Telat

22 1 0
                                    

"Gimana ya---"

"Ah lama amat mikirnya bos, tinggal bilang iya aja susah" Potong Sean dengan enteng.

"Congornya bisa diem ga pak?" Sambung Daniel.

"Diem ah, ga aku ga suka sama Daniel. Dia udah kaya abang sendiri" Jawab Sabitha lalu menatap temannya satu persatu.

"Ga cukup bang petra aja jadi abangmu? Harus kali si Daniel kau jadikan abangmu juga?" Sindir Rain.

"Hust diem, itukan jawaban sabitha. Hak dia dong" Bela Agatha.

"Giliran siapa nih" Daniel  mencoba untuk mengalihkan topik.

"Bentar---" Agatha memutar kembali botol tadi.

Botol berhenti dan menghadap Rain.

"Anjing" Maki Rain pelan.

Semua tertawa terbahak karena ekspresi rain yang kesal, "Nah lu pilih apa nih?" Sabitha memainkan alisnya.

"Truth" Jawab Rain cepat.

Semua tampak berfikir mencari pertanyaan yang tepat untuk Rain, "Gua duluan, lu suka sama siapa sekarang?" Tanya Agatha.

"Gaada" Jawab Rain, "Halah boong banget" Sambung Sean.

"Lu bisa gasi gausah nyari ribut sehari aja" Balas Rain dengan memicingkan matanya. Sean hanya tertawa kecil sambil bersembunyi di belakang Agatha.

"Kapan terakhir kali kau bisa tidur tepat waktu?" Tanya Daniel, "Gainget" Balas Rain singkat.

"Hal yang kau benci?" Tanya Sabitha, "Sendirian" Jawab Rain.
"Masih ada lagi?" Tanya Rain.

Semua menggeleng,"Bingung." Sambung Daniel.

"Martabak datang" Alam berlari masuk sambil membawa martabak yang dibelinya.

Permainan berakhir, semua sibuk dengan potongan martabak masing-masing.

---------------

Kemarin setelah martabaknya habis mereka langsung tidur karena kekenyangan, Dan pagi ini posisi mereka hampir tidak berbentuk. Ada yang tidur di sofa, ada yang di kamar, ada yang di lantai.

"Hoammm" Agatha menguap dan melihat sekelilingnya. "Wih gila ni kamar udah kek pengungsian bencana alam." Sambil menggelengkan kepalanya.

Tiba-tiba agatha tersenyum jahil, dia pergi ke bawah dan mengambil dua panci lalu naik lagi ke atas.

*JEDER* "Bang toyib bang toyib mengapa kau tak pulang-pulang" *JEDER* Agatha membenturkan kedua panci itu sambil bernyanyi dengan keras.

"ANAK ANJENG KAU YA" Daniel terbangun karena kaget dan memaki agatha. Disusul dengan yang lain satu per satu mulai bangun. "Ada apaan si kok ribut" Rain mengusap wajahnya sambil memakai kacamatanya.

"BANGUN WOI UDAH JAM 8" Teriak Agatha. Semua langsung melotot ke arah Agatha dan berlarian ke arah kamar mandi . "KOK TELAT KALI KAU BANGUNINNYA ANJ" Sabitha mondar-mandir mencari baju seragamnya dengan panik.

Keadaan di rumah langsung ribut seperti ada gempa, semua mondar-mandir mencari seragam masing-masing. "WOI" Sean menengahi keributan pagi ini. Semua diam dan melirik ke arah Sean.

"Bolos aja lah anjeng" Lanjut Sean sambil menegakkan posisi duduknya.

"Gila kau ya?" Daniel memastikan. "Ya kalopun kalian mandi sekarang, nyampe sekolah paling cepat itu jam 9an. Yakin masih dibolehin masuk sama satpam?" Jawab Sean. Semua tampak berfikir, benar kata Sean kalaupun mereka ke sekolah pasti dihukum karena sudah sangat telat.

"Kita cabut aja gimana?" Usul Alam. Agatha dan Rain mengangguk antusias."AYO!" Jawab mereka kompak.

" Ya tapi mau kemana?" Tanya Sabitha. " Ke Berastagi aja gimana?" Usul Sean.

"Wah gila, udah bolos cabut pula" Balas Daniel.

"Udah lah bro sekali-kali gausah terlalu ambis" Jawab Alam sambil meyakinkan Daniel. "Sesat, tapi terserah deh" Sambung Daniel pasrah.

"Tapi aku gaada baju ganti anjir, kalo ngambil ke rumah ntar ketauan kita bolos" Ucap Sabitha dan Rain mengangguk setuju. "Yaelah, beli aja nanti. Aku beliin" Jawab Alam. 
"Beneran lam?" Tanya Sabitha ragu, "Bener elah" Jawab Alam singkat.

"Yaudah pada mandi gih yang cewe, Kita mandi di kamar mandi bawah aja" Suruh Daniel sambil menarik Alam dan Sean ke bawah.

   Setelah semuanya mandi dan sudah rapih, Mereka sarapan sebentar lalu mulai bersiap-siap untuk pergi.

Sabitha dibonceng Daniel, Agatha dengan Sean, Rain dengan Alam. Begitulah urutannya seperti biasa.

"Kalo nanti pas di jalan ada yang mau mampir ke pom bensin atau mau ke toilet kasih tanda biar semua ikut mampir, terus jangan ugal-ugalan, gausah kebut-kebutan karena kita mau refreshing bukan mau mati. Paham?" Aba-aba dari Daniel dan dibalas anggukan oleh semuanya.

"Nah oke, yok berangkat" Semua langsung bergegas ke motor masing-masing dan pergi ber-iringan. 

Selama perjalanan mereka sambil nyanyi bersama dengan kuat, hampir semua yang lewat di samping mereka pasti terkejut dengan suara mereka yang besar. 

------------------------------------------------------


Lies of lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang