Jangan lupa vote & komennya 😘
Mampir ke cerita aku yang lain juga kuy, nagih kok *emosinya 🤣Siapin palu aja.. Soalnya aku demennya bikin cerita yang modelan darting alias darah tinggi 🤣
***
Sera yang baru pulang langsung disambut pelukan hangat ibunya yang terlihat begitu khawatir menanti kepulangannya. Begitu juga dengan ayahnya yang langsung mengusap wajah ketika dia masuk ke dalam rumah. Kedua orang tuanya menantinya di ruang tamu dengan raut khawatir yang seketika membuatnya merasa sangat bersalah.
"Darimana saja kamu nak? Kenapa baru pulang?"
"Maaf bu, tadi Sera ada tugas kelompok di rumah Sarah, makanya pulang sore" dalam hati ia merapalkan kata maaf berulang kali karena telah membohongi orang tuanya.
"Kamu 'kan ada ponsel, kenapa tidak kasih tahu orang rumah? Ayah sama ibu khawatir kamu kenapa-kenapa. Ayah telfon berulang kali tapi tidak ada jawaban"
Sera menduduk. "Maaf yah, ponsel Sera ketinggalan di kamar" sambil memainkan kuku-kuku jarinya.
Hari--Ayah Sera menghela nafas. Mau bagaimana lagi, ponsel putrinya ketinggalan, tidak mungkin dia memarahi hanya karena alasan lupa.
"Besok-besok kalau pulang sore lagi, kasih tahu ayah sama ibu dulu. Tadi kamu pulang naik apa?"
Nyatanya marahnya orang tua semata-mata karena takut terjadi hal buruk pada anak-anak mereka. Kekhawatiran berlebihan yang membuat mereka tampak marah, hingga ketakutan yang dirasa tampak abu-abu di mata para anak.
"N-naik ojek online yah"
Sekali lagi Sera semakin menunduk dalam sambil menggigit bibir bawahnya. Rasa bersalah benar-benar mendominasi dalam dirinya, tetapi hanya kebohongan yang bisa dia katakan. Tidak mungkin untuk berkata jujur atas apa yang telah dia dan Sena lakukan hingga membuatnya pulang ketika adzan maghrib hampir berkumandang.
Bahkan supaya orang tuanya tidak menaruh curiga, dia meminta Sena untuk mengantarnya sampai gang saja. Meskipun tadinya Sena menolak keras karena jarak dari gang ke rumahnya tidak cukup dekat, namun akhirnya dia bisa meyakinkan kekasihnya. Dia tidak bisa memaksa ketika Sena meminta untuk memperhatikannya dari gang sampai dia benar-benar tiba di depan gerbang rumah.
"Ya sudah sekarang kamu ke kamar buat mandi, sholat terus makan. Ibu siapkan dulu air panasnya"
"Terima kasih bu"
Sera segera melangkah ke kamar untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lengket. Ia pandangi tubuh polosnya kemudian mendesah panjang ketika mendapati bercak kemerahan dibeberapa titik pada bagian tubuhnya. Lalu memejamkan mata untuk merenungi perbuatan fatal yang telah dirinya lakukan beberapa jam lalu di rumah Sena.
Dia telah menyerahkan seluruh tubuhnya pada Sena. Ada sesal yang begitu mendalam, namun tak mampu untuk sekedar menampik fakta jika dia juga menikmati setiap sentuhan Sena. Dia tahu ini salah. Karena tidak seharusnya membiarkan dirinya menyerahkan sesuatu yang paling berharga pada seorang lelaki yang bukan suaminya. Terlebih usianya yang masih 17 tahun. Menyesal pun tidak akan mengembalikan apa yang telah dirinya serahkan. Yang bisa dia lakukan adalah percaya pada Sena jika lelaki itu akan menikahinya saat mereka telah beranjak dewasa nanti.
Ya, Sena telah berjanji. Dan dia percaya sebab Sena yang dirinya tahu tidak pernah mengingkari janjinya.
"Habiskan makanan kamu nak, tidak baik melamun begitu"
Sera yang langsung sadar begitu mendapat teguran dari ibunya, segera menghabiskan sisa makanan di piringnya.
"Pelan-pelan nak" sambil tersenyum manis, Sera menatap ibunya kemudian menganggukkan kepala. "Iya bu" jawabnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
REGRET
ChickLit[FULL NASKAH / E-BOOK TERSEDIA DI KARYA KARSA & KBM] Link ada di profil. *** Sera merasa hidupnya benar-benar hancur saat tahu dirinya sedang mengandung, sementara pria yang seharusnya bertanggung jawab justru meninggalkannya tanpa mengetahui kaba...