Still with You

12.6K 1.7K 228
                                    

Haii!!















Begitu Joanna membuka matanya, dia bisa langsung merasakan pelukan di pinggangnya. Matanya mengerjap pelan, mencoba buat mengumpulkan kesadarannya dalam diam. Ga lama, tangannya bergerak pelan, menyentuh lengan kokoh yang udah dengan sabarnya mengelus pinggangnya yang lagi-lagi terasa sakit semalam.

Joanna kira... Jeno bakalan gaada lagi di sisinya pagi ini karena harus mengejar jadwalnya yang padat.

Suara lenguhan pelan terdengar begitu Joanna bergerak pelan mencoba buat melepaskan diri. Seketika badannya terpaku, terdiam.

"Already wake up?" Suara serak yang dalam ini terdengar dari balik punggungnya. Setelahnya Joanna bisa merasakan dada Jeno yang makin merapat ke punggungnya dan jidat cowok itu yang udah bersandar dengan nyaman ke kepala bagian belakangnya.

"Hm, already wake up." Joanna berdeham pelan begitu sadar kalo suaranya masih serak banget di pagi hari ini. Dia mengubah posisi tidur jadi menghadap Jeno dan langsung dihadapi sama bareface cowok itu yang gatau kenapa masih keliatan luar biasa.

Jeno masih menutup matanya, tapi Joanna yakin kalo cowok itu udah bangun sepenuhnya.

"Jeno."

"Hm?" Mata Jeno terbuka, langsung bersitatap sama mata jernih Joanna yang berjarak minim darinya. Kepalanya tanpa ragu maju, mencuri satu kecupan singkat di bibir dan juga pangkal hidung Joanna. Setelahnya cowok itu memberi jarak lagi, tapi ga membiarkan ceweknya itu terlalu jauh darinya. "Feel better?" Tangan Jeno terangkat buat menyentuh jidat Joanna, memeriksa suhu tubuh ceweknya. Helaan napas lega keluar dari sela bibirnya begitu merasakan suhu tubuh Joanna kembali jadi normal.

"Hm. Tapi masih agak pusing."

Jeno mengangguk, beralih menyisir pelan helaian rambut Joanna yang lumayan berantakan pagi ini.

"Can you stay here?" Joanna memeluk Jeno dari samping, beralih menjadikan dada Jeno sebagai bantalannya. Matanya tertutup sekarang, dengan badan yang bergerak pelan menyamankan posisi.

Jeno menggumam panjang, ga langsung menjawab. Dia justru memilih buat memainkan helaian coklat rambut Joanna dengan senyuman di bibir. "Of course i can."

Joanna baru aja mau mendongak menatap Jeno, tapi kepalanya justru ditahan dengan lembut sama cowok itu supaya tetap bersandar ke dadanya.

"Kebetulan gaada jadwal, hari minggu juga kan sekarang."

Joanna mendengus pelan, bibirnya keliatan cemberut sekarang. "Kemaren-kemaren hari minggu tetap ada jadwal tuh." Gumamnya menyindir, membuat satu senyuman geli hadir di bibir Jeno.

"Do you miss me?"

"Harus banget nanya padahal udah tau jawabannya?"

"Sorry." Sebelah tangan Jeno makin mendekap Joanna erat. "I'm yours today."

"You already mine since three years ago."

Jeno ketawa pelan, tangan yang awalnya mengelus rambut Joanna sekarang beralih memainkan pelan pipi ceweknya yang makin tirus itu. "You're right. I'm already yours." Tawa hangat itu makin terdengar memenuhi seisi ruangan.

Joanna mendengus pelan, memilih buat menjauhkan tangan Jeno dari pipinya. Dia beralih mendongak, menyandarkan dagunya ke dada Jeno dengan tatapan mengarah lurus ke cowok itu. Cewek Seo itu ga ngomong apa-apa, dia cuman menatap lamat-lamat ke arah Jeno membuat telinga cowok itu seketika memerah karena ditatap seintens itu.

"Jangan natap kayak gitu ah." Jeno menutup mata Joanna dengan sebelah tangan, membuat seringaian usil terukir di bibir cewek Seo itu.

"Kenapa?" Joanna menjauhkan tangan Jeno dari matanya dan beringsut mendekat, membuat hidungnya bersentuhan dengan dagu Jeno. "Gue udah lama ga ngeliat muka ganteng cowok gue. Kenapa ga boleh diliat?"

[TERBIT] What Lovers Do :: Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang