••
"Senyuman ini hanya akan aku tunjukan padanya, karena dialah dunia ku. Pusat tata surya dalam hidupku."
••
Suasana SMA Pelita siang ini benar - benar ricuh, banyak murid berkerumun menonton dua remaja yang tengah berkelahi di tengah lapangan basket. Sorak - sorak terdengar mendukung salah satu pihak namun tidak ada yang berniat memisahkan keduanya, lebih tepatnya tidak berani. Kedua remaja itu benar - benar kuat dan brutal, jika ada yang memisahkan bisa - bisa ikut babak belur karena terkena tendang atau pukul.
BUGH!!!!!!!
BUGH!!!!!!!
Kedua remaja itu masih saling melempar pukulan ke wajah masing - masing, tidak peduli kalau keduanya sudah babak belur. Salah satu dari remaja itu menendang perut lawannya hingga tersungkur di tanah, dengan segera remaja itu menduduki tubuh lawannya yang sudah lemah tidak berdaya itu.
"Cuma segini kemampuan lo, Rafael?!" bentaknya pada remaja lelaki yang kini duduk diatas tubuh lelaki bernama Rafael yang sekarang sudah kehabisan tenaga di bawahnya.
BUGH!!!
Remaja lelaki itu kembali menyerang Rafeal dengan pukulannya, kali ini Rafael sudah kehabisan tenaga untuk melawan. Wajahnya sudah di penuhi luka lebam, keringat sudah membasashi di hampir sekujur tubuhnya. Sudut bibir Rafael juga sudah sobek dan mengeluarkan darah akibat pukulan lelaki yang menduduki tubuhnya itu, pandangan Rafael mengabur di ikuti kesadarannya yang sebentar lagi akan habis. Namun lelaki itu sekuat tenaga masih mencoba meronta agar di lepaskan.
"Mati Lo, anjing!!!!" Teriak lelaki yang masih menduduki tubuh Rafael yang hampir tidak sadarkan diri.
BUGH!!
BUGH!!
"Al Ampun! Gue ngaku kalah!" ucap Rafael sembari mengangkat kedua tangnnya ke udara pertanda menyerah, pada lelaki yang kini masih menduduki tubuhnya dengan sisa kesadarannya. Namun yang diteriaki masih tidak peduli dan tetap melamparkan pukulan pada lawannya secara membabi buta.
"Gue gak peduli!"
Lelaki brutal itu adalah Alvian Regananta, semua orang mengenalnya dengan panggilan Al. Alvian si lelaki tampan dengan kharisma yang luar biasa kuat, sangat terkenal di SMA Pelita sebagai trouble maker. Sikapnya yang dingin, cuek dan sedikit bicara membuat banyak orang ingin menganggunya. Mungkin niat orang - orang itu hanya bercanda dan mencari perhatian si dingin tapi Alvian akan selalu menanggapinya dengan serius.
Catatan kenakalan Alvian sudah sangat menumpuk di ruang BK, bahkan sepertinya ruang BK adalah salah satu ruangan favorit Alvian disekolah. Karena setiap hari pasti saja ada ulah lelaki itu yang membuatnya harus di geret ke ruang BK. Entah itu membolos, tidur saat jam pelajaran, tawuran dan segala macamnya.
Alvian tidak pernah kapok dengan yang namanya hukuman, seberat apapun akan lelaki itu jalani namun tidak ada kata jera dalam kamus Alvian. Meskipun tahu konsekuensinya besar, Alvian akan tetap mengulangi perbuatan itu demi kesenangannya.
"Cuma segini kemampuan lo?!" tanya Alvian dingin pada Rafael yang kini tergeletak tidak berdaya di bawahnya.
"Cih, gue gak akan lepasin lo! Sampai lo mampus!" ucap lelaki itu kemudian kembali menyerang Rafeal dengan pukulannya yang beringas. Para murid yang menonton perkelahian itu hanya bergidik ngeri saat Alvian memukuli Rafael dengan membabi buta tidak peduli jika Rafael sekarang hampir tidak sadarkan diri. Namun tetap tidak ada yang berani memisahkan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALANIA
Teen FictionAlvian Regananta, nama sejuta makna. Lelaki yang hidup dalam dilema masa remaja dan konflik kehidupan yang membuatnya harus bertahan meski tidak memungkinkan. Dengan segala perjuangannya, Alvian berjalan untuk memperoleh harapan dan pengakuan tenta...