Ps: ini double update, jadi baca juga part 14 ya!
Tania dan Alvian kini berada di sebuah taman, yang tidak jauh dari rumah mereka. Setelah pergi ke makam Ayah Revano untuk memberikan bunga pertanda kemenangan Tania, keduanya memutuskan untuk membeli ice cream terlebih dahulu. Jadi sekalian saja mampir sebentar di taman ini.
Mereka duduk di salah satu kursi yang ada di taman, menikmati angin yang cukup sejuk sembari menoton anak-anak kecil bermain sepak bola ataupun melihat para lansia yang sedang senam.
Tania menikmati ice cream strowberry di tangannya dengan nikmat, sesekali ia juga menyuapi bayi besarnya yang sedari tadi merengek ingin mencicipi ice cream. Alvian kurang suka hal yang masih, karena itu dia hanya meminta sedikit dari Tania saja.
"Makanya tadi gue suruh beli, malah gak mau." Gerutu Tania sembari menyuapi ice cream pada Alvian, sebenarnya sih tidak ikhlas tapi ya sudah lah.
"Cicipin dikit doang," Alvian menerima suapannya, dengan senang hati.
Yang melihat tingkah keduanya di taman saat ini mungkin akan salah kaprah, mereka terlihat seperti pasangan kekasih yang sedang di mabuk asmara.
Padahal kenyataannya mereka masih berstatus sahabat, yang memang kelakuannya sangat lah mesra.
"Kok tumben, lo gak beli yang rasa coklat?" Tanya Alvian, pasalnya Tania itu maniak coklat.
Fans fanatiknya coklat, apapun manakanan dan minumannya pasti rasa coklat.
"Lagi pingin yang rasa buah, bosen coklat mulu."
Alvian tertawa pelan, "Widih, tumben siluman coklat bosen sama rasa coklat!"
Gadis itu mengangkat bahunya tidak peduli, mengambil sesendok ice cream dan mengarahkan pada Alvian. "Mau lagi gak? Kalau enggak gue habisin."
"Mau,"
Alvian langsung melahap ice creamnya dengan senang hati, makanan manis rasa buah ternyata tidak buruk untuknya. Lelaki itu masih bisa menikmati rasa ice cream, yang ternyata lumayan enak baginya.
"Makanya tadi gue suruh beli, gue gak rela bagi-bagi tau gak!"
"Kan tadi belinya pake duit gue, jadi minta dikit gak masalah."
Tania memandang lelaki itu sebal, "Gak ikhlas ya?"
"Ikhlas sayang ku, kapan sih gue merasa berat hati sama lo." Alvian mengusap rambut Tania pelan, memang begitu kenyatannya. Tania segalanya bagi Alvian, apapun yang gadis ini minta pasti akan dia lakukan semampunya.
"Gue tadi gak mau beli dua, karena takut gak habis. Lo tahu sendiri gue gak suka makanan manis." Ucap Alvian menjelaskan.
Gadis dengan balutan jaket berwarna biru itu mencibir pelan, "Padahal makanan manis enak loh, kenapa bisa gak suka deh?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALANIA
Teen FictionAlvian Regananta, nama sejuta makna. Lelaki yang hidup dalam dilema masa remaja dan konflik kehidupan yang membuatnya harus bertahan meski tidak memungkinkan. Dengan segala perjuangannya, Alvian berjalan untuk memperoleh harapan dan pengakuan tenta...