Olimpiade Matematika tingkat akhir sebelum pertandingan babak final sedang berlangsung dengan panas, di mana pada babak terakhir ini lima puluh peserta sudah diseleksi dengan ketat dan hanya menyisakan dua orang yang kini masih ada dalam posisi yang kuat untuk berlanjut ke babak final bulan depan.
Pertandingan ini adalah babak terakhir yaitu SMA Pelita dengan perwakilannya Tania Lamarouzen, dan SMA Satria 01 dengan perwakilannya Gangga Saputra sedang dalam skor yang seri. Tinggal satu soal lagi, dan menjawab dengan benar otomatis akan menang.
Teriakan penyemangat datang dari berbagai arah untuk kedua peserta Olimpiade, semua orang harap – harap cemas memikirkan siapa yang akan menang dan lolos untuk olimpiade tahap final selanjutnya. Pasalnya kedua peserta sama – sama kuat, belum ditemukan kelemahan dari kedua peserta.
"Ayo Tania kamu pasti bisa!!!!" Teriakan semangat itu datan dari Pak Arsen, guru pembimbing akademik matematika Tania.
Semua orang ikut bersorak menyaksikan itu, tapi tidak dengan Alvian. Lelaki itu nampak stay cool saja, padahal hatinya juga sedang tidak tenang menunggu hasil Olimpiade ini.
Jujur menurutnya memberi dukungan lewat teriakan memang lah penting, tapi itu terlalu membuang tenaga untuknya.
Alvian fokus dengan pertandingannya, jika Zyzy-nya menang di Olimpiade kali ini maka tinggal selangkah lagi, menuju mimpi gadis itu untuk mendapat beasiswa full untuk berkuliah di Jepang menambil jurusan matematika murni.
"Lo kenapa gak teriak – teriak sih, Al? itu Zyzy lo kan lagi lomba! Kasi semangat kali!" ucap Gandi saat melihat Alvian sejak tadi hanya diam dengan wajah datar, dan bersidekap dada saat orang – orang disebelahnya berteriak histeris menyemangati kedua peserta.
"Gue gak level treak – treak gak jelas gitu," ucap Alvian dingin. Hal itu membuat Gandi dan Bastian yang sedang berada di sebelahnya berdecih pelan.
"Kayak gak tau Alvian aja lo, Gan! Dia tuh harus stay cool di depan semua orang!" sindir Bastian pada temannya itu.
"Iya Bas gue tau, di depan umum emang harus stay cool." Ucap Gandi menyetujui.
"Padahal mah kalau sepi itu udah ngerengek sama Tania. Zizi Il Tikit, Zizi timinin Il bibi siing, Zizi Il lipir!" Ejek Bastian.
Dengan mulut monyong dan dibuat – buat seperti suara bayi, kemudian menirukan gaya manja Alvian jika sedang bersama Tania. Hal itu membuat Alvian mendengus kesal dan mendaratkan satu jitakan di kepala lelaki bertubuh kekar itu.
"Berisik lo berdua! Mending fokus aja sama olimpiadenya!" sentak Alvian tak suka, dia paling tidak suka diledek seperti itu.
Memangnya salah ya kalau dia manja pada Zyzy-nya? Manjanya Alvian juga masih tau batasan kok. Namanya juga sahabat sejak masih bocil, jadi ya pasti sangat dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALANIA
Teen FictionAlvian Regananta, nama sejuta makna. Lelaki yang hidup dalam dilema masa remaja dan konflik kehidupan yang membuatnya harus bertahan meski tidak memungkinkan. Dengan segala perjuangannya, Alvian berjalan untuk memperoleh harapan dan pengakuan tenta...