Bagian 4

6 2 0
                                    

Gua mau ke Gramedia beli buku. Lu anter ya pulang sekolah. Tengkyu 😋

Pesan singkat dari Ka Syahrul masuk ke handphone Kania. Ia kemudian masuk ke dalam kelas setelah izin ke kamar mandi.

"Ngapain senyum-senyum? Pasti ketemu si most wanted ya di lorong?"
Celoteh Sasy yang mendapati sahabatnya berseri.

Kania membuang muka.

"Kepo lu kaya mantan!"

"Emang punya mantan?"

"Engga sih hhaa"

Guru pelajaran berikutnya masuk kelas dan mereka menghentikan obrolan.

Hari ini tidak ada jadwal  OSIS untuk rapat, jadi Kania bisa bebas pergi dengan ka Syahrul selepas sekolah nanti. Kania bersorak untuk itu.

"Kania tolong tulis materi kita hari ini di depan ya" ucap Bu Dewi guru Biologi kelas XI.

Kania mengangguk dan maju ke depan mengikuti perintah gurunya.

...

"Gila Sy, tangan gua mau putus nulis di papan tulis. Banyak beut dah"

"Siapa suruh lu mau jadi sekretaris"

"Kan kalian yg nunjuk"

"Kenapa gak nolak"

"Iya si, tapi masalahnya gua harus nulis di buku Catatan gua. Deadlinenya besok lagi"

"Sabar aja, syukuri apaa yang adaaa hidup adalah anugrah"..

Sasy tertawa puas melihat sahabatnya menderita.

Dari kejauhan Rian melambaikan tangan ke arah Kania. Sasy membalas lambaian tangan Rian yang ditujukan bukan untuknya.

"Menurut gua yang harusnya jadi most wanted  di sekolah ini itu Rian, bukan si Kaka yang sok baik itu". Bisik Sasy ke Kania sambil menunjuk Ka Bagas. Temen sekelas ka Syahrul.

Mendengar ucapan Sasy Kania hampir muntah, apa coba alasannya.

"Lu balik duluan aja Sy, gua ada perlu dulu"

"Mau rapat? Bukannya jadwalnya besok ya?"

"Beda ini"

"Lu mau jalan ya sama calon the most wanted di sekolah ini?"

Sasy meledek dengan menyipitkan kedua matanya sambil menunjuk. Wajah konyol terbaik yang dimiliki Sasy.

Kania  tertawa sambil sedikit mendorong Sasy, dan Sasypun akhirnya pergi meninggalkan Kania.

"Ke ruang OSIS yu, ada yang mau gua omongin" ucap Rian terengah setelah sampai di hadapan Kania.

Kania diam. Lihatlah, meski sudah pukul 14.00 lewat rambutnya masih seperti pagi ketika berangkat sekolah. Seragamnya jangan ditanya, semuanya rapih.

"Ko Diem si, ini penting kan!" Lanjut Rian sambil menarik tangan Kania ke arah Ruang OSIS.

Setelah sampai Kania membuka pintu ruang OSIS dan duduk di mejanya.

"Jadi gini kan, pas istirahat anak Ekskul pada ngomong ke gua. Mereka pengen ngadain kaya baksos gitu. Baksosnya si lebih kaya ke mengabdi ke masyarakat kata mereka. Lo tinggal ajuin ke sekolah terus kalo di ACC mereka siap gerak kan."

"Ide bagus, kita bahas besok. Gua noted ya di catatan penting" jawab Kania.

"Oke kalo gitu kan. Mungkin itu aja si dari gua, makasih."

"Iya sama-sama. Gua seneng kalo ada kaya gini"

"Kita balik sekarang aja yu!" Ucap Rian sambil tersenyum.

"Dungggggggg"

"Suara apaan si" Kania buru-buru keluar dan mengunci ruangan.

"Dungggggggg"

Mereka berdua lari ke arah lapangan dan memperhatikan siapa yang menendang bola ditengah terik matahari seperti ini.

"Kan lu balik bareng gua ya" ajak Rian tiba-tiba

Kania tidak merespon

"Ka Syahruuuuulll" teriaknya memanggil si Penendang Bola.

"Gua udah ada janji sama ka Syahrul, sorry" jawab Kania

Rian merapikan dasinya yang sebenarnya tak perlu ia rapikan.

"No problem, see you. Take care ya sama si Penendang Bola lu itu hhha"  ucap Rian

Kania lantas mencubit tangannya dan Rian pergi meninggalkan Kania dan si Penendang Bola itu.

***
Tak seperti biasanya, hari ini Si Penendang Bola membawa mobil. Setelah memasang  seat belt Kania mengikat rambutnya yang panjang.

"Gua suka rambut lu diiket kaya gitu kan" celoteh ka Syahrul sambil menyalakan mesin mobil.

"Kenapa?"

"Gatau suka aja gitu?"

"Jadi lu mau gua ngiket rambut gua setiap hari gitu?

Ka Syahrul mengucek rambut Kania sambil tertawa. Entah kenapa ka Syahrul suka sekali mengucek rambut Kania.

"Ya jangan setiap hari juga. Masa iya gua harus suka sama lu tiap hari. Cape tau ga!"

Kania mencubit lengan ka Syahrul  Pipinya merah merona. Entah kenapa akhir-akhir ini Kania selalu ingin di samping ka Syahrul.

Jalanan tidak begitu ramai, lengang dan sepi malah.

Namaku cinta ketika kita bersama
berbagi rasa untuk selamanya
namaku cinta ketika kita bersama
berbagi rasa sepanjang usia

Hingga tiba saatnya aku pun melihat
cintaku yang khianat, cintaku berkhianat

Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi
aku tenggelam dalam lautan luka dalam
aku tersesat dan tak tahu arah jalan pulang
aku tanpamu butiran debu

"Kaka suka lagu mellow kaya gini?" Tanya Kania memecah keheningan?

"Ini satu-satunya lagu mellow yang gua suka".

Ka Syahrul tiba-tiba menyentuh tangan Kania, menggenggamnya.  Ia tersenyum, jantungnya berdebar kencang. Tapi Kania menarik tangannya.

"Kita udah nyampe". Kania melepas seat belt lantas turun dari mobil.

Di Gramedia mereka mencari buku yang berbeda. Kania menghampiri setiap rak buku novel, dan Ka Syahrul mencari buku panduan masuk PTN. Setelah ketemu dan membayar buku yang mereka pilih, mereka langsung pulang.

Mereka tidak banyak bicara, hanya sesekali saling menengok dan tersenyum. Perumