bagian 3

13 1 0
                                    

"Kan, lu wawancara ka Syahrul" tanya Jelita tiba-tiba

Kania mengangguk pelan.

"Lu ko bisa wawancara dia si?"

"Ka Syahrul yang nawarin kemaren sore. Padahal sebenarnya gua lupa sama tugas bahasa Indonesia wkwkw"

"Lu balik sama ka Syahrul?"

"Lu kepo amat si Jel"

"Ya maaf"

Kania meletakkan tasnya kemudian duduk di bangku paling depan. Teman sebangkunya Sasy belum datang.

"Kebiasaan tuh anak, paling masih ngerjain tugas di rumahnya" gerutu Kania sambil menyalakan WiFi di handphonenya.

Beberapa pesan WhatsApp masuk

Ka Syahrul : Morning Kan. Gua jemput ke rumah, lu udah berangkat.

Kania tersenyum dan membalas pesan tersebut.

Kania : Kenapa gak bilang mau jemput?

Ka Syahrul : Dadakan si, lagian kan ganiat juga jemput lu

Kania : Dasar

Ka Syahrul : Bodo amat

Kania : idih

Ka Syahrul : 😋

"Apaan si nih orang gaje" gerutu Kania sambil menlock hapenya.

"Lu yang gaje kan, gua baru Dateng lu udah ngomel aja." jawab Sasy sambil duduk di bangkunya.

Kania menengok ke arah temennya itu.

"Kesambet apaan lu pagi-pagi udah ngoceh" ujar Kania

Sasy menyentuh kening Kania "Kan
Lu panas, lu sakit jiwa ya"

Kania melepaskan tangan Sasy ko menjulurkan lidah ke arahnya. Mereka berdua pun ketawa.

"Kriiiiiiiingggggg"

Bel masuk berbunyi. Pelajaran pertama adalah pelajaran pa Misbah, kata beliau kelas XI IPA-2 adalah kelas paling puitis di sekolah. Jelas saja, di kelas XI IPA-2 ada penyair muda. Sopi. Dia adalah anak kesayangan pak Misbah di kelas.

Pak Misbah masuk ke dalam kelas dengan gaya santainya. Dia tidak terlalu galak seperti guru Matematika. Ia lebih bersahabat dengan murid.

"Selamat pagi semua"

"Pagiii"

"Gimana kabar kalian??

"Baikkk"

"Silahkan kumpulkan tugas wawancara ke depan"

Satu-persatu murid maju ke depan untuk mengumpulkan tugas, jangan sangka semua murid mengumpulkan. Radit, seperti biasanya. Ia tidak mengumpulkan tugas. Karna sudah menjadi kebiasaan pa Misbah menghukum dia. Hukumannya adalah dia harus menulis 2 puisi dan diserahkan hari ini juga.

Sopi yang mendengar hukuman Radit malah bersorak girang. Jika, ia yang berada di posisi Radit, diminta untuk membuat 10 puisi pun dia siap.

Sekelas tertawa, melihat tingkah sopi yang pendiam namun kocak sebenarnya.

"Andai udara ini mampu menyampaikan pesan. Sudah aku rangkai beribu kalimat untukmu. Sayang, aku terlalu malu untuk mengungkapkannya"

...

Bel istirahat bedering, membangunkan Radit yang tertidur di pojokan kelas. semua siswa di kelas terbahak menatap wajahnya yang kusut dengan rambut acak-acakan.

"Woy mandi woy" teriak Sasy dari depan membuat Radit menguap.

Kania menarik tangan Sasy ke luar kelas. Perutnya mendemo, meminta hak untuk makan.

Di depan kelas Rian berdiri dengan pakaiannya yang selalu rapih.

"Kan ke kantin yu" ucap Rian

Kania mengangguk "Ini gua mau ke kantin sama Sasy, lu ikut ya" ajak Kania.

