***
Sejujurnya dia sedang ragu saat ini. Semalam Sarah memberitahunya kalau Sena tahu kalau dia bekerja di perusahaan pria itu. Bahkan Sarah juga sempat terkejut mengingat dia sendiri belum menceritakan semuanya pada satu-satunya sahabat yang dirinya miliki itu. Dia tidak tahu darimana Sena bisa tahu kalau dia satu kantor dengan pria itu. Atau mungkin kemarin Sena menyadari kalau dialah yang pria itu temui di tempat parkir?
Tapi, bagaimana bisa? Secara dia sudah menghindar sedemikian rupa. Atau jangan-jangan Sena sedang mengecek data karyawan dan mendapati namanya disana?
Apapun itu, telah berhasil membuat moodnya terjun bebas hari ini. Dia sangat yakin Sena pasti akan menemuinya. Mengingat pria itu sampai menelepon Sarah segala. Bahkan tadinya dia berniat tidak masuk kerja. Tapi kalau dipikir-pikir, sayang juga uang makannya harus raib hanya karena satu orang.
Wirasena.
Kenapa sih pria itu hadir kembali ke dalam hidupnya? Tidak bisakah pria itu pergi jauh saja? Dia sudah bertekad untuk merahasiakan kedua anaknya, tapi sekarang Sena sudah tahu keberadaannya. Dia khawatir jika sewaktu-waktu pria itu juga akan tahu tentang Arkan dan Ayra. Cukup dia saja yang menderita, tidak bagi anak-anaknya. Bertemu Sena hanya akan membuat luka di hati Arkan dan Ayra. Karena cepat atau lambat, kedua buah hatinya pasti akan tahu kalau mereka tidak akan pernah bisa hidup bersama ayah mereka. Sebab, Sena akan memiliki keluarga baru bersama calon istri pria itu.
"Ser! Ser! Astaga.. Kamu kenapa sih?"
Sera tersentak dari lamunannya saat merasakan tepukan dipundak.
"Eh, kenapa mbak?" adalah Mbak Sarti yang sekarang berdiri di sebelahnya sambil geleng-geleng kepala.
"Aku manggil kamu daritadi, tahunya kamu melamun seperti orang kesurupan" ia meringis tak enak. "Maaf mbak. Banyak pikiran" kekehnya.
"Ngomong-ngomong kenapa Mbak Ti manggil?"
"Itu kamu disuruh ke ruangan si bos ganteng"
"Hah?"
Wanita yang berusia tiga puluh tahunan itu kembali geleng-geleng kepala melihat Sera yang menatapnya bingung dengan mulut menganga sempurna.
"Lagi sakit kamu ya Ser? Tadi melamun, sekarang kayak orang bingung" ia berdecak heran. "Sudah sana ke ruangan Pak Bos. Biar aku yang gantiin bersih-bersih"
Sera geleng-geleng kepala sambil menahan lengan Mbak Sarti yang mau mengambil alat pel dari tangannya.
"Mbak Ti saja yang gantiin aku nemuin Pak Bos ya?"
"Mana bisa sih Ser. Ngaco kamu! Kan kamu yang dicari. Sudah sana pergi biar aku yang gantiin dulu kerjaan kamu"
"Mbak Ti"
Mbak Sarti menggeleng tegas dan berhasil mengambil alih peralatan pel dari Sera.
"Kenapa sih Ser? Ketemu Pak Bos ganteng kok nggak mau. Jarang-jarang kita bisa ketemu Pak Bos, apalagi ngobrol bareng. Bah! Jangan banyak ngarep. Kesempatan emas loh ini"
Sera mendesah panjang. Benar 'kan dugaannya. Sena pasti ingin menemuinya. Tapi.. Kenapa harus secepat ini? Di saat dia sendiri belum siap berhadapan dengan pria itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
REGRET
ChickLit[FULL NASKAH / E-BOOK TERSEDIA DI KARYA KARSA & KBM] Link ada di profil. *** Sera merasa hidupnya benar-benar hancur saat tahu dirinya sedang mengandung, sementara pria yang seharusnya bertanggung jawab justru meninggalkannya tanpa mengetahui kaba...