FWB(?)

550 37 1
                                    

H-4 BE (waktu KST)

Happy Reading💕

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Setelah kejadian pegangan tangan di mobil, keduanya hening. Tidak ada yang berani untuk membuka pembicaraan terlebih dahulu, canggung, takut dan gugup saling memburu keduanya.

Jarak apartment Jimin yang dia kira dekat dan tidak membutuhkan waktu lama ternyata salah perkiraan, karena hujan dan jalan licin membuat keadaan lalu lintas sedikit macet.

Jimin masih ingin menanyakan banyak hal pada lelaki disebelahnya ini, lelaki yang super dingin dan misterius. Ekspresi wajah yang selalu tidak dapat dia baca, entah apa yang saat ini sedang dia rasakan. Jimin tidak mengerti.

Sudah menghabiskan waktu 15 menit di mobil, akhirnya Yoongi dan Jimin sampai di depan parkiran apartment Jimin yang tidak jauh dari kampus.

Jimin melepas sit beltnya , lalu mengucapkan terima kasih pada Yoongi

"Makasih Yoongi."

Dan hanya dibalas anggukan kepala oleh sang empunya mobil.

Jimin membuka pintu mobil dan menutupnya kembali setelah dia keluar. Tak lama dia mendengar suara pintu mobil dibagian satunya terbuka. Ya. Yoongi keluar juga.

Yoongi berjalan menghampiri Jimin.

"Gue anter lo sampe depan kamar lo."Ucap Yoongi dengan tegas.

"T-tapi...." "ssstt...gue udah bilang, ga terima penolakan, Jim."

Kalau sudah seperti itu ya apalagi yg bisa Jimin lakukan selain menurut. Apartment Jimin ada di lantai 5, tidak terlalu tinggi karena Jimin pindah kesini sebelum banyak penghuni yang menyewa. Di dalam lift suasana hening dan canggung. Tidak ada orang lain , hanya mereka berdua. Mungkin karena malam ini hujan dan sudah larut, kemungkinan penghuni apartment sudah tidur.

"Tingggggg....." suara lift berbunyi, menandakan sudah sampai di lantai yang dituju. Apartment Jimin terletak di ujung lantai 5. Jimin berjalan mendahului Yoongi. Masih dengan hening tanpa obrolan apapun diantara mereka berdua

Begitu sampai di depan pintu, Jimin membuka pintunya dengan password dan mempersilakan Yoongi masuk.

"Masuk dulu mau?."

"Ga, gue sampe sini aja. Gue cuma mau tau apart lo yang mana, biar gampang kalo mau kesini."

Deg. Entah apa yang membuat Jimin sangat gugup , kupu-kupu lagi-lagi menghinggapi perutnya. Mukanya memerah.

Yoongi langsung pergi setelah berkata seperti itu, sungguh makhluk bernama Yoongi itu haru s bertanggung jawab atas penderitaan hati Jimin ini.

Bisa-bisanya dia beralibi mengantarkan sampai depan apartment hanya untuk mengetahui letak apartmentnya. Tapi Jimin senang, ternyata Yoongi tidak seburuk yang dia kira, meski masih menyimpan rasa kesal atas semua kejadian yang ia lewati ini. Setidaknya ia masih merasa aman karena adanya perjanjian itu.

—————————Hari Senin—————————

Kembali ke rutinitas mahasiswa, yaitu kuliah. Mata kuliah Senin jam pertama adalah Analisa Obyek. Yap, mata kuliah Pak Sungwoon yang saat ini sudah menjadi dosen favorit Jimin semenjak dinner.

Kali ini, Jimin tidak terlambat. Ia datang lebih awal bahkan dibanding teman-temannya.

"Eh Jimin tumben pagi bangettt." Mingyu yang baru sampai menyapa Jimin yang sudah duduk di mejanya.

Teman Tidur [ YOONMIN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang