"Pulang bareng gua" Sabitha terkejut karena daniel menunggunya di depan pagar sekolah.
"Loh heh kok disini kau?" Sabitha memicingkan matanya heran.
"Jemput pak satpam" Jawab Daniel mengejek.
"Serius nyet"
"Lagian pake nanya, udah ayo buruan naik. Cape nih nunggu mulu" Daniel menarik tangan sabitha untuk naik.
Di perjalanan, daniel dan sabitha hanya diam dan fokus dengan fikirannya masing-masing.
"Mau kemana?" Sabitha yang bingung karena ini bukan arah ke rumahnya.
"Ke rumahnya Agatha, tadi dia bilang lagi sendiri jadi minta kita kesana buat main" Sabitha mengangguk mengerti.
"Sa, kau sama indra masih deket?" Tanya daniel sambil menatap sabitha dari kaca spion.
"Engga, dia udah ada yang baru kan" Sabitha menjawab dengan lesu. Pertanyaan dari Daniel membuatnya malas.
"Udah ada niat untuk buka hati lagi?" Tanya Daniel lagi sambil menunggu lampu merah berganti.
"Belum" Jawaban singkat sabitha yang hanya bisa dibalas anggukan oleh daniel.
Daniel kembali diam, dan menjalankan motor nya saat lampu merah sudah berganti warna.
Di rumah Agatha, sudah ada Rain dan Langit disana.
Tau kan gimana ributnya mulut rain? yap, sanking ributnya suara mereka bisa kedengeran dari luar rumah.
"woi lu bedua lagi konser apa gimana anjing, suaranya ampe luar" Sabitha yang baru naik ke lantai dua langsung lari dan mematikan speaker agatha.
Lagu yang sedari tadi memenuhi ruangan mendadak sepi karena sabitha.
"Ah ganggu lo" Agatha menyalakan lagi speakernya dan memasang lagu wap.
"Hobahh" Rain yang sudah mandi keringat melanjutkan goyangan hebohnya.
"Lang lu ga stress liat mereka bedua dari tadi?" Tanya daniel yang duduk di sebelah langit.
"Pengen gua lempar tu speaker daritadi, cuman masih sayang nyawa aja gua. Kan berabe kalo mereka bedua ngamuk, godzila kalah men" Alam dan daniel terbahak-bahak dengan ejekannya sendiri.
Tapi tiba-tiba rain melempar bantal ke arah daniel dan Langit.
"Gua denger ya setan" Rain menatap tajam ke arah mereka berdua.
Alam dan daniel cuma senyum kotak dengan tampang tak berdosa.
"Aaaaa capek aku seharian di sekolah" Sabitha lompat ke kasur yang ada disana dan menenggelamkan wajahnya di bantal.
"Cape ya? sama kok aku juga" entah datang darimana sean mendadak masuk dan duduk tepat di belakang agatha.
"E MONYET" Sabitha kaget dan spontan duduk.
"Darimana kau datang anj?!" Sambung Agatha yang juga kaget.
"Daritadi aku di depan pintu lho, kalian yang ga sadar" Sean memanyunkan bibir nya menirukan anak kecil.
"Heh bibirnya kenapa dipanjang panjangin gitu? mau ku kepang?" Agatha menatap geli ke arah sean.
"Bisa ga sih sesekali manis gitu ke aku, kamu jahat banget" Sean mendadak jadi melankolis.
"Huekk ada drama percintaan disini" Rain dan sabitha kompak berpura-pura mual.
"Ku cabein mulut kalian berdua ya" Tatap Agatha sengit.
Rain dan sabitha hanya ketawa dan duduk bersama menyaksikan drama mereka berdua.
"Ekhem, cangcimen cangcimen" Saut Alam dan dibalas jitakan oleh agatha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lies of life
Teen FictionBanyak orang tertawa karena luka dan menangis karena bahagia, lantas kebohongan mana kah yang harus ku percayai? -Rain.