"Ekhm," seseorang berdehaman pelan membuat kedua remaja yang sedang berbagi pelukan hangat itu saling mendorong satu sama lain.
Alvian memandang tak suka pada orang itu tatapannya mengisyaratkan permusuhan yang ketara, sedangkan wajah cantik Tania sudah sangat merah hingga ke telinga seperti tomat segar karena malu dengan apa yang sudah mereka lakukan tadi.
"Gapapa, lanjutin aja. Gue gak masalah kok." ucap orang itu membuat semburat merah di wajah cantik Tania makin terlihat.
"Siapa yang ngasih lo ijin masuk kamar gue?! pergi sana!" ucap Alvian tak suka.
Hal itu langsung mendapat senggolan di lengannya oleh Tania. Sedangkan yang melihat tingkah keduanya hanya tersenyum hangat, ada sesuatu yang sulit ia jelaskan dalam hatinya. Namun tetap berusaha ia tahan.
Ya, dia Rian. Lelaki dengan kacamata bulat itu sedang tersenyum geli melihat tingkah manja adiknya itu. Rian tahu adiknya sudah sangat dekat dengan Tania sedari dulu, sejak mereka baru saja pindah ke rumah ini.
Bahkan Alvian sudah mengklaim Tania sebagai miliknya sejak umur tujuh tahun. Rian juga sangat senang karena adiknya dekat dengan gadis baik, dan cantik seperti Tania.
"Al yang sopan sama kak Rian!" desis Tania tajam pada Alvian yang memang terkadang tidak pernah tahu sopan santun terhadap kakak kandungnya sendiri.
Tania jelas sangat tahu, bahwa Alvian tidak memiliki kedekatan apapun dengan kakaknya yang selalu menjadi pusat perhatian kedua orang tua mereka. Namun tetap saja tidak pantas bagi Tania bersikap semena – mena pada orang yang lebih tua.
"Ngapain gue sopan sama dia?" Alvian kesal, dia tidak suka ketika semua orang selalu berpusat pada Rian.
Rian hanya menggeleng, "Gapapa Tan, udah kebal gue."
"Yaudah deh, gue pulang dulu ya." pamit Tania dengan sopan.
Gadis itu tersenyum ke arah Alvian dan Rian dengan hangat. Kemudian membungkuk sopan dan mulai beranjak dari kamar Alvian hari sudah malam, rasanya tidak sopan jka dirinya masih berada disini.
"Cantik," gumam Rian tanpa sadar, kemudian lelaki itu menghela napasnya pelan.
Hal itu masih terdengar jelas di telinga Alvian, lelaki itu langsung melotot dan memandang sang kakak dengan tatapan penuh permusuhan.
Alvian berjalan mendekat kearah Rian sembari melipat kedua tangannya di depan dada, "Lo mungkin bisa dapetin semua perhatian Papa, Mama. Tapi ingat anak emas, kalau yang itu," menjeda ucapannya.
"Punya gue," ucap Alvian tajam, Baru dipuji cantik saja sudah cemburu padahal Alvian kan bukan siapa – siapa Tania.
Tidak bisa di pungkiri, pesona dan kecantikan Tania memang sangat kuat. Wajahnya yang begitu polos dan lugu, sikapnya yang lemah, lembut dan penyayang. Tidak akan ada satu orangpun yang tidak akan tertarik jika melihat gadis seperti Tania.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALANIA
Teen FictionAlvian Regananta, nama sejuta makna. Lelaki yang hidup dalam dilema masa remaja dan konflik kehidupan yang membuatnya harus bertahan meski tidak memungkinkan. Dengan segala perjuangannya, Alvian berjalan untuk memperoleh harapan dan pengakuan tenta...