***
"Kenapa lagi sih lo? Gue perhatiin tiap dateng ke apartemen gue hobi banget bawa masalah! Sekali-kali bawa cemilan atau apa kek. Nggak usah ngerusuh isi kulkas gue terus" Haris mengomel sambil membawa setumpuk cemilan ke meja ruang tv.
Untungnya kali ini Sena sadar diri duduk di karpet. Jadi dia lah yang akan menempati sofa kesayangannya.
"Gue modal bawa ini. Ambil kalau lo mau" Sena menunjuk botol-botol minuman beralkohol dengan ujung dagu sambil menghembuskan asap rokok dari mulutnya.
"Gini-gini gue nggak doyan ya minuman laknat yang lo bawa" sambar Haris.
"Dasar taik lo!"
Sena mengumpat saat Haris menjitak kencang kepalanya. Dia sudah balik badan dan bersiap menyemprot pria yang sudah berteman lama dengannya itu, tapi sayangnya kalah start. Karena alih-alih menyemprot, justru dia sang korban lah yang kena semprot.
"LO NGATAIN GUE LAGI, MINGGAT SANA!"
Ketimbang dipaksa keluar, lebih baik dia diam. Walaupun sebenarnya ingin sekali membalas jitakan Haris yang sialannya masih terasa nyeri.
"Jadi, ada masalah apalagi sekarang?"
Meraih cemilan yang tadi dibawanya, Haris menyilangkan kaki di atas sofa persis gaya anak perawan yang tengah menikmati malam sambil bersantai ria di depan tv.
"Jangan bilang kalau Kayla minta dinikahi secepatnya?" yang dibalas dengusan oleh Sena. Pria yang sudah mematikan putung rokok itu, membuka salah satu botol alkohol dan segera menegaknya.
Sejujurnya, dia bukan tipe perokok dan suka minum-minum begini. Hanya sesekali dia menikmatinya saat merasa kacau. Seperti sekarang ini. Bahkan tadi dia berniat pergi ke bar, alih-alih ke apartemen Haris. Namun mengingat pikirannya yang sedang kacau, dia khawatir akan membuat masalah disana dan berujung mengacaukan hidupnya. Maka dari itu, pilihan yang paling benar adalah pergi ke apartemen Haris. Dia bisa minum sepuasnya disana tanpa perlu menghawatirkan keadaannya.
"Lo tahu 'kan kalau Sera kerja di tempat gue?" dengan punggung yang bersandar pada sofa yang diduduki Haris, Sena mendongak menatap langit-langit ruangan dengan tatapan hampa.
"Kenapa?"
"Sera kerja dibagian cleaning service"
"Hah!! Demi apa Sen?" Haris menghentikan kunyahannya. Ia tatap Sena dengan pandangan tak percaya. "Bagaimana bisa seorang Sera bekerja sebagai cleaning service? Memang bukan pekerjaan yang buruk, tapi yang bikin gue kaget, Sera itu wanita pintar. Meskipun nggak menjamin orang pintar bisa mendapat kerjaan yang bagus, setidaknya Sera bisa menjadi seorang karyawan kantoran 'kan?"
"Usaha keluarganya bangkrut" Sena kembali menegak alkohol di tangannya. "Dan dia terpaksa berhenti sekolah demi membantu keuangan keluarga" terangnya.
"Lo percaya?"
Kedua alis Sena terangkat. "Apa lo pikir Sera membohongi gue?" yang segera di geleng oleh Haris.
"Gue cuma menolak percaya. Karena setahu gue, Sera anak tunggal. Dan lo tahu itu 'kan?" Sena mengangguk dan kembali fokus pada botol yang dia pegang.
KAMU SEDANG MEMBACA
REGRET
ChickLit[FULL NASKAH / E-BOOK TERSEDIA DI KARYA KARSA & KBM] Link ada di profil. *** Sera merasa hidupnya benar-benar hancur saat tahu dirinya sedang mengandung, sementara pria yang seharusnya bertanggung jawab justru meninggalkannya tanpa mengetahui kaba...