3) orang ketiga

158 52 24
                                    

"HAPPY READING"

"Begini saja, Zak lo bantu gue buat cari Azma di bagian belakang Sekolah. Dan lo Chika, lo sama Zeila cari Azma di bagian aula Sekolah sama lapangan basket." perintah Azmi kepada ketiga temannya.

Setelah perintah Azmi didengarkan ketiga temannya, merekapun berpencar mencari Azma di segala sudut sekolah sebelum bel berbunyi.

Azmi terus berusaha mencari dimana keberadaan Azma. Dia sangat khawatir dengan keadaan Azma sekarang.

***
Azma terus berusaha melepas genggaman perempuan itu, tetapi nihil teman-temannya ikut membantu memegangnya agar Azma tidak pergi dari perempuan itu.

"Siapa sih kamu sebenarnya? Salah aku apa sama kalian?" teriak Azma kepada perempuan itu.

Semuanya tertawa mendengar ucapan dari Azma.

"Hah,apa? Lo bilang lo salah apa? Masih sok belagu lo!" balas cewek yang berada di depan Azma, sedangkan kedua cewek lainnya memegang tangan Azma agar tidak lepas.

"Lo nggak tau, lo cewek yang selama ini gue incar Azma! Lo cewek yang selama ini ngehancurin hidup keluarga gue dan sekarang lo mau rebut Azmi dari gue, hah!" teriaknya di depan wajah Azma, sehingga membuat Azma lansung lemas. Azma mempunyai trauma bully sejak masa SMP nya, jadi bisa dikatakan dia trauma dengan kekerasan.

"A.. Aku nggak ngerebut Azmi, dan salah aku apa ke keluarga kamu. Padahal aku ngga kenal kamu?" balas Azma benar-benar tidak mengingatnya.

"Ah sudahlah ngomong sama lo itu bikin gue sakit hati tau nggak? Bi, Sel, ikat dia di kursi gudang sekolah. Pokoknya jangan sampai ada orang yang tahu kalau Azma ada disini!" ucapnya memerintahkan kedua temannya untuk mengikatkan Azma di kursi yang ada di gudang. Dan mereka menanggapinya dengan anggukan.

Beberapa saat kemudian, terdengar suara teriakan dari Azmi dan Zaky. Hal itu membuat Jihan dan kedua temannya terlonjak kaget.

"Azma! Lo dimana?!" teriak Azmi sembari berjalan menuju gudang.

"Azma!" teriak Zaky membantu Azmi mencari Azma.

Di lain tempat, Jihan sudah panik akan suara Azmi yang semakin dekat semakin nyaring.

"Jihan, gimana nih Azmi udah deket banget tau!" panik Bila membuat Jihan semakin khawatir dirinya akan diketahui oleh Azmi.

"Iya Jihan, gue nggak mau tau kalau nanti kita kepergok Azmi cuman karena cewek nggak jelas ini." ucap Sela mendukung ucapan Bila.

"Ah kalian bisa diem nggak sih? Gini aja kita lepasin cewek ini untuk sekarang aja. Kita bisa nyulik cewek ini kapanpun kita mau!" ucap Jihan memberikan solusi bagi dirinya dan teman-temannya.

Bila dan Sela mengangguk menyetujui pernyataan dari Jihan. Sebelum Jihan meninggalkan Azma di gudang, dia mendekati Azma dan mengatakan sesuatu.

"Lo denger baik-baik, sekarang lo bisa aja lolos dari gue. Tapi gue bisa nyulik lo kapanpun gue mau. Jadi, lo kalau mau nggak berurusan sama gue, jauhin Azmi!" ucap Jihan mengeraskan kata jauhin Azmi kepada Azma.

Ucapannya membuat Azma bergetar hebat, dia benar-benar kumat tentang trauma bully nya. Azma hanya diam menunduk, dia juga tidak bisa berteriak minta tolong karena mulutnya di sekap oleh kain.

Setelah mengatakan itu, Jihan dan kedua temannya lansung pergi meninggalkan Azma sendirian di dalam gudang.

***
Azmi terus mencari keberadaan Azma sembari meneriakkan nama Azma.

"Azma! Lo dimana?" teriak Azmi sekeras mungkin.

Brakk!

Azmi lansung terkejut mendengar suara benda jatuh, begitupun Zaky. Mereka lansung menghampiri suara tersebut berasal.

"Azmi?" panggil Azma lirih.

Perlahan demi perlahan Azmi mengendap-ngendap. Betapa terkejutnya melihat Azma terikat di kursi dengan mulut disekap kain, dan parahnya Azma pingsan saat ini.

"Azma!" teriaknya sambari menghampiri Azma yang pingsan, Zaky pun menyusul Azmi.

"Azma, bangunlah Azma!" ucap Azmi menepuk-nepuk pipi Azma.

"Azmi, mendingan kita buka dulu ikatannya setelah itu kita bawa dia ke uks." ucap Zaky lansung ditanggapi dengan anggukan Azmi.

Azmi membukakan ikatannya,lalu lansung membopongnya ke uks tanpa memedulikan ocehan dan pertanyaan dari siswa-siswi lainnya.

***

Sesampainya di uks, Azmi menidurkan tubuh Azma di ranjang kasur uks. Minyak kayu putih sudah ia dekatkan ke hidung Azma, tapi tetap saja Azma belum sadarkan diri. Petugas uks pun masih sibuk dengan kegiatannya di luar sekolah, jadi mau tak mau Azmi harus menjaga Azma sampai sadar.

"Zak, lo panggil Chika sama Zeyla untuk kesini. Biar gue dulu yang jagain Azma." ucapnya kepada Zaky. Begitupun Zaky lansung pergi untuk memanggil Chika dan Ziela agar menghentikan pencarian Azma sekaligus memberitahukan bahwa Azma sudah ditemukan di dalam gudang sekolah.

Setelah kepergian Zaky, Azmi terus berusaha membangunkan Azmi dengan berbagai cara. Namun, tiba-tiba sebuah pergerakan jari Azma membuat keterkejutan Azmi.

"Azma, lo udah sadar? Azma?" ucap lirih Azmi sembari memegang telapak tangan Azma.

Azma sedikit kesusahan membuka matanya, tetapi perlahan dia melihat jelas sebuah tempat yang berbau obat yang tidak disukainya.

"Aw! Aku dimana ini?" tanya Azma memegang kepalanya yang begitu sangat sakit.

"Lo di uks Azma, lo nggak papa kan?" tanya Azmi bahagia karena Azma sadar dan panik ketika Azma masih merasakan sakit di bagian kepalanya.

"Azmi? Kamu ngapain disini? Pergi!" usir Azma mengingat kata-kata perempuan itu membuatnya mengusir Azmi dari sampingnya. Sedangkan Azmi yang tidak tahu maksud perkataan Azma hanya diam.

"Pergi Azmi, pergi!" teriak Azma sembari menangis dan menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Tenang Azma, lo kenapa? Kenapa lo ngusir gue?" balas Azmi dengan memegang pundak Azma, tetapi dengan cepat Azma menepis kedua tangan Azma.

"Pergi Azmi!" usirnya sekali lagi dengan menangis tersedu-sedu.

Tiba-tiba Chika dan lainnya datang dan menghampiri mereka berdua. Chika merasa khawatir dengan keadaan sahabatnya ini.

"Azma!" panggil Chika dan memeluknya.

"Lo nggak kenapa-kenapa kan?" sambung Chika melepas pelukannya dan kembali menatap Azma dengan wajah khawatir.

Azma mengangguk dan tersenyum, walaupun di hatinya masih ada keresahan dengan ancaman perempuan itu.

"Azma, sekarang gue anterin lo pulang ya. Bu Dewi udah ngijinin lo buat pulang duluan!" ucap Azmi memegang tangan Azma. Tetap saja Azma segera menepisnya.

"Aku minta anterin Chika!" tolak Azma tanpa memandang wajah Azmi. Sebenarnya Azma tidak bisa mengatakan itu kepada Azmi, karena hal itu akan membuat Azmi kecewa dan sedih.

Chika memandang Azmi yang terlihat kecewa dengan balasan Azma. Akan tetapi, dengan cepat Azmi mengangguk agar Chia cepat-cepat mengantarkan Azma pulang. Karena sekarang ini yang terpenting adalah keadaan Azma agar baik-baik saja.

"Baiklah, sekarang kita pulang. Biarkan gue yang memegang tas lo Azma!"

Mereka berdua pun pulang setelah mendapatkan ijin dari pak satpam. Di sisi lain, Azmi merasa aneh dengan sikap Azma setelah kejadian itu. Dia harus mencari kebenaran dibalik perubahan sikap Azma kepadanya.

Hai sahabat orange? Bagaimana pendapat kalian sampai di part ini?
Suka nggak?
*fix, jawab dong!


Jangan lupa buat tinggalin jejak untuk mendapat notifikasi dari cerita Azma dan Azmi.

See you di part selanjutnya!

Assalamualaikum

Sumenep, 26 desember 2020
©Aisyahmirimrl

Azma dan Azmi ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang