"HAPPY READING"
Tiba-tiba Chika datang dengan nafas ngos-ngosan karena berlari ketakutan. Keadaan Chika yang seperti itu membuat semua orang khawatir, begitupun Zaky yang sejak tadi sudah khawatir terhadap Chika.
"Chik, lo kenapa? Habis dikejar hantu ya? Tapi lo nggak kenapa-kenapa kan?" tanya Zaky menghampiri Chika dan memegang pundaknya.
Zeyla dan lainnya tidak bisa menahan tawanya lansung tertawa cekikikan karena pernyataan yang dilontarkan oleh Zaky kepada Chika.
"Apaan sih pegang-pegang gue, mana ada hantu di siang bolong ini bego! Ah udahla ini nggak penting." ucap Chika berusaha mengatur nafasnya.
"Azmi, tadi mama lo telfon gue katanya ada perlu. Pas dia telfon lo katanya nggak diangkat. Kenapa nggak buang aja sih handpone lo itu kalau nggak guna!" ucap Chika kesal.
Karena memberi pesan dari mamanya Azmi, membuatnya harus rela di kejar-kejar anjing di tetangga sebelah, nasib emang.
Azmi segera mengecek handponenya dan terlihat notifikasi panggilan tidak terjawab dari mamanya. Lalu ia kembali memasukkan handponenya ke dalam saku celananya.
"Emm maaf tante Azmi harus pulang dulu. Azma, gue harus pulang dulu. Nanti sore kalau bisa gue balik kesini." pamit Azmi.
Zaky yang mendengar perkataan Azmi untuk pamit, dia mengajak Zeyla untuk pamit pulang juga. Bagaimanapun Zaky seperti terikat sekali dengan Azmi.
"Az, gue juga ikut lo. Zey lo ikut gue nggak? Atau mau pulang sama Azka, nggak papa kok! Gue tinggal bilang sama ibu." tanya Zaky kepada saudaranya itu.
Zeyla terdiam sebentar, sebenarnya ia ingin pulang bersama Azka. Tetapi jika dia menolak ajakan Zaky, pasti dia akan ketahuan kalau diam-diam Zeyla menyukai Azka. Walaupun tadi sempat kecewa karena terlihat Azka yang menyukai Azma, temannya.
"Emm gue ikut lo aja deh. Azma, gue pamit pulang dulu ya, semoga lo cepat sembuh!" pamit Zeyla seraya mendoakan Azma agar cepat sembuh.
"Amin semoga aja Zey, makasih udah mau jengukin aku." balas Azma mengucapkan terimakasih kepada Zeyla.
Zeyla tersenyum dan mengangguk. Mereka bertigapun pergi meninggalkan rumah Azma. Kini tinggal bunda, Azka, dan Chika yang membantu menjaga Azma.
"Yaudah tante ke dapur dulu ya, kalian bisa disini jagain Azma." ucap tante Aliza berlalu keluar kamar, tapi sebelum itu Azka dan Chika sudah menyetujui permintaan tante Aliza untuk menjaga Azma.
"Azma, lo kenapa bisa begini sih? Dan kenapa lo ada di gudang sekolah?" tanya Chika penuh penasaran dengan apa yang terjadi pada Azma, sahabatnya.
Azma masih ragu untuk menceritakan masalahnya kepada Chika dan Azka. Dia juga mendapat ancaman dari perempuan yang bernama Jihan, entahla Azma tidak sepenuhnya mengenal perempuan itu.
Akan tetapi jika diingat-ingat Jihan pernah mengatakan kalau keluarga Azma sudah menghancurkan keluarga Jihan, apakah bundanya tahu tentang Jihan?
"Az... Azma! Kenapa bengong sih? Gue pengen tahu aja kenapa lo bisa gini? Atau ada yang nyakitin lo, siapa dia?!" ucap Chika menggebu-gebu seolah-olah ingin membalas perbuatannya yang telah dilakukan kepada Azma.
Azma terkekeh dengan reaksi Chika yang begitu semangat untuk membalaskan dendam kepada orang yang telah membuatnya sampai begini.
"Lah kok ketawa sih? Gue beneran loh Azma!" ucap Chika dengan penuh semangat.
Azka yang sejak tadi memperhatikan mereka berdua hanya tersenyum.
"Azma, apa benar trauma pembulyan lo itu saat SMP kumat lagi? Tapi siapa yang ngebuat trauma itu lagi?" tanya Azka mulai curiga. Karena efek dari trauma sama seperti sebelumnya.
Waktu pertama kali melihat efek pembullyan kepada Azma sangatlah membuat Azka begitu khawatir dan kesal kepada si pembully itu, sebut aja Sinta. Sampai-sampai membuat tante Aliza marah besar dan melaporkannya kepada pihak berwajib. Setelah itu, Azma dipindahkan ke sekolah lainnya dan sejak itu Azka juga menghilang tanpa kabar.
"Tapi gue mohon sama kalian, jangan pernah membocorkan masalah ini kepada siapapun termasuk Azmi dan bunda." ucap Azma sedih.
"Tapi kenapa Azma? Kita nggak bisa biarin ini terjadi lagi selanjutnya." tanya Chika heran dengan Azma. Bisa-bisanya masih Azma setelah disakitin dan tidak mau menyelesaikannya dengan memberitahu bundanya yang sempat khawatir.
"Iya aku tahu Chika, tapi jika bunda tahu bahwa diam-diam ada yang membully aku. Pasti dengan cepat atau lambat bunda akan memindahkan aku lagi ke sekolah lain dan aku tidak mau kehilangan kamu dan teman-teman lainnya." ucap Azma begitu tidak merelakan kehilangan teman terbaiknya.
Azka masih diam, benar dugaannya. Azma benar-benar dibully oleh seseorang. Tetapi kenapa dan siapa orang itu, Azka akan mencarinya setelah besok bisa masuk ke sekolah itu.
"Yaudah kita nggak bakalan bilang ke siapapun, tapi plis kasih tahu siapa orang itu?" ucap Chika sembari memohon agar Azma mentuntaskan rasa penasarannya.
"Aku nggak tahu masalahnya, tapi kalau nggak salah dengar namanya Jihan dan kedua temannya bernama Bil.. Bila dengan Sela." jawab Azma berusaha mengingat siapa orang yang telah membullynya.
Azka dan Chika terkejut dengan jawaban Azma.
***
Di lain tempat, ternyata Azmi sudah sampai di pekarangan rumahnya. Zaky dan Zeyla sudah lansung pulang tanpa mampir ke rumah Azmi setelah pamit kepada Azmi.Tampak sebuah mobil hitam berada di pekarangan rumahnya. Azmi tidak tahu mobil siapa itu? Bahkan di keluarga Azmi, sama sekali jarang menggunakan mobil berwarna hitam.
Azmi segera masuk setelah memakirkan sepeda motornya di pekarangan rumah. Betapa terkejutnya melihat sesosok perempuan tengah tersenyum kepadanya. Perempuan yang pernah mengisi hatinya, tetapi itu dulu sekali saat Azmi berada di Bandung. Dan sebelum kedatangan Azma yang merubah seluruh isi hatinya.
"Azmi!" teriaknya melengking di telinga Azmi, untung saja dia sudah menutup telinganya dengan kedua tangannya.
"Gue kangen banget sama lo! Oh iya gue bawa oleh-oleh tau, ayo tebak dong?" ucapnya sambil memperlihatkan sebuah plastik besar yang dihias seindah mungkin.
Azmi mengeryitkan kening heran, ini siapa yang ngajak orang kesini sih? Bikin badmood doang.
"Gue nggak tau, mama! Mama dimana?" teriak Azmi, sekejap sosok mama datang dengan celemek masih melekat di tubuhnya.
"Apaan sih Azmi, mama lagi sibuk masih aja teriak-teriak kejauhan." gerutu mamanya.
"Mama ngapain manggil Azmi buat pulang?" tanya Azmi kesal karena mamanya merusak kesempatan baiknya untuk mendapatkan hati Azma.
Mama tersenyum dan mendekat kepada perempuan itu dan merangkulnya.
"Kamu nggak lihat ada siapa? Mama ingin Azmi pulang untuk nemanin dia, apa ada masalah?" jawab mamanya membuat Azmi makin kesal di dalam hatinya.
Jadi cuma perempuan ini yang membuatnya terburu-buru pulang. Kalau saja Azmi tahu, mungkin dia tidak mau pulang dan menemaninya.
Perempuan itu yang telah membuatnya jatuh cinta sekaligus patah hati. Sebenarnya Azmi tahu kalau perempuan itu pernah kepergok selingkuh dengan teman lama Azmi. Tapi sudahlah Azmi tidak mau mengingat-ingat masalalu yang hanya membuatnya kesal dan menyesal karena telah dalam mencintai perempuan itu.
Siapa perempuan itu?
Penasaran sama kisah selanjutnya?
Yuk tekan voting jika kalian suka dan koment jika ada kesalahan dalam penulisan.
Jangan lupa buat tinggalin jejak untuk mendapat notifikasi dari cerita Azma dan Azmi.
See you di part selanjutnya!
Assalamualaikum
Sumenep, 6 januari 2020
©Aisyahmirimrl
KAMU SEDANG MEMBACA
Azma dan Azmi ( Completed )
Подростковая литература( Disarankan follow sebelum membaca ) Azma yang baru pindah dari Jogyakarta ke kota Bandung bersama bundanya harus menempati perumahan yang ternyata berdekatan dengan sahabatnya. Karena kepindahannya yang secara tiba-tiba membuatnya harus mengiyak...