Chapter 17: Jeongwoo is only Jeongwoo

1K 163 20
                                        

Haruto yang ingin pergi dari toko bunga tersebut terdiam mendengar ucapan Sulky.

"Jeongwoo berusaha melindungiku, itu sebabnya─" sebelum Sulky menyelesaikan kata-katanya, Haruto mendekatinya dan memegang bahu gadis tersebut.

"Sebelumnya, aku ingin bertanya sesuatu," ucap Haruto dengan serius menatap mata Sulky.

"Apa kamu mengetahui banyak hal mengenai Daehwi?" tanya Haruto.

"Tidak terlalu banyak, tapi jika hal yang umum mungkin aku tahu," ucap Sulky sedikit ketakutan. Wajah Haruto yang berubah sangat serius sehingga membuat bulu kuduk Sulky berdiri.

"Daehwi─ apa anak itu tidak suka warna merah?" tanya Haruto sekali lagi.

Sulky mengeryitkan dahinya.

"Aku tidak yakin, tapi beberapa kali kulihat Daehwi menggenakan baju warna merah. Tapi dapat kupastikan kalau Jeongwoo tidak menyukai warna merah."

Haruto terdiam mendengar ucapan Sulky.

"Baekho─ ia mencurigai dirimu bertemu Jeongwoo karena Jeongwoo pernah ke ruang guru tetapi tidak segera kembali ke rumahnya. Apa kamu tahu itu?"

Sulky terdiam sejenak.

"Apa maksudmu pertemuan pertamaku dengan Jeongwoo? Aku tidak tahu apa Jeongwoo cerita ke Baekho, tetapi kurasa ia tidak ke rumah Baekho setelah bersamaku."

"Maksudmu?"

Sulky kembali menjelaskan ceritanya, "Aku mendengar teriakan Daehwi dari telepon Jeongwoo untuk memintanya ke rumahnya karena Baekho juga diminta ke rumah Daehwi. Apa mungkin dia ke rumah Baekho jika mendapat telepon seperti itu?"

Haruto menjatuhkan genggaman tangannya dari bahu Sulky.

"Watanabe Haruto─ kamu baik-baik saja?" ucap Sulky panik karena melihat pemuda di depannya mematung tanpa mengatakan apapun.

"Jeongwoo─ ia membohongi dirinya dan selama ini kami percaya?" gumam Haruto.

"Watanabe Haruto─" ucap Sulky sambil menggoyang-goyangkan tangannya di hadapan Haruto.

"Maafkan aku, Sulky, aku tidak tahu masalah apa sehingga kamu menyalahkan dirimu atas semua hal yang menimpa Jeongwoo, tetapi aku harus menemui Jeongwoo sekarang," ucap Haruto sambil melesat pergi meninggalkan toko bunga tersebut tanpa memberikan waktu bagi Sulky untuk membalas ucapannya.

.

.

Begitu Haruto sampai di dorm Jeongwoo, ia melihat Jeongwoo yang tertawa terbahak-bahak bersama Jihoon melihat rekaman treasure map special Chuseok.

"Haruto, kenapa kesini?" ucap Jihoon dimana Jeongwoo juga menatap Haruto dengan penuh tanda tanya.

Haruto langsung menarik Jeongwoo paksa sambil berucap kepada Jihoon, "Aku ada urusan dengan Jeongwoo. Kumohon jangan ganggu kami dulu."

Belum sempat Jihoon menanyakan lebih detail, Haruto sudah menarik Jeongwoo ke kamar pemuda yang lebih muda darinya beberapa bulan tersebut.

"To, ada apa dengan dirimu?" ucap Jeongwoo─ yang sebenarnya Daehwi─ bingung atas sikap Haruto.

"Sampai kapan kamu akan berpura-pura pada dirimu dan kami semua?" ucap Haruto tegas.

"Maksudmu?"

"Daehwi adalah Jeongwoo. Baekho adalah Jeongwoo. Mereka─ adalah imajinasimu, dan betapa bodohnya kami mempercayai itu semua."

"To, hal ini mungkin membingungkanmu, tapi aku ini Daehwi dan ─"

"Kamu bukan Daehwi. Kamu adalah Park Jeongwoo," teriak Haruto yang membuat Jeongwoo terkejut.

"Daehwi yang asli tidak akan membenci warna merah. Baekho yang asli─ Baekho yang asli tidak akan pernah menemuimu di rumah setelah pertemuanmu dengan Sulky, Park Jeongwoo," ucap Haruto dengan mata berkaca-kaca. Ia sama sekali tidak menyangka salah satu member Treasure tersebut bukan didiami oleh mediang sahabat-sahabatnya, melainkan ia memiliki kepribadian ganda yang tidak disadarinya.

Jeongwoo terdiam mendengar ucapan Haruto.

"Kamu─ bersikap seperti ini karena rasa bersalahmu pada mereka, kan? Karena kamu tidak menyerahkan dirimu pada pembunuh keji itu?"

Jeongwoo menatap dalam ke Haruto.

"Aku melihat video itu dari Sulky. Kamu─ apa kamu pikir dengan kamu menyerahkan diri, maka sahabat-sahabatmu akan selamat? Sadarlah, Jeongwoo. Tidak ada jaminan pasti sahabatmu akan hidup sekalipun kamu menyerahkan dirimu pada penjahat itu. Daehwi dan Baekho─ itu adalah takdir mereka sehingga harus pulang ke Tuhan lebih cepat."

Mendengar ucapan Haruto, Jeongwoo tersulut amarah sehingga ia melayangkan tinju dan membuat pemuda Jepang tersebut jatuh tersungkur.

"Beraninya─ beraninya kamu mengatakan dengan gampang bahwa takdir mereka adalah kematian? Bagaimana bisa kamu bilang jika aku menyerahkan diri, maka nasib mereka akan sama?" ucap Jeongwoo dengan penuh amarah.

Haruto memegang pipinya yang terkena pukulan Jeongwoo.

"Aneh. Bukankah seharusnya yang memiliki kekuatan seperti ini adalah Baekho? Lalu kenapa dirimu yang muncul?" ucap Haruto menatap tajam Jeongwoo.

Jeongwoo terdiam.

"Sadarlah, Park Jeongwoo. Mereka hanyalah imajinasi yang kamu ciptakan akibat rasa bersalahmu ini. Daehwi dan Baekho─ mereka sudah meninggal dan tidak akan pernah menemuimu, bahkan tinggal bersama dalam tubuhmu. Sampai kapan kamu mau berpura-pura seperti ini?" teriak Haruto kembali.

Jeongwoo yang akan melayangkan pukulan kedua kalinya ke Haruto, terhenti akibat dobrakan pintu dari luar.

"Park Jeongwoo, apa yang kamu lakukan pada Haruto?" teriak Jihoon ketika melihat Jeongwoo yang memegang kerah baju Haruto dengan posisi tangan siap meninju.

"Haruto─" teriak panik Mashiho dan mendorong Jeongwoo untuk menjauh dari Haruto.

"Haruto, Jeongwoo, kalian harus berbicara denganku. Berdua," ucap Jihoon tegas sambil menatap kedua dongsaeng-nya tersebut.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Next Chapter:

"Jeongwoo, apapun yang terjadi pada kami, kumohon jangan salahkan dirimu," ucap Baekho sambil mendorong Jeongwoo agar pemuda itu dapat berlari sekencang-kencangnya.

Jeongwoo, Jeongwoo and JeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang