Tidak hanya direnggut keperawanannya, Humaira juga harus mengandung dan melahirkan anak Fahri. Dengan semua kepahitan itu, Liand bersedia menikahi Humaira. Demi nama baik keluarga mereka. Demi cintanya pada Humaira. Akan tetapi, pernikahan tidak membuat rasa trauma Humaira sembuh. Meski sudah melakukan sesi penyembuhan ke psikolog dan psikiater, dia tetap saja ketakutan disentuh oleh Liand. Jika dipaksa, wanita itu akan tidak sadarkan diri. Liand tidak tega, terpaksa harus bersabar lagi. Satu bulan, dua bulan, bahkan satu tahun, Liand masih sabar menunggu. Tapi, di tahun kedua pernikahan mereka, dia tidak kuat. Liand hanyalah pria dewasa normal yang juga dibekali hawa nafsu. Kendati begitu, Humaira masih saja belum bisa dijamah. Dalam kondisi frustrasi, Liand bertemu dengan Maya, gadis perawan yang piawai menghentak para pengunjung kelab dengan musik gubahannya. Maya hadir menawarkan apa yang selama ini Liand butuhkan. Tidak hanya itu. Paras, tubuh dan senyuman Maya sangat mirip dengan Humaira. Hanya tinggal memberi kontak lensa warna biru pada matanya saja, maka Maya sudah pantas dijadikan kembaran Humaira. Haruskah Liand menerima penawaran Maya dan terjerat dalam nafsu yang akan menyakiti hati Humaira?
19 parts