***
Setiap manusia tentu tak luput dari kesalahan. Sama seperti dirinya. Dia tahu betul yang dilakukannya sangatlah fatal. Karena dia telah mengambil sesuatu yang sangat berharga dari seorang wanita yang dirinya sebut sebagai kekasih. Seorang kekasih yang akhirnya dia tinggalkan tanpa kata. Usianya kala itu masih 17 tahun. Dia tak pernah menyangka jika kesalahan yang dirinya perbuat semasa remaja itu, masih selalu menghantui. Sebab, dia meninggalkan kekasihnya begitu saja setelah mengambil sesuatu yang bukan menjadi haknya.
Dia menyesal. Sangat. Hingga dia sempat berpikir kalau dirinya gila karena mengira salah seorang karyawannya adalah mantan kekasihnya dulu.
"Saya duluan pak"
Rangkaian kata yang singkat namun berhasil membuatnya terpaku beberapa saat. Hingga sebuah tanya keluar dari mulut dan saat sang lawan bicara memberikan sebuah jawaban, tubuhnya seolah dipenuhi aliran listrik.
"Siapa nama karyawan itu?" sementara wanita yang dimaksudnya sudah menjalankan motor.
"Sera, pak"
"Se.. Sera?! Maksud kamu.. Serafina Anindita?"
Dimas--pria itu tampak mengerutkan dahi kemudian menggelengkan kepala. "Saya tidak tahu nama panjangnya pak"
Dan disinilah Sena berakhir. Di depan sebuah minimarket. Ah, tepatnya di dalam mobil yang dirinya parkir di tepi jalan.
Dia ingin memastikan satu hal. Jika 'Sera' yang ada di dalam adalah Sera mantan kekasihnya. Sejujurnya, tidak pernah ada kata putus diantara mereka. Namun mengingat dia yang pergi begitu saja, tidak bisa lagi disebut sebagai sepasang kekasih bukan? Apalagi dengan statusnya saat ini.
Mereka memang sudah sangat lama tidak bertemu, tapi suara wanita itu entah kenapa tidak bisa dirinya lupakan. Mungkin karena memiliki ciri khas. Ah, atau dia saja yang merasa bersalah hingga tidak pernah bisa melupakannya?
Apapun itu, dia harus membuktikannya sendiri. Jika wanita itu benar-benar Sera yang dirinya kenal. Ia mengerjapkan mata berulang kali guna memastikan penglihatannya saat wanita yang ditunggunya keluar dari minimarket sambil menenteng kantong berukuran sedang.
"Sera" lirihnya dengan pandangan seksama memperhatikan wanita yang tengah mengenakan helm itu.
Ya, wanita itu Serafina Anindita. Mantan kekasihnya.
Kini ia percaya kata orang-orang kalau dunia itu sempit. Sungguh, dia tidak menyangka kalau selama ini ternyata Sera bekerja di perusahaan milik orang tuanya.
Melihat Sera yang melajukan motornya, Sena segera menyalakan mobil dan mengikuti dari belakang dengan jarak yang tidak terlalu dekat. Dia penasaran dimana Sera tinggal sekarang. Sejujurnya banyak yang ingin dirinya ketahui tentang Sera. Kenapa wanita itu bisa pindah ke Jakarta dan sudah berapa lama bekerja di perusahaan orang tuanya. Tapi untuk saat ini, mengetahui tempat tinggal Sera sudah lebih dari cukup.
"Sore bu, saya mau ambil tempat kuenya"
Sera menghentikan motornya di depan warung dimana dia menitipkan kue-kue buatannya. Tempatnya tak jauh dari gang rumahnya.
"Ini Ser, donatnya masih sisa tiga. Risol sama martabak mininya habis semua"
"Terima kasih ya bu. Ini donatnya buat ibu saja" ia memberikan tiga donat yang tersisa kemudian mengambil uang jualannya.
"Saya juga terima kasih buat donatnya"
"Sama-sama bu"
"Besok saya tidak jualan ya, Ser. Mau pergi ke rumah saudara di Semarang. Semingguan saya disana"
KAMU SEDANG MEMBACA
REGRET
ChickLit[FULL NASKAH / E-BOOK TERSEDIA DI KARYA KARSA & KBM] Link ada di profil. *** Sera merasa hidupnya benar-benar hancur saat tahu dirinya sedang mengandung, sementara pria yang seharusnya bertanggung jawab justru meninggalkannya tanpa mengetahui kaba...