21) perasaan

63 22 1
                                    

"HAPPY READING"

"Gue lemah Azka dalam cinta lo!" sambungnya seraya menyeka air matanya.

Tanpa memedulikan tatapan semua orang kepadanya, dengan cepat dia pergi menuju kamarnya. Dia rasa dirinya sudah lelah untuk merasakan kesedihan dan menangis seperti orang gila.

***

"Yaudah gue ke Azmi dulu." pamit Azka masih setia menunjukkan senyumnya.

Chika hanya mengangguk, sebenarnya dia tidak kuat melihat Azka yang masih tersenyum kepadanya. Jikalau Zaky berada disana diantara keduanya, siap-siap untuk perang ketiga diantara Azka dan Zaky. Entah kenapa pikiran Chika lansung kesana.

'Stop Chika! Kenapa lo malah mikirin Zaky sih!' batinnya seraya geleng-geleng kepala.

Azka yang melihatnya merasa bingung, dengan cepat dia memegang pundak Chika kembali. Refleks membuat Chika menjauh.

"Oh maaf. Gue cuma bingung doang kenapa lo geleng-geleng gitu."

Chika masih menatap Azka, sejak kapan Azka mulai terasa dekat padanya? Ah mungkin karena masalah tadi, batin Chika.

"Oh.. Emm nggak kok. Maaf juga tadi gue refleks doang."

Azka mengangguk-ngangguk.

"Yaudah sono katanya mau ke Azmi!" ucap Chika seolah-olah ingin menghindar dari kegugupan ini.

"Oh iya gue lupa hehe. Yaudah gue kesana dulu." balasnya membuat Chika hanya mengangguk mengiyakan perkataan Azka kepadanya.

***

Sesampainya di sebuah pekarangan rumahnya, Zaky segera membelokkan mobilnya berniat untuk memakirkannya. Setelah selesai barulah Zaky dan Aliza turun untuk membantu membopong Azma.

Aliza berniat membantunya, tetapi Zaky mencoba mencegahnya agar leluasa membawa Azma ke dalam.

"Biar Zaky saja tante." ucapnya seraya meletakkan tangan Azma ke lingkaran lehernya.

"Nggak papa nak Zaky? Maaf ngerepotin ya."

Zaky hanya mengangguk. Dengan cepat dia membopong Azma dan pergi menuju kamar Azma. Sedangkan Aliza hanya mengekorinya dari belakang.

Sesampainya di kamar Azma, Zaky menidurkan tubuh Azma dengan perlahan. Tampak Aliza hanya memerhatikan keduanya. Dari raut wajahnya yang begitu khawatir dengan keadaan putrinya.

Setelah menidurkan tubuh Azma, Zaky kembali menghampiri Aliza yang tidak jauh dari dimana ia berada.

"Emm Zaky lansung pamit pulang tante, soalnya mau ngurus acara di rumah." ucapnya begitu sopan santun kepada Aliza.

Aliza tersenyum seraya mengangguk, ia membalas ucapan Zaky.

"Iya, makasih ya nak Zak karena udah bantu tante tadi." balasnya mengucapkan terimakasih kepada Zaky.

Zaky mengangguk

"Yaudah tante Zaky pamit pulang, assalamualaikum!" sembari mencium punggung tangan Aliza.

"Waalaikumsalam, hati-hati di jalan!"

Zaky tersenyum, lalu dia segera pergi meninggalkan rumah Azma dengan mobil yang digunakannya tadi. Di dalam hatinya dia sudah merasa senang karena bisa membwntu Azma, meskipun dirinya masih ada di dalam masa terpuruk.

***

Selepas kepergian Zaky, Aliza segera memghampiri putrinya yang masih enggan membuka mata. Dia menangis kala sudah berada tepat di samping Azma terbaring lemah. Rasa bersalahnya kian menjadi saat dia teringat bahwa dirinya sedang menutupi masa lalunya tentang Jihan dan Azma.

Azma dan Azmi ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang