"HAPPY READING"
Sesampainya di rumah, Chika membantu memegang tangan Azma agar tidak terjatuh karena sakit kepalanya.
"Assalamualaikum, tante!" ucap Chika memberi salam dan mengetuk pintu berulang kali.
Tak lama kemudian, seorang wanita berjilbab putih panjang datang menampakkan dari balik pintu.
"Waalaikumsalam, astagfirullah Azma! Kamu kenapa nak?" tanya bunda menatap cemas Azma yang berada di pegangan Chika.
"Maaf tante, bisa masuk dulu. Soalnya Azma saat ini masih lemah tante." jawab Chika menahan Azma agar tidak terjatuh.
Bunda mengangguk dan membantu memegang tangan Azma yang satunya. Mereka bertiga berjalan ke kamar Azma yang berada di samping kamar bundanya.
Sesampainya di kamar Azma, Chika membantu membaringkan tubuh Azma di kasur empuknya. Sedangkan bundanya cepat-cepat membawa air dan obat-obatan lainnya.
"Azma, lo masih sakitan?" tanyanya menatap wajah Azma yang terlihat sedang menahan sakit.
"Nggak Chik, makasih ya udah anterin aku sampai rumah." balas Azma lemah.
"Iya sama-sama. Sekarang lo istirahat dan minum obat supaya lekas sembuh. Gue pulang dulu sebentar buat ganti baju, setelah itu gue balik lagi kesini, oke!" ucap Chika ditanggapi dengan anggukan lemah Azma.
Tiba-tiba bunda datang dengan membawa air putih dan obat-obatan serta tidak lupa kue-kue kecil yang tidak sengaja dibuatnya.
"Loh kamu mau kemana?" tanya bunda ketika melihat Chika berniat ingin keluar kamar.
"Anu tante, saya pamit pulang dulu sebentar buat ganti seragam. Nanti saya balik lagi kesini tante buat ngejaga Azma, hehe." jawab Chika terkekeh sebentar.
"Oh gitu, maaf ya nak udah ngerepotin kamu." ucap bunda.
"Nggak papa kok tante, Chika selalu sedia membantu Azma kapanpun Azma mau. Yaudah tante Chika pamit pulang dulu, assalamualaikum!" pamit Chika berlalu pergi.
"Waalaikumsalam." jawab bunda disusul oleh jawaban Azma yang sedang terbaring lemah karena syok dan traumanya.
Bunda menatap seduh Azma, dia merasa bersalah karena tidak bisa menjaga Azma dengan baik.
"Bunda! Bunda jangan sedih ya, Azma baik-baik aja kok. Cuman nggak enak badan tadi pagi." ucap Azma memegang tangan bundanya ketika terlihat bunda menahan tangisnya.
"Azma, bunda minta Azma cerita ya kenapa kamu bisa gini. Bunda nggak mau hal ini akan terjadi lagi selanjutnya." pinta bundanya membuat Azma terdiam. Masalahnya jika bundanya mengetahui bahwa dirinya sedang di bully oleh teman sekolahnya, pasti tidak lama bunda akan menyuruhnya untuk pindah sekolah. Azma hanya tidak ingin bundanya sedih dan dia akan kehilangan sahabat terbaiknya yaitu Chika.
"Bunda lihat deh mata Azma. Azma nggak kenapa-kenapa, percaya deh!" ucap Azma menyakinkan bundanya agar percaya bahwa dirinya baik-baik saja.
Aliza sebenarnya masih ragu untuk mempercayai perkataan anaknya. Dia hanya takut akan terjadi hal-hal yang akan membahayakan anaknya.
"Yaudah bunda percaya, sekarang kamu minum obatnya dulu yuk biar cepat sembuh." perintah bunda lansung ditanggapi dengan anggukan. Dengan segera Azma meminum obat yang diberikan bundanya itu.
***
Di sekolah, Azmi menjadi tidak fokus ke pelajaran karena masalah istirahat tadi. Dia masih bingung, kenapa sikap Azma jadi aneh setelah kejadian itu? Azmi menjadi terur kepikiran akan hal itu."Azmi! Kamu dengar bapak kan?" panggil pak Hendra, guru mata pelajaran kesenian.
"Azmi!" panggilnya sekali lagi membuat Azmi tersentak di tempat duduknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azma dan Azmi ( Completed )
Teen Fiction( Disarankan follow sebelum membaca ) Azma yang baru pindah dari Jogyakarta ke kota Bandung bersama bundanya harus menempati perumahan yang ternyata berdekatan dengan sahabatnya. Karena kepindahannya yang secara tiba-tiba membuatnya harus mengiyak...