Suasana di mobil kali ini tidak hening, tapi tidak juga hangat. Yoongi hanya diam sepanjang perjalanan pulang. Jimin tidak sendu, wajahnya cenderung menampakkan kebahagiaan. Tidak tau apa yang sudah ia ceritakan pada Sekretaris Woo, tapi dia terlihat bahagia , dan lega mungkin(?)
"Yoon, ini langsung ke apart gue kan?"
tanya Yoongi enteng."Iya, emg mau kemana?"
"Enggak, cuman basa basi, soalnya lo diem terus. Kenapa ? ada masalah ya?" Tanya Jimin penasaran.
"i'm okay, just lil bit tired today." jawab Yoongi singkat.
"tau gitu ga usah ke dokter Yoon,bisa besokannya."
"engga, udh telat berapa hari lo konsultasi."
Jimin hanya menaikkan bahunya menunjukkan tanda pasrah pada ucapan Yoongi. Keduanya kembali terdiam dengan Yoongi yg fokus pada jalanan dan Jimin yang duduk menyamping memandang ke arah kaca jendela.
Sesampainya di apartment Jimin, didepan kamarnya sudah berdiri laki-laki tampan yang menggunakan mantel tebal karena diluar cuaca sangat dingin. Laki-laki itu berdiri tepat didepan pintu apartment Jimin dan hendak menekan belnya. Namun pemandangannya langsung menuju kearah Jimin dan Yoongi yang baru pulang.
"Kak Sungwoon mau ngapain?" Tanya Jimin heran.
"Emang kalo aku kesini harus ada alesannya?" Jawab Sungwoon enteng.
"Jim, gue balik ya? masih ada kerjaan. Glad to hear that you're not alone again." Yoongi berkata singkat dengan senyum terpaksanya.
"Yoon, apaan sih ngomongnya. Gue juga ga tau Kak Sungwoon mau kesini" Jawab Jimin protes.
"Then? Kan dia mau nemenin lo. That's what couples do." Yoongi beranjak pergi untuk meninggalkan apartment Jimin sebelum tangan Jimin menarik tangannya dan menahannya.
"No , he's not my boyfriend. Please."
Sungwoon yang mendengarnya sontak langsung menarik Jimin. Mengarahkan mata Jimin ke arah matanya sampai genggaman tangannya pada Yoongi terlepas. Namun Yoongi masih terpaku disana. Nafasnya berat menahan sesak di dadanya.
"Let's be mine, Min?" Hanya beberapa kalimat yang dilontarkan Sungwoon dan seketika itu mata Jimin langsung berkaca-kaca, dan mengeluarkan butiran cairan tangisan yang pecah. Yoongi juga mendengarnya dengan jelas. Dimana Sungwoon menyatakan perasaannya dan menginginkan Jimin menjadi miliknya.
Yoongi yang sudah tidak sanggup lagi melihat kehancurannya didepan matanya, lantas berjalan menjauhi mereka untuk keluar dari sini, berharap tidak akan kembali lagi ke tempat menyakitkan ini.
Sebelum persimpangan lorong, langkahnya terhenti karena suara lantang yang berasal dari mulut orang yang dia sayangi.
"I love you."
Yoongi tidak tahu mengapa langkahnya berhenti begitu saja , padahal jelas-jelas kata-kata yang ia dengar hanya akan membuatnya makin sesak.
"Yoongi, I love you."
Sungwoon yang terkejut, melepaskan pegangan tangannya dikepala Jimin. Awalnya dia kira kata cinta dari Jimin diarahkan untuknya karena mata Jimin mengarah padanya. Tapi, setelahnya Jimin mengarahkan pandangannya ke Yoongi yang berada di ujung lorong.
Yoongi memutar tubuhnya ke arah Jimin, menatap Jimin. Sungwoon yang masih emosi bercampur sakit hati, berlalu meninggalkan mereka berdua, memberi ruang untuk mereka.
Wajah Jimin yang sudah dipenuhi air mata menangis sesenggukan. Dia melihat ke arah Yoongi yang masih diam ditempatnya, seperti tidak ada keinginan untuk menghampirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Tidur [ YOONMIN ]
FanficTidur adalah hal yang paling menenangkan. Setelah beraktifitas, tubuh kita perlu tidur. Tapi, apa jadinya bila Min Yoongi, mendapat jodoh mahasiswa di kampus tempatnya bekerja. Seorang primadona kampus bernama Park Jimin. Yang sebenarnya tidak se s...