.

"Eh, lo mau masuk ekskul apa? Masuk ekskul pastry aja, nanti bareng kita mau, Ya?" rayu Dita.

"Iya Vik, masuk pastry aja! Eyang lo kan punya resto tuh!" ucap Lita yang tiba-tiba nyambung.

"Apa hubungannya coba? Resto sama pastry?"

"Jelas ada hubungannya lah, kalo restokan jual makanan tuh, chef di resto Eyang Vika kan banyak, tinggal pastry chef aja yg dikit. Gitu maksud gue, kan Vika jadi bisa bantu-bantu di resto!"

"Ide cermelang, Dit! Oke deh aku masuk kelas Pastry aja. Tapi, selain ekskul pastry kalian masuk ekskul apa lagi?"

"Kalo gue masuk taekwondo." ujar Lita. Tiba-terdengar suara dari ketua kelas menyuruh untuk diam, karena sebentar lagi guru matematika akan masuk. Dan pelajaranpun dimulai dengan tenang, ini merupakan keunggulan di kelas baru yang Vika tempati saat ini. Dulu di sekolah lamanya pasti ada saja yang membuat keributan di tengah jam pelajaran.

"Waktu sudah habis dan kelas sudah selesai. Jangan lupa kerjakan soal yang saya berikan, minggu depan akan kita koreksi bersama. Ada pertanyaan?" ujar Bu Sri. Dita mengangkat tangannya dengan cepat. "Iya, Bu. Saya mengajukan pertanyaan." Serunya.

"Ya, apa yang ingin ditanyakan?"

"Kami mengerjakannya di buku atau di kertas folio, Bu?"

"Kerjakan di kertas folio."

"Terima kasih, Bu."

"Sama-sama. Ada pertanyaan lagi?"

Semua siswa kompak menjawab tidak. "Oke, kelas. Selamat tinggal dan sampai jumpa minggu depan. Wassalamualaikum wr.wb." Ujar Bu Sri, sambil berjalan menuju pintu. Seluruh siswa kompak menjawab salam dari beliau.

"Vika, udah diisi? Sini mana liat!" ujar Dita, sangat excited. "Ini, gimana menurut kalian?"

"Eh ikut mading juga? Wah jago bikin puisi sama ngegambar nih kayaknya?"

"Engga Dit, Cuma sekadar bisa aja, nggak jago-jago amat."

"Buru ke kantin yuk, gue laper tau!" ujar Lita, "tapi sebelum itu, kasih formulirnya dulu biar nggak kelupaan!" ujar Lita, seraya mengamit tangan Vika dan Dita.

Memori Pena [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang