***
Hampir tujuh tahun menetap di negeri orang. Berada jauh dari keluarga dan hanya pulang beberapa kali dalam setahun, tak lantas membuat Sena bahagia karena akhirnya bisa kembali ke negara asalnya. Bukan sekedar untuk liburan, melainkan kembali untuk menetap. Selamanya. Orang tuanya meminta dirinya untuk kembali dan meneruskan bisnis keluarga. Dia tidak keberatan sungguh, hanya saja yang menjadi permasalahan adalah niatan lain orang tuanya.
Pernikahan.
Ya, mereka menginginkan dirinya untuk segera menikah di usia yang masih terbilang muda. 25 tahun. Usia yang menurutnya terlalu muda bagi seorang pria untuk berumah tangga. Sebenarnya bukan semata-mata masalah umur, tapi sejak dulu orang tuanya lah yang mewanti-wanti dirinya untuk tidak menikah muda. Tapi kenapa sekarang mendesaknya untuk segera menikah?
Mungkin dari segi materi dia sudah cukup, tapi tidak dengan hatinya. Jujur dia masih membutuhkan waktu untuk mengenal lebih dalam tentang calon istri yang hanya dirinya temui saat pulang ke Indonesia. Itu juga hasil paksaan ibunya.
"Mas belum siap-siap?" kepala Sena mendongak menatap wanita cantik berbalut gaun dengan corak bunga yang kini berdiri dihadapannya. Ia terpaksa menutup koran yang tengah dibacanya di teras rumah. Lalu meletakkannya ke atas meja. "Aku pikir masih terlalu pagi untuk berpergian" ah, memang dasar dia saja yang sebenarnya malas pergi.
"Sudah jam sembilan pagi. Bahkan aku bisa merasakan sinar matahari yang mulai membakar kulitku" ujar wanita dihadapannya hiperbola.
Sambil berdecak lirih, Sena lantas berdiri. "Tunggu" hanya satu kata dirinya ucapkan sebelum beranjak pergi dan meninggalkan gurat bahagia di wajah wanita yang hari ini memilih menggerai rambut panjangnya.
Namanya Kayla Saffana. Anak dari salah satu teman arisan ibunya. Sewaktu kepulangannya ke Indonesia dua tahun lalu, ibunya mengajak keluarga Kayla makan malam di rumah. Lalu tiba-tiba terjadilah perjodohan yang sama sekali tidak dirinya ketahui. Dia sempat menolak, namun ibunya terus mendesak untuk mencoba menjalani hubungan dengan Kayla. Dan dengan terpaksa dia menurut dengan berpikir jika hubungan jarak jauh bisa menjauhkan mereka juga. Lalu perjodohan yang tak pernah dirinya harapkan bisa dibatalkan begitu saja.
"Kayla wanita yang baik dan berasal dari keluarga terpandang. Di usianya yang baru 22 tahun, dia sudah pintar berbisnis. Sudah jalani dulu saja, mamah yakin kamu nggak akan menyesal"
Ia kembali teringat perkataan ibunya dua tahun lalu yang berhasil membuatnya menganggukkan kepala. Tapi sialnya, wanita bernama Kayla itu cukup menyebalkan. Ah, sangat menyebalkan tepatnya. Terbukti dengan mau bertahan dengan menunggunya. Bahkan tanpa memikirkan dirinya yang baru tiba di Indonesia dua hari lalu, wanita itu merengek dengan bantuan ibunya supaya bisa memaksanya pergi. Merepotkan.
"Nggak jadi pergi sama Kay?" dia yang mau mengambil air putih di dapur langsung dicerca pertanyaan dari ibunya yang sedang mengambil buah di kulkas.
"Tante Rena"
Bagus. Belum sempat dia menjawab, yang menjadi pertanyaan muncul dengan sendirinya. Jadi dia tak perlu repot menjawab tanya sang ibu. Hanya mengambil air putih dan segera berlalu ke kamar. Meninggalkan dua wanita yang kini asyik bercengkrama.
Sesampainya di kamar, Sena tak langsung bersiap. Pria itu memilih berdiri di balkon dengan tangan kanan menggenggam segelas air putih yang diambilnya tadi. Bahkan tampak tak peduli dengan kehadiran Kayla yang pasti sedang menunggunya di bawah. Lagi pula ada ibunya, wanita itu jelas tak keberatan menemani sang ibu sambil mengobrol. Anggap saja dia tengah memanfaatkan situasi meskipun akhirnya ibunya akan berteriak meminta dirinya untuk segera turun.
KAMU SEDANG MEMBACA
REGRET
ChickLit[FULL NASKAH / E-BOOK TERSEDIA DI KARYA KARSA & KBM] Link ada di profil. *** Sera merasa hidupnya benar-benar hancur saat tahu dirinya sedang mengandung, sementara pria yang seharusnya bertanggung jawab justru meninggalkannya tanpa mengetahui kaba...