kekecewaan

2.6K 170 2
                                    

  Jimin terbangun di sebuah ranjang dengan sakit di kepalanya, dia mengerjapkan kedua matanya meneliti dimana ia sekarang. Matanya meneliti dan ia tau dimana karena jimin sering sekali tidur disana ketika menginap di rumah taehyung. Tapi kenapa kaki dan tangannya sulit sekali di gerakan..

"ke-kenapa tangan dan kakiku di ikat seperti ini" ucap jimin sembari mencoba melepasakan diri

"awhhhkk sakit, tolonggggg" ucap jimin

"oh kau sudah bangun" tanya seseorang yang datang dari balik pintu dengan nampan berisi makanan

"taehyung apa apa ini? lepaskan ini, ini tidak lucu cepat lepaskan" ucap jimin pada seseorang itu dan ternyata itu taehyung

"lalu setelah melepaskanmu kau akan pergi pada si jungkook sialan itu huh? tidak jimin kau hanya milikku" ucap taehyung sembari berjalan ke meja kecil dekat ranjang menaruh nampan makanan untuk jimin

"tae apa yang kau bicarakan? cepat lepaskan aku tae aku harus cepat pulang" ucap jimin sedikit takut pada taehyung

"sekali ku bilang tidak ya tidak jimin, besok kita akan pergi ke luar negeri dan kita akan tinggal disana berdua. Hanya ada aku dan kau saja tidak ada lagi jungkook di hidupmu" ucap taehyung berteriak

"a-pa? Tidak aku tidak mau, lepaskan aku tae kumohon! Ada apa denganmu kenapa kau melakukan ini padaku" ucap jimin benar benar takut

"Karena aku begitu mencintaimu mina" ucap taehyung

"kau mencintaiku? Apa kau sudah gila kita itu sahabat" ucap jimin

"ya aku gila karenamu mina, aku sangat mencintaimu dan mulai mencoba mendekatkan diri lebih dari sekedar sahabat tapi si jungkook sialan itu merusaknya" ucap taehyung yang kini duduk di pinggiran ranjang sambil mengelus lembut pipi jimin

"tapi sekarang kau akan menjadi milikku mina, tidak ada yang bisa mengganggu kita lagi. Kita akan menikah setelah ini" ucap taehyung lagi dan mengecup pipi jimin

"aku tidak mau aku hanya mencintai jungkook, aku hanya menganggapmu sahabat tidak lebih tae. Sekarang lepaskan aku, aku harus pulang jungkook sud-" ucap jimin yang seketika menyulut emosi taehyung

"jangan sebut nama bajingan itu di depan wajahku mina" ucap taehyung yang kini mencengkram kedua pipi jimin

"ka-kau yang bajingan hiks lepaskan aku sialan lepaskan aku hiks" ucap jimin sambil terisak menahan sakit

"jungkookmu itu lebih bajingan sayang, apa menurutmu menghilangnya irene tidak ada alasannya huh?" ucap taehyung bersmrik

"a-apa maksudmu?" tanya jimin

"ckck kau yang begitu polos hanya menganggap irene pergi darimu karena wanita itu tidak mencintaimu, padahal jungkookmu itulah yang membuatnya pergi" ucap taehyung tersenyum puas melihat ekspersi jimin yang kebingungan dan sarat akan kekecewaan

"hiks a-apa yang kalian lakukan pada irene?" tanya jimin tangisnya mulai pecah

"aku hanya memberikan alamat dimana irene tinggal, lalu jungkook mengancamnya yaaa dan sedikit siksaan mungkin agar pergi jauh jauh darimu lalu booomm irene menghilang hahahaha" ucap taehyung tertawa seperti orang gila

"kalian benar benar keterlaluan hiks" ucap jimin dengan mata berkaca kaca

"sutttt jangan menangis mina, aku janji setelah kita menikah kita akan bahagia selamanya" ucap taehyung mengelus lembut pipi jimin yang basah oleh air mata

"tidak aku tidak mau hiks kumohon tae lepaskan aku, kau bukan taehyung yang selama ini ku kenal hiks taehyungku tidak mungkin melakukan hal seperti ini hiks kumohon sadarlah" bujuk jimin

"ini karena aku begitu mencintaimu mina" ucap taehyung

"kau tidak mencintaiku tae, kau hanya terobsesi padaku hiks lepaskan aku tae hiks kau menyakitiku" ucap jimin dengan tangisnya

   Perkataan jimin sukses membuat taehyung bungkam, dia merasa kasihan pada jimin tapi ego dan obsesinya telah membutakan matanya.

"taetae kumohon lepaskan aku hiks, kumohon" ucap jimin memelas

"maafkan aku mina, kita akan tetap menikah besok" ucap taehyung sembari meninggalkan jimin yang semakin terisak

   Di depan pintu taehyung dapat mendengar isakan pilu jimin yang meminta ia lepaskan, tubuh taehyung merosot terduduk dengan mata berkaca kaca di depan pintu ia begitu mencintai jimin tapi apa tindakannya sudah benar?

*Kediaman jimin

"aku pulang!" ucap jungke sembari mendudukan diri di sofa ruang tengah

"oh jungkookie sudah pulang? Mana jimin tumben tidak pulang bersama?" tanya nyonya park

"apa jimin belum pulang?" tanya jungkook

"belum, apa dia tidak bilang kemana ia pergi?" tanya nyonya park

"tadi jimin bilang ia ingin pergi ke rumah taehyung untuk mengecek keadaannya karena dia tak masuk hampir 2 minggu" jelas jungkook

"astaga, apa dia sakit? Apa terjadi sesuatu?" tanya nyonya park

"entahlah aku tidak tau ibu" ucap jungkook enteng

"semoga taehyung baik baik saja" ucap nyonya park

"aku harap dia mati saja" ucap jungkook ngawur

Plakkkk...

"awwww kenapa ibu memukulku?" tanya jungkook sembari mengusap kepalanya yang baru saja dipukul oleh sang ibu

"habisnya kau berbicara ngawur sekali" ucap nyonya park

"aku kan hanya bercanda ahkkk kepalaku sakit sekali" ucap jungkook

"sudahlah sana cepat mandi kau bau amis sekali" ucap nyonya park sembari meninggalkan jungkook yang sedang kesal di sebut bau amis

"memangnya aku ikan ishhh" ucap jungkook dan segera naik tangga menuju kamarnya

   Setelah selesai mandi jungkook bersiap siap menuju meja makan untuk makan malam, tapi pikirannya masih tertuju pada jimin kenapa jiminnya belum pulang, dengan cepat jungkook mengambil ponselnya ia harus menghubungi jimin dan menanyakan dimana keberadaannya apa dia masih di rumah si coklat batangan itu.
   Jungkook mendial nomor ponselnya jimin tapi sayangnya nomornya tidak aktif

"kau kemana jimin? Apa aku susul saja kerumah taehyung" gumam jungkook

Tbc...

[END] Hyung-nim (JIKOOK/KOOKMIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang