"Kata orang keluarga adalah harta yang paling berharga,
tapi bagiku semua itu hanya omong kosong,"•••••
Hari sudah mulai gelap, bulan sudah mulai terlihat di bujur timur siap untuk menggantikan matahari. Alvian baru saja memarkirkan motornya dan melepas helm fullface yang dikenakannya, sedikit mengacak rambutnya sebelum akhirnya turun dari motor hendak masuk kedalam rumahnya.
Namun netra legam lelaki itu menangkap ada yang asing di rumahnya saat ini, rupanya di garasi ada mobil orangtuanya yang terparkir di sana.
Alvian menghela napasnya panjang, rupanya mereka ingat juga padanya, perkiaraannya selama ini kedua orang itu hanya ingat kalau memiliki satu anak saja.
"Gue gak ngarep kalian datang ke sini," gumam Alvian tidak acuh.
Jujur saja bukannya senang orang tua dan kakaknya pulang ke rumah, Alvian jutru muak.
"Dari mana aja?" pertanyaan itu ditunjukan kepada Alvian, oleh seorang lelaki berusia tiga tahun lebih tua darinya yang sedang duduk didepan teras rumah.
"Bukan urusan lo," sahut Alvian tak sopan pada orang itu, yang tidak lain adalah kakaknya.
Alvian Regananta adalah anak bungsu dari dua bersaudara, lelaki tampan itu memiliki seorang kakak yang jarak umurnya hanya berbeda tiga tahun dengannya.
Derian Regananta kakak kandung Alvian putra sulung dari kelarga Regananta, lelaki itu sekarang sudah lulus sekolah menengah atas dan sedang menjalani pendidikannya disalah satu universitas negeri paling terkenal di Indonesia dengan jurusan kedokteran.
Wajah keduanya sangat mirip, ya wajah itu diwarisi langsung dari David Regananta ayah mereka. Wajah mereka persis seperti di fotocopy, sangat mirip yang sedikit membedakan mereka hanya pada warna kulit. Dimana Rian memiliki kulit dengan tone warna kuning langsat sedangkan Alvian pada dasarnya mengikuti warna kulit sang Mama yaitu sawo matang.
Namun keduanya sama - sama tampan, sudah tidak bisa di ragukan lagi pesona keduanya.
"Gue nanya baik-baik," ucap Rian lagi, namun Alvian seolah tidak peduli.
"Lo nanya kan? berarti terserah gue dong, mau jawab atau enggak,"
Alvian Regananta tidak pernah memiliki hubungan yang baik dengan kakaknya ataupun orang tuanya, cowok itu selalu saja dibanding - bandingkan oleh orang tuanya membuatnya kesal sendiri.
Sehingga cowok itu merasa asing, seolah tidak pernah dekat dengan siapapun di rumah ini.
Orang tua mereka hanya peduli terhadap prestasi dan nilai akademik semata, mereka ingin anak-anaknya tumbuh seperti yang mereka mau dan suka mengekang anak-anaknya layaknya bermain boneka.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALANIA
Teen FictionAlvian Regananta, nama sejuta makna. Lelaki yang hidup dalam dilema masa remaja dan konflik kehidupan yang membuatnya harus bertahan meski tidak memungkinkan. Dengan segala perjuangannya, Alvian berjalan untuk memperoleh harapan dan pengakuan tenta...