Mereka bertiga duduk di meja dekat jendela, tempat paling cozy karna kesegaran dari angin yang berhembus masuk melalui jendela itu.

Mereka mulai bercakap-cakap sambil menunggu Sasy yang memesan makanan.

"Selamat ya kan lu kepilih jadi ketos"

"Jahat lu, udah seminggu lu baru ngucapin"

Rian tertawa, sedangkan Kania asik memainkan sendok dan garpu.

"Lu udah laper banget ya kan?" Ledek Rian sambil iseng mengambil Sendok dan garpu yang Kania mainkan.

"Eh lu apaan si main ambil aja" timpal Kania

Rian menjulurkan lidahnya

"Riaaan jangan bikin guaa kesell"

Rian semakin asik meledek Kania.

Kania mencoba mengambil sendok dan garpu yang di ambil Rian, namun ia selalu gagal dan sekarang menyerah.

"Gausah ngambek juga kali, itu sendok sama garpu di depan lu masih ada"

"Eh iya, kenapa gua baru nyadar ya?"

"Bilang aja lu mau bercanda-canda kan sama gua barusan. Jadi lu pura-pura ga ngeh"

"Ih apaan si Rian gajelas banget"

"Ngambek lagi nih hahaha"

Tak lama setelah pertengkaran sekian menit mereka, Sasy datang dengan membawa pesanan. 3 porsi bakso dan 3 gelas es teh manis.

Setelah selesai makan Rian pergi lebih dulu ke kelas. Mau ada kumpul Pramuka sebentar katanya.

"Kan"

Sasy yang masih asik menyantap bakso tak merespon.

"Kaniaaaaaa"

Kania menengok ke arah Sasy lalu kembali menyantap baksonya.

"Kayaknya Rian suka deh sama lu"

Kania tiba-tiba tersedak dan gelagapan mencari minum.

"Perhatiin deh, dia kan jarang tuh bercanda sama cewe. Kerjaannya serius mulu. Tapi, barusan gua liat dia enjoy banget sama lu"

Kania menghadap Sasy

"Sasy pacarnya Iqbal Dhiafakhri Ramadhan dengerin ya. Gua sama Rian kenal dari SMP, sering juga kegiatan bareng dan berjuang di organisasi yang sama. Jadi, lu jangan mikir aneh-aneh." Pangkas Kania

"Ko gua ga percaya ya?" Ledek Sasy

"Lu gatau aja dia kalo udahh di ekskul gimana! Stress tau ga. Makanya lu ikut ekskul."

"Bentar-bentar, atau jangan-jangan lu cemburu ya gua bercanda terus sama Rian?" Lanjut ucap Kania

"Apaan sih lu, gajelas banget. Gua udah punya ya" saut Sasy.

Kedua pipi Sasy merona, tapi ia mencoba membantah bahwa ia tak memiliki perasaan APAPUN pada Rian.

"Eh sy, tadi pagi Jelita nanyain ka Syahrul tau ke gua" cerita Kania

"Serius lu?"

"Iya, tapi udah deh gua jawab KEPO"

"Lu gatau ya kalo Jelita suka sama ka Syahrul?"

"Kata siapa?"

"Lo liatin aja nanti" jawab Sasy mengakhiri pembicaraan karena bell masuk berbunyi.

Yaampun, masa iya Jelita suka sama ka Syahrul. Gua saingan dong sama dia. Yaampun Kania, lu gaboleh punya perasaan apapun sama ka Syahrul. Ko gua jadi sebel ya sama Jelita. No no no.

"Kan ayo ke kelas, ngelamun mulu"

Kania meninggalkan kantin setelah membayar makanan mereka. Di kepalanya masih terngiang.

Apa bener Jelita suka sama ka Syahrul?




Menurut kalian Rian suka ga sama Kania? Terus kalo ka Syahrul gimana?

Salahkah Mencintai Kamu [Update Tiap Jam 10 Pagi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang