5) Orang yang sama

122 46 24
                                    

"HAPPY READING"

"Apa, Azma?"

Azmi terkejut sekaligus aneh dengan reaksi saudaranya ketika meyebutkan nama Azma di hadapannya. Ia merasa kalau saudaranya ini pernah mengenal nama Azma sebelumnya.

"Iya, emang kenapa? Tunggu-tunggu dari reaksi lo ini kayaknya lo udah pernah kenal dia deh." ucap Azmi membuat Azka bungkam. Dia memang mengenal nama Azma sebelumnya. Akan tetapi dia masih tidak yakin kalau Azma yang disebutkan saudaranya itu adalah Azma cinta pertamanya.

"Lo kenal dia kan?" tanya Azmi sekali lagi

"Nggak! Gue cuman terkejut aja, biasanya lo nggak peduli sama cewek." jawab Azka seadanya dan itupun tidak sama dengan apa yang dipikirkannya.

Azmi mengangguk-ngangguk paham. Dia segera mengganti seragamnya dengan pakaian hitam dan celana panjang hitam. Sedangkan Azka memakai jaket silver dan celana hitam sama dengan Azmi. Sebenarnya dia tidak suka berpakaian sama dengan Azmi, walaupun bisa dikatakan Azka adalah kembaran Azmi, tapi dia lebih suka jadi diri sendiri daripada harus selalu sama dengannya.

"Lo udah belum sih Az, kok lama banget siap-siap nya?!" teriak Azka di luar kamarnya memanggil Azmi.

"Bentar, dikit lagi selesai." jawab Azmi dibalik pintu.

Tak berapa lama Azmi keluar dengan membawa plastik yang berisi kado untuk Azma.

Azka yang tidak mengetahui apa yang dibawa Azmi menjadi penasaran. Perlahan dia mengintip tetapi dengan cepat Azmi menyembunyikannya.

"Ets, mau ngapain? Jangan kepo ya jadi orang, tumben amat peduli sama sekitar." ledek Azmi sembari berlalu di hadapan Azka.

"Woy tungguin bego! Udah ngajak malah ninggalin." teriak Azka menyusul Azmi yang berjalan tidak jauh darinya.

Sesampainya di lantai bawah, tanpa sengaja mama lewat dan melihat mereka berdua.

"Azmi, Azka, kalian mau kemana? Baru pulang sekolah atau...?" tanya mama seraya menaruh kue yang baru dibuatnya.

"Emm kami mau jenguk teman ma, dia sedang sakit. Yaudah Azmi sama Azka berangkat dulu, assalamualaikum!" pamit Azmi dengan mencium punggung tangan mamanya dan diikuti oleh Azka.

"Waalaikumsalam, hati-hati!" teriak mamanya karena jarak mereka yang bisa dikatakan sudah jauh.

"Iya ma!" sahut Azmi dan Azka.

***

Sesampainya di luar rumah, Azmi mengeluarkan handponenya dan mengetik nama Zaky untuk menelfonnya. Setelah ketemu, dia tekan tombol panggil dan itupun berdering.

(telepon)

"Halo Zak, lo udah dimana?" tanya Azmi.

"Gue udah di depan pagar rumah lo, makanya kalau dipanggil yahut kek!" jawab Zaky membuat Azmi sontak melihat Zaky dan Ziela sedang berada di depan pagarnya.

"Hehe yaudah tutup dulu!" ucap Azmi mamatikan telfonnya dan beralih menghampiri Motornya.

***

"Ayok Azka, biar gue yang bawa motornya. Lo tinggal bonceng aja di belakang gue!" ucap Azmi membuat Azka terkejut. Ini siapa yang mau ngaterin sih?

"Bukannya lo yang minta anterin gue tadi? Kenapa sekarang lo yang bawa motornya?" tanya Azka.

"Nggak lah, masa gue tega nyuruh saudara gue yang super cuek ini. Yaudah naik aja!" suruh Azmi membuat Azka kesal karena seenaknya memerintah.

Merekapun berangkat dengan alamat yang barusan diberikan oleh Chika. Ternyata rumah Azma lumayan jauh dari rumah Azmi, tapi baginya Azma yang memperdekatkan rumah mereka karena perasaannya.

Azma dan Azmi ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang