Dia sosok yang Zia kagumi semenjak melihatnya menjadi imam sholat di mushola milik sang paman. Sepele memang, tetapi bagi Zia ... itu adalah sebuah keajaiban. Karena sejak saat itu, rasa kagum dan suka tumbuh dalam benak. "Maaf kalo hamba lancang, Tuhan. Tapi, kalo dia memang jodoh hamba, luluhkan hatinya untuk mendekati dan menghalalkan hamba." Namun, apalah daya. Setiap Zia memikirkan sosok lelaki tersebut, dia selalu berpikir bahwa dirinya bukan tipe perempuan yang diinginkan. Hingga suatu ketika, Zia memiliki tekad dan kerap berujar dengan lirih, tetapi yakin, "Bismillah, kamu jodohku!" Ini kisah Zia dan lelaki idamannya.