"Yaampun ayamnya, hampir aja gosong" ucap om Jason mengangkat ayam gorengnya.
"Om, Isabell..."
Ucapan Kania terpotong kembali saat ada yang menutup kedua matanya.
"Ini pasti ka Syahrul. Udah ketebakk" ucap Kania
Om Jason hanya tertawa melihat tingkah lalu anaknya itu. Lalu pergi membawa ayam goreng yang hampir gosong itu ke ruang makan.
"Surprise. "
Syahrul menyerahkan buket bunga dan sebatang cokelat lalu mengucek rambut Kania.
"Hmm makasih ka. Sejak kapan si kamu jadi romantis gini"
Pipi Kania merona dan senyumnya mengembang di bibirnya yang tipis.
Syahrul menggenggam tangan Kania dan kemudian mendaratkan ciuman di pipinya, tapi gagal. Karna om Jason datang dan meminta mereka untuk segera sarapan.
"Thanks a lot Kan"
Syahrul menarik tangan Kania dan mengajaknya ke ruang makan.
"Om bisa masak itu karena dulu survival di hutan ya om" Tanya Kania.
Syahrul sudah menceritakan semuanya tentang papahnya, termasuk pengalamannya selama di organisasi.
Om Jason mengangguk.
"Tas Aku di dapur ya? Bentar aku ambil tas dulu" ucap Kania.
Kania mengambil tasnya dan terkejut melihat Syahrul Dan papahnya bersitegang saat ia kembali.
Kania diam-diam mendengarkan perbincangan mereka.
Isabella, Kania mendengar nama itu disebut lagi. Dan kini, Syahrul yang mengucapkan nama itu.
Siapa sebenarnya Isabella?
Kania Coba mendengarkan pembicaraan mereka.
London, apa Isabella teman Syahrul ketika di London?
"Kan, ko kamu diem disitu? sini?" Panggil Om Jason
Syahrul mencoba memasang tampang senyum meski jelas terlihat suasana hatinya tidak demikian.
"Lukisannya bagus ya om"
Jawab Kania mengalihkan."Ituu mamah yang bikin" Jawab Syahrul.
Kania kembali duduk di Kursi meja makan. Ia ingin bertanya soal perempuan bernama Isabella yang disebut oleh Om Jason Dan Syahrul pagi ini. Tapi Syahrul sudah lebih dulu mengajak Kania untuk jalan ke Rumah Sakit dan melihat keadaan Rian.
Seketika, Rasa penasarannya pada Isabella tergantikan oleh rasa penasarannya pada keadaan Rian.
Rian, gimana keadaan kamu sekarang?
"Ka, Aku gamau kehilagan Rian."
"Kamu gaakan kehilagan dia, lagian kan dia udah sadar. Tinggal proses pemulihan."
"Tapi firasat Aku gaenak kaa"
Kania menundukkan wajah dan bayangan Rian melintas di benaknya. Rian yang suka berpakaian rapi, Rian yang gapernah ngerasa cape, Rian yang selalu ada disampingnya, Dan Rian yang kini terbaring lemah di Rumah Sakit.
Air matanya menetes, membasahi buket bunga pemberian ka Syahrul. Kania Sayang pada Rian, tapi hanya sebatas sahabat.
Syahrul menyentuh punggung tangan Kania lalu menggenggam tangannya.
"Kalo nangis bikin kamu tentang gapapa Kan, kamu keluarin Aja semua air mata kamu"
Kania menggelengkan kepalannya. Dan membalas genggaman tangan Syahrul.
"Udah sekarang kamu mending makan cokelatnya ya"
Kania mengangguk Dan menuruti ucapan Syahrul.
"Aku baru tau ternyata Ketua OSIS Kalo di luar sekolah bisa manja gini ya" celetuk Syahrul
"Iiiihh siapaa yang manja si? Aku cuman lagi sedih Aja tau" jawab Kania sambil mencubit gemas lengan atas Syahrul.
"Eh diemm Aku lagi nyetir" teriak Syahrul
Mereka berdua kemudian tertawa. Jalanan di hari Minggu ini lumayan sepi sehingga mobil yang mereka tumpangi bisa melaju dengan bebas.
Sedikit keresahan Kania hilang, tapi beribu pertanyaan mulai Muncul di benak Syahrul.
Kan gua bingung sama perasaan lu, apa lu sebenarnya nyimpen perasaan juga ke Rian? Sikap perhatian lu ke Rian itu over!
Hayo gaiss?? Ada yang bisa jawab ga?
KAMU SEDANG MEMBACA
Salahkah Mencintai Kamu [Update Tiap Jam 10 Pagi]
RandomJangan bicara soal kesalahan. Karena seharusnya akupun tidak berada disini. Terlebih bila harus menunggu perasaanmu yang tak pasti.