Bulan sudah terbit sepaket dengan ribuan bintang. Kania dan Syahrul yang sibuk di teras belakang sudah pindah ke ruang depan.
Jam sudah menunjukkan pukul setengah delapan malam, dan Syahrul memutuskan untuk pulang.
"Aku pamit pulang ya Tan" sapa Syahrul menghampiri Karin, mama Kania.
Tante Karin menggelengkan kepalanya, dan meminta Syahrul untuk makan terlebih dahulu sebelum dia pulang.
Papa Kania turun dari lantai dua dan langsung duduk di kursi meja makan.
"Wah siapa nih?" Andre, papa Karin bertanya.
Syahrul berdiri dan menghampiri om Andre, mencium tangannya dan memperkenalkan diri.
"Halo om, saya Syahrul. Temen Kania"
"Ko gak bawa martabak?"
"Sekarang kan malam Jum'at om, bukan malam Minggu hhhee" Jawab Syahrul sambil bercanda.
Om Andre terkekeh, dan menyalahkan Syahrul untuk duduk kembali.
"Dia mah kesini bukan bawa martabak pah, bawanya buku paket tebel" celetuk Tante Karin sambil menghidangkan makanan.
Kania dan papanya tertawa, sedangkan Syahrul hanya tersenyum simpul.
"Anak Rajin rupanya. Kalo gitu malam minggu kamu dateng lagi kesini, jangan lupa bawa martabak. Dan buat catatan saya suka martabat telur" timpal papa Kania sambil tertawa juga.
Om Andre seolah memberi lampu hijau dengan meminta Syahrul kembali datang ke rumahnya.
Setelah makan selesai Syahrul diizinkan untuk pulang. Kania mengantar sampai depan dan mengundang Syahrul untuk datang.
Untuk pertama kalinya teman laki-laki Kania datang ke rumah. Selain dari pada sahabatnya Rian, saudara tepatnya.
***
"Istirahat itu jadwal makan Kania, bukan jadwal bikin proposal" tegas Sasy sahabat Kania.Kania tidak menggubris, ia masih asik dengan laptopnya. Marsha, yang duduk disamping Kania juga demikian.
"Proposalnya harus selesai hari ini buat di tanda tangan kepsek Sasy pacar Iqbal. Padahal kalo lu beliin gua bakso gua terima dah. Gua laper juga sebenarnya."
Ucap Sasy dengan jari yang masih sibuk diatas keyboard.Beli aja sendiri sanah!" Jawab Sasy menolak.
Ia lalu bergegas ke arah Rian yang berjalan santai menuju ruang OSIS. Meminta, lebih tepatnya memaksa Rian untuk menemaninya ke kantin.
Rian menolak, karna ia ingin mengajak Kania juga. Sasy memberi saran untuk membelikan saja Kania makan karna ia sibuk dan tidak bisa pergi ke kantin. Rian mengikuti Saran Sasy dan mereka pergi ke kantin.
"Dananya gedein aja sha, antisipasi dikasih dana minim sama sekolah"
Marsha masih memperhatikan Rian yang berjalan ke arah tikungan kelas.
"Lu suka sama Rian"
Marsha segera mengalihkan pandangannya ke hitungannya.
"Dana ini juga gua gedein kan Kan?" Jawabnya sambil menunjukkan hitungan.
Kania mengambil kertas hitungan itu dan meletakkan diatas keyboard laptop.
"Gua tau lu suka sama Rian. Tapi gua harap lu masuk organisasi ini itu bukan karna lu mau deket sama Rian." Kania meletakkan tangannya dibahu Kania.
"Yaampun kan, lu segitunya sama gua hhaa. Tenang aja ya, gua masuk OSIS karna gua memang mau belajar dan cari pengalaman Kan. Bukan karna dia." Marsha menurunkan tangan Kania dari bahunya.
Mereka berdua kembali sibuk dengan pekerjaan mereka untuk membuat proposal kegiatan.
Acaranya hari rabu depan, dan proposal harus ter acc Hari ini.
"Kerja terus makan dulu nih" Kania mengangkat wajahnya dan mendapati ka Syahrul datang dengan membawa semangkuk baso.
Kania berdiri dan menghampiri Ka Syharul.
"Makasih Kaka, perhatian banget"
Seperti biasa, Ka Syahrul mengucek rambut Kania dan seolah-olah energi Kania meningkat.
Suara langkah terdengar riang. Itu pasti Rian dan Sasy, benar saja. Mereka datang dengan membawa satu mangkuk bakso di tangan Rian. Dan Rian langsung menyerahkannya ke Marsha.
"Gua balik dulu ke kelas lu jangan lupa makan baksonya" Ka Syharul langsung meninggalkan ruangan setelah kedatangan Rian dan Sasy.
Rian menatap Syahrul sinis.
1 2 3 detik kemudian Rian ke luar ruangan dan menyusul ka Syahrul yang melangkah dengan cepat.
Kira-kira mereka mau ngapain ya gais? Yuk baca next-nya. Happy reading.
KAMU SEDANG MEMBACA
Salahkah Mencintai Kamu [Update Tiap Jam 10 Pagi]
RandomJangan bicara soal kesalahan. Karena seharusnya akupun tidak berada disini. Terlebih bila harus menunggu perasaanmu yang tak pasti.