Disinilah Yoongi dan Jimin sekarang, di sofa hangat yang biasa mereka pakai untuk bersantai, saling merangkul atau bahkan untuk make out sekalipun. Beberapa jam lalu, Jimin mendapat panggilan telepon dari Yoongi,suara Yoongi dalam panggilan itu sedikit terisak. Jimin yakin diseberang sana Yoongi menangis. Dirinya tau, apa alasan tangisan Yoongi. Maka berakhirlah saat ini mereka berada di apartment Jimin. Saling duduk berhadapan yang mana Jimin duduk disofa sedang Yoongi berlutut di bawah , menghadap ke arah Jimin.
"Kenapa?" Tanya Jimin kebingungan. Ia melihat wajah frustasi Yoongi diseberang sana. Masih mengharap penjelasan pada sang kekasih.
"I have no choice ,Min." Suara Yoongi terlampau lemah. Hatinya berderik nyeri. Ketakutan semakin menyelimutinya.
"Tapi ini impian kamu? Kamu punya tujuan Yoongi, Mama kamu pasti kecewa sama kamu?" Lagi-lagi Jimin membantah, masih menolak usul Yoongi yang memintanya untuk mundur dari kompetisi. Karena saat ini situasinya berbeda, sudah bukan ambisi Yoongi lagi yang ada di dalam perjuangan Jimin di kompetisi. Tapi sudah melalui campur tangan Namjoon serta antek-anteknya.
"Kamu ga liat tadi? Gimana dengan seenaknya rektor pindah tanganin kamu dari aku ke Seokjin? Itu ulah mereka Jimin. Itu ulah saudara aku,Namjoon. Dan setelah semua ini apa yang bisa aku harapin? Bimbing kamu engga, khawatirin kamu malah iya." Yoongi menjelaskan secara gamblang dengan nafas tersengal. Dirinya mengharap Jimin mengerti posisinya. Karena kelemahannya adalah rasa takut. Dan rasa takut itu timbul apabila menyangkut Jimin. Namjoon pasti sudah sangat tahu. Ia persis hafal dengan gelagat Yoongi. Salahnya sendiri, semua ini salahnya karena mencampuri urusan Cinta dengan Ambisi nya. Tak pernah terbayang jatuh cinta pada Jimin akan jadi serumit ini.
"Yoon,aku ga bisa....kamu lupa ya kalau kompetisi ini juga impian aku?" Jimin berkata perlahan, kemudian diam menunggu respon dari Yoongi.
Yoongi yang tadinya menatap Jimin untuk memelas, kemudian berubah menjadi tatapan menahan amarah dan kesal. "Oh jadi ini karena obsesi kamu ngejar kompetisi kan,Min? Kenapa sih kamu pake alesan bilang ini impianku. Nanti mama aku gimana. Bullshit. Tetep aja kamu ngambil keuntungan." Suara Yoongi terlampau naik. Sedikit menggentak yang membuat Jimin terkejut.
"Yoongi! Listen to me, ga gitu. Bukan gitu maksud aku, tapi emang tujuan kita diawal kan biar aku menang, dan aku bantu kamu dapetin hak kamu. Kamu lupa ya? Kamu sendiri yg bilang aku ga boleh mundur dan aku harus jadi juara apapun yang terjadi. Kamu sendiri yang selalu nasihatin aku buat semangat ngadepin penyakitku , ngadepin bad habitku, rutin ketemu dr.Woo, dan selalu kasih kata motivasi untuk terus maju dan ga menyerah sama keadaan. Gi, kamu sadar ga sih hidupku sebelum ketemu kamu banyak strugglenya, aku bahkan hampir menyerah, aku ga pernah mau ketemu dokter , tapi setelah kamu hadir. Kamu liat kan perubahan apa yang kamu kasih buat aku? Kamu kenapa Yoongi?" Jimin menatap Yoongi dengan bulir airmata yang mulai berjatuhan dari pelupuk matanya. Suara Jimin bergetar seiring dengan pecahnya tangisan.
Yoongi bersimpuh di kaki Jimin, ia saat ini seperti bersujud memohon pada Jimin dengan suara tangisan yang pelan namun menyakitkan. Tidak. Yoongi tidak akan membiarkan kejadian seperti ini menimpanya lagi. Tidak boleh terjadi pada Jiminnya. Tolong jangan ada Kihyun yang lain.
Jimin menarik bahu Yoongi yang tergeletak di lantai karena bersujud. Ia kemudian merengkuh tubuh rapuh Yoongi dan mengusap punggungnya penuh sayang.
"Yoongi, aku ga tau apa yang terjadi sama kamu sebelumnya. Tapi aku mohon jangan menyerah? Kita hadapi ini bareng. Aku sayang kamu, aku mau kamu terus berjuang sama aku. Aku terus berjuang melawan bad habitku, dan kamu berjuang dapetin hakmu. Yoongi please?"
"Jimin, aku takut . Aku gabisa, aku ga mau kehilangan kamu. Aku tau gimana jahat dan liciknya Namjoon. Apalagi sampe dia ngatur ini semua, dia pasti ga akan biarin kamu tenang Jimin. Jimin ayo mundur dari kompetisi dan hidup sama aku berdua. Aku bakal lupain tentang aset mama itu. Aku ga peduli mama di surga bakal marah atau engga , toh mama pasti tau alasanku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Tidur [ YOONMIN ]
FanfictionTidur adalah hal yang paling menenangkan. Setelah beraktifitas, tubuh kita perlu tidur. Tapi, apa jadinya bila Min Yoongi, mendapat jodoh mahasiswa di kampus tempatnya bekerja. Seorang primadona kampus bernama Park Jimin. Yang sebenarnya tidak se s...