"Cempaka!"
Gadis berambut pendek ini menoleh kaget lalu detik berikutnya ia mengubah ekspresinya menjadi datar. Sebelah alisnya terangkat tinggi melihat pemuda di depannya ini.
"Rara kemana?" Gemintang berjalan dengan langkah lebar mendekati Cempaka yang hendak keluar kelas.
"Kenapa?"
"Gue chat gak di balas, gue cariin ke kelasnya juga gak ada. Dia gak masuk?"
Cempaka tertawa sinis, ia berdecih keras. "Kenapa lo sinting?" Lalu setelah mengatakan kalimat itu ia berlalu meninggalkan Gemintang yang terheran-heran.
Cempaka begitu nampak kesal padanya, padahal Gemintang rasa ia tak memiliki kesalahan apapun? Cempaka nyaris tak pernah mengatai orang lain atau ngomong kasar. Namun, apa-apaan ini?
Gemintang menyugar rambutnya ke belakang dengan kasar, menghembuskan nafas gusar. Kenapa ia merasa Cemara menghindarinya?
Tak pernah gadis itu mengabaikan pesannya dan tak pernah Gemintang merasa kesulitan hanya untuk menemukan keberadaan Cemara.
Cemara itu hobi keluyuran sama seperti dirinya, harusnya tak begitu sulit mencarinya.
Baru saja ingin mengirimi pesan pada gadis itu, suara lembut di belakangnya mengurungkan niatnya.
"Bumi, kamu belum pulang? Nunggu Rara, ya?"
"Kamu mau pulang?" tanya Gemintang sambil tersenyum hangat, menyelipkan helaian rambut Naura ke belakang telinga. "Aku antar, ya?"
Naura membalas senyum Gemintang tak kalah hangat, ia menggeleng singkat. "Nanti Rara salah sangka. Aku takut dia marah," ujarnya pelan.
"Enggak, tenang aja." Gemintang menarik lembut tangan Naura, membawanya menuruni tangga. "Yuk, keburu sore. Nanti Ibu khawatir kamu pulangnya ke-sorean."
🌲
Di pinggir lapangan basket, gadis ini meremas kuat benda pipih ditangannya. Mungkin dengan cara begini rasa sakitnya berkurang, tapi nyatanya tidak.
Berulang kali ia membaca isi pesan Gemintang.
Tatang:
Lo dimana deh?
Heh woi
Dahlah gak dibalasLima menit yang lalu ia melihat pemuda itu berjalan bersama seorang gadis –yang membuat sisi jahat Cemara keluar hanya karena melihatnya saja. Mereka berdua tertawa bersama, lalu gadis itu duduk di boncengan motor Gemintang, meninggalkan parkiran sekolah.
Sialan. Berani-beraninya mengumbar kedekatan saat masih di sekolah. Tidakkah Gemintang ingat bahwa Cemara sering pulang lama hanya untuk berdiam di sekolah lalu akan pulang kalau keadaan sekolah sudah sepi?
Rupanya Naura semakin gencar untuk mengambil Bumi Gemintang darinya. Lihat saja, Cemara tidak akan membiarkan itu terjadi.
Selama ini Cemara berusaha mengerti, berusaha ikhlas, berusaha menerima kalau Naura dan Gemintang memang saat ini menjadi teman dekat layaknya sahabat. Ia berusaha menyingkirkan semua hal buruk yang akan terjadi kedepannya.
"Cemara?"
Suara maskulin itu membuat Cemara menoleh ke samping, ia menegakkan tubuhnya melihat Banyu berdiri sambil menenteng buku bacaan dan … seorang gadis ikut berdiri di samping pemuda itu.
Apa katanya?
Cemara?
Kenapa panggilan itu terasa asing ditelinga-nya? Dan itu sedikit membuatnya kesal?
KAMU SEDANG MEMBACA
831 MEANING 244 MEANING [hiatus]
Teen Fiction"Tolong jangan paksa gue move on, karena gue gak bisa!" "Move on itu gak selamanya harus melupakan. Move on itu tentang mengikhlaskan. Jadi, ikhlasin dia!" - "Hal yg paling bikin kamu bahagia itu apa?" "... Kamu." [Kalo kamu cari cerita dengan alur...