"Lo pikir dengan cara lo jadi penguntit gini orang bakal seneng? Mau lo apa?" "Jadi selama ini kita nggak kebetulan, tapi lo yang suka ngurusin kehidupan orang? Mau lo apa, gue tanya?" "Kalo lo nggak bisa jawab, gue peringatin sama lo. Jangan suka ikut campur dan caper sama orang. Itu sama sekali nggak bakalan bikin orang itu suka balik sama lo. Yang ada malah tambah risih." "Dan lo jangan lagi nyampahin loker gue." "Maaf kalo selama ini gue bikin kak izza risih." Vanila akhirnya buka suara dengan berani. "Tapi apa gue salah selama ini salah, berjuang demi lo, Kak?" "Lupain perasaan lo, Val." "Kenapa? Apa ada orang lain di hati lo?" "Jawab, Kak!" "Apa gunanya gue ngasih tahu lo? Lo tuh cuma orang asing. Gue peringatin sekali lagi sama lo, Vanila. Lupain perasaan lo daripada lo terus tersakiti sama omongan gue. Gue nggak sebaik yang lo kira. Gue pembunuh, Val!" Yuizza menekan kedua kalimat terakhirnya. "Gue penyebab adek gue bunuh diri!" *** Di antara lautan lelaki tampan, kenapa Vanila harus memilih Yuizza? Dari awal bertemu, Vanila tidak pernah berpaling dari mahasiswa manajemen itu. Bahkan, sampai dia lulus SMA, dia rela kuliah di kampus yang sama, walaupun kuliah bukanlah impiannya. Vanila yang pendiam, pemalu tapi bisa menjadi pemberani (kalau soal mengejar seseorang), dan sederhana mampu memikat hati Aksara, cowok yang menyukainya sejak pertama bertemu juga, teman dekat Yuizza. Lantas bagaimana tanggapan Vanila setelah tahu Yuizza tidak menyukainya, tetapi ada Aksara yang mengungkapkan perasaannya, namun Vanila tidak mencintainya? Siapa yang akan Vanila pilih? Apakah dia akan terus mempertahan perasaannya terhadap Yuizza, atau memilih orang baru seperti Aksara untuk melupakan perasaannya? *** *Cover edit by pinterest
15 parts