"HAPPY READING"
"Kode yang sama." batin Azma dengan wajah yang sulit diartikan.
Namun kedatangan seseorang membuat Azma segera menyembunyikan surat yang tadinya menampakkan bercak darahnya.
"Hei, lo kenapa?" tanya Zeyla yang tadi hanya diam saja memerhatikan gerak-gerik Azma sejak menerima surat dari Jihan.
Azma menggeleng cepat, dia menyembunyikan rasa takutnya dan resahnya terhadap pemikirannya tentang surat itu. Namun siapa sangka kalau Zeyla sudah jelas-jelas mengetahui semuanya. Entah mau khawatir ataupun senang, Zeyla bisa merasakan keduanya itu.
"Nggak, aku nggak papa." jawaban singkat yang sering Azma katakan, namun tidak sama dengan kondisinya sekarang.
"Tapi kayaknya lo lagi risau deh, dan tadi gue liat Jihan nyamperin lo. Dia nggak ngapa-ngapain lo kan?" tanya Zeyla dengan wajah sedih yang dibuat-buatnya.
Azma terkejut dengan omongan Zeyla, dia berpikir bahwa Zeyla mengetahui apa yang terjadi tadi.
"Nggak Zey, makasih udah ngehawatirin aku."
Zeyla tersenyum picik, dia segera meninggalkan Azma dan berlalu pergi ke Kantin. Namun di ambang pintu ia tidak sengaja berpapasan dengan Azmi dan teman-teman lainnya termasuk Azka dan Zaky.
"Hei lo mau kemana?" tanya Zaky kepada saudaranya itu.
"Kantin." jawab Zeyla singkat dan padat, membuat Zaky merasa aneh dengan sikap Zeyla kepadanya.
Tetapi Zaky tidak menghiraukan itu, dia mengikuti Azma dan Azka yang sedang menuju ke tempat duduknya masing-masing. Lain halnya dengan Chika, dia lansung menemui Azma dan duduk di sampingnya.
"Lo beneran nggak mau ngasih tau gue ya Azma?" tanya Chika dengan raut wajah kecewanya.
Azma tetap diam, dia terdiam dengan memikirkan apakah dia akan memberitahu Chika atau tidak perihal kejadian tadi.
"Azma...! Ih kok diam sih?" tanya Chika setengah berteriak. Refleks ketiga cowok tadi menoleh dan mulai bertanya-tanya apa yang telah terjadi.
"A... Aku nggak mau ngerepotin kamu kagi Chik. " ucap Azma terbata-bata.
Chika mengeryitkan kening heran dengan jawaban Azma.
"Nggak kok Azma. Sejak kapan gue bilang lo ngerepotin gue? Lo udah gue anggep sebagai saudara gue sendiri."
Azma menunduk merasa bersalah. Dia menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan nafas untuk merasa tenang walaupun hanya sebentar.
"Jadi gini.... "
Azma mulai menceritakan perihal kejadian tadi malam sampai pagi tadi. Dia juga menceritakan kedatangan Jihan yang membawa surat berlumuran darah. Chika yang mendengar penjelasan dari Azma terkejut dan saking terkejutnya dia sampai menutup mulutnya yang hampir ingin mengeluarkan suara cemprengnya.
Beberapa menit kemudian,
"Parah banget sih. Dan lo masih ingin sembunyiin ini ke bunda lo?" tanya Chika membuat Azma hanya diam saja.
"Aku juga nggak tau Chika." jawab Azma lirih.
"Terus kenapa lo diem mulu daritadi pagi? Gue kira karena kita." ucap Zaky nimbrung secara tiba-tiba. Membuat Azma dan Chika terkejut, refleks Chika menoleh kepada Zaky. Dia tambah terkejut ketika dia menoleh, ternyata wajah Zaky dekat dengan wajahnya. Buru-buru dia bersikap tenang, padahal jantungnya seakan sedang memompa ban sepeda.
Azmi memukul pelan kepala Zaky.
"Kan, mulut lo itu ya! Kagak bisa diajak kompromi."
Zaky meringis kesakitan seraya cengengesan. Azmi kembali menyimak pembicaraan Azma dengan Chika, begitupun Zaky yang tiba-tiba lansung serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azma dan Azmi ( Completed )
Novela Juvenil( Disarankan follow sebelum membaca ) Azma yang baru pindah dari Jogyakarta ke kota Bandung bersama bundanya harus menempati perumahan yang ternyata berdekatan dengan sahabatnya. Karena kepindahannya yang secara tiba-tiba membuatnya harus mengiyak...