🌲 Diam-diam Perduli

86 56 61
                                    

"Pasti lo pura-pura sakit, kan?" Cemara menodongkan sisir ke Savana dengan mata memicing. "Ngaku aja, gue tahu, kok. Soalnya gue sering gitu," lanjutnya mengangguk-angguk.

Savana yang tengah terduduk lemas di atas ranjang kini berdecih. "Nora, lihat temen lo nih, nuduh gue yang nggak-nggak," katanya melengkungkan bibir bawahnya.

Gadis yang sedang bermain game di ponsel itu mengangkat bahunya. Game prioritas utamanya, jadi jangan coba-coba mengganggunya.

"Agak kasihan dicuekin," gumam Cemara pelan tapi dapat didengar oleh Savana.

"Bye the way," Savana menaikkan selimutnya hingga batas pinggang. "Mentari kok gak ikut jenguk gue?"

Cuma Savana doang yang kalau sakit tetap bawel. Kebanyakan orang, kalau lagi sakit ya diam.

Nora yang sudah menyelesaikan permainan di ponsel kini mundur bersandar pada sisi ranjang. "Yaelah, dia kan les piano."

Cemara mengabaikan kedua temannya, kini menjauh ke dekat jendela karena sedari tadi Gemintang menelponnya. Ketika Cemara mengangkat sambungan telpon, pemuda itu malah memutuskan sambungannya. Entah apa maunya.

Tatang:
Angkat, anjir
Lo dimana dah?

Cemara:
gblk udah gue angkat ngapa lo matiin, tolol.
kenapa, syg?
skrg udah mulai kepo ya?

Tatang:
Bacot
Gue di rumah lo, gak ada orang
Cuma ada Jenggala

Cemara:
jenggala kan juga org. gmn sih???

Tatang:
Dia sejenis umbi-umbian
Jawab dulu, woi! Dimana?

Cemara:
di rumah Savana, beb.
jemput dong ❤️
eh maap kepencet lope

Tatang:
Ogah
Buruan pulang

Cemara:
ydh gue nnti minta antar plg sm abgnya Sava.
mayan diantar sm cwo cakep hihi

Tatang:
Anjg tunggu disitu.
Gua jemput!

Cemara:
lah cemburu lo?
(Read)

Cemara tak bisa menyembunyikan pipinya yang memanas, menepuknya pelan agar rasa panas itu segera sirna. Sepertinya ia mulai gila ketularan virus Gemintang. Ya kali cuma gara-gara mau dijemput, Cemara jadi baper?

"Idih, gila lo?" Nora tau-tau sudah berdiri di samping Cemara sambil melirik ke ponsel digenggaman Cemara. "Senyum-senyum gak jelas. Chat sama siapa? Gak mungkin Gemintang, kan? Soalnya kalo sama dia biasanya lo ngamuk-ngamuk," sambung Nora panjang lebar.

Sudah bukan jadi rahasia umum lagi jika hubungan Cemara dan Gemintang terbilang aneh. Pacaran katanya, tapi setiap ketemu bertengkar. Pacaran, tapi setiap ngobrol tak pernah lemah lembut melainkan saling memaki satu sama lain.

"Selingkuh ya lo?" Nora yang masih ingin tahu terus mendesak Cemara. Ia memicingkan matanya ke Cemara.

Cemara masih dengan senyum malu-malu kini memeluk ponselnya erat. Ia menggeleng pelan. "Siapa lagi yang mau sama gue selain Gemintang, Nora?"

"Oh iya ya." Nora menepuk-nepuk puncak kepala Cemara. "Itu juga dipacari Gemintang karena dianya gabut doang, ya?" sambungnya dengan senyum prihatin.

Cemara merengut kesal, menyingkirkan tangan Nora dari kepalanya. "Mon maap nih, gue nerima dia juga karena gabut."

Tak ada kisah se-menyedihkan ini selain Cemara dan Gemintang.

Cemara melirik ke arah ranjang, rupanya Savana sudah tertidur pulas. "Lo pulang sekarang apa nanti?" tanyanya meraih tas di atas meja belajar Savana. "Gue pulang duluan, gak apa-apa?"

831 MEANING 244 MEANING [hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang