Seorang lelaki berbadan tegap tengah berjalan seorang diri di lorong sekolahnya dengan kedua tangan dimasukan ke dalam saku celana seragamnya.
Lelaki itu nampak begitu menawan dengan dua kancing seragam atasnya terbuka menunjukan dada bidangnya. Dia adalah si pemilik mulut pedas dan berbisa dari SMA Pelita, Rasta Astajuna.
Lelaki itu sedang menyusuri lorong untuk menuju ke lapanan basket tempat teman - temannya berkumpul. Tatapan lelaki itu tajam bak menghunus kedepan, membuat siapapun enggan menatap manik matanya.
Bugh!
"Anjing!" Umpat lelaki itu sembari memegangi kepalanya yang baru saja terbentur sesuatu, lelaki itu reafleks menoleh kebelakang dan yang didapatinya adalah bola kasti yang baru saja terbentur ke kepalanya.
Lelaki itu menggeram marah, mengambil bola itu lalu berjalan ke arah lapangan kasti dengan tatapan sengit yang sangat mengintimidasi.
"Siapa yang lempar?" tanya Rasta sembari menetap tajam seluruh anggota Ekskul kasti kelas X yang sedang berlatih. Tidak ada yang berani menjawab, semua hanya menunduk. Lagian siapa sih yang berani - berani cari masalah dengan seorang Rasta.
"Tuli lo semua? Tuhan ngasi lo kuping sama mulut tuh dipake, jangan dijadiin pajangan doang!" lelaki itu bergerak maju menghampiri sang ketua ekskul Kasti yang terlihat sudah ketakutan didepannya.
Rasta bukanlah tipe yang emosiaonal seperti Alvian, namun hari ini moodnya sedang tidak baik jadi agak sulit untuknya mengontrol emosi.
"Siapa yang lempar?"
Ketua ekskul itu nampak gelagapan saat Rasta sudah berada di dekatnya, "E-em, s-saya k-kurang tau kak." Cicit siswa itu ketakutan. Selama ini siswa - siswa di SMA Pelita paling anti yang namanya mencari masalah degan Rasta Astajuna, lelaki itu memang jarang marah, namun sudah terkenal sekali akan mulutnya yang tajam.
"Gak mungkin lo gak tau anjing, secara lo dari tadi berdiri sini. Buta mata lo hah?! Buta apa emang itu mata dua, gak ada gunanya?!" ketua ekskul itu semakin ketakutan saat Rasta mencengkaram lengan seagamnya. Yang lain hanya diam tidak mau menjawab. Malas mencari masalah dengan Rasta lebih tepatnya.
"GUE YANG LEMPAR!" teriakan orang itu mengalihkan semua atensi padanya, seorang gadis dengan bandana biru di kepalanya maju dengan dagu terangkat menghampiri Rasta yang emosinya sudah menuap.
"Sorry gak sengaja, udah kan? Sekarang pergi lo dari sini kita mau latihan!" ucap gadis itu berani sembari menatap lekat manik mata Rasta. Demi apapun baru kali ini ada yang berani menatap Rasta dengan tajam seperti itu.
Rasta mendekat dengan tatapan tajam ke arah gadis itu, suasana makin mencekam saat Rasta benar - benar mendekatkan tubuhnya ke arah gadis itu. Aura mendominasi dari Rasta benar - benar membuat siapapun ketakutan namun sepertinya tidak untuk gadis itu.
"Lo tau, lo berurusan sama siapa?"
Gadis itu memundurkan tubuhnya, risih karena Rasta terlalu dekat kerahanya. Nemun belum sempat mundur Rasta sudah menahan pinggang gadis itu hingga tubuhnya makin dekat ke arah lelaki itu. Hal itu membuat gadis dengan badana biru itu memelototkan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALANIA
Teen FictionAlvian Regananta, nama sejuta makna. Lelaki yang hidup dalam dilema masa remaja dan konflik kehidupan yang membuatnya harus bertahan meski tidak memungkinkan. Dengan segala perjuangannya, Alvian berjalan untuk memperoleh harapan dan pengakuan tenta...