Kami terus mendaki hingga muncul kabut putih yang sangat pekat dari atas. Kabut itu seperti mengeluarkan halusinogen dari tiap partikelnya. Aku merasa sedikit pusing dan tiba di jalur yang berbeda, hutannya lebih rindang dan banyak ranting pohon yang menjuntai ke bawah menutupi jalur. Seharusnya jalur yang dilalui bersih dan hanya tinggal dilalui saja. Aku melihat kebelakang dan mulai panik karena tidak ada siapapun selain diriku. Alih-alih mencari teman-temanku yang lain, aku malah terperosok ke bawah sekitar 3 meter karena menginjak tumbuhan paku andam. Kakiku terkilir dan tanganku lecet. Vegetasi yang terlalu pekat membuat tumbuhan paku merambat itu tertutupi humus dan terlihat seperti tanah pijakan. Aku berteriak minta tolong beberapa kali, hingga ada seseorang yang menolongku. Dan dia ternyata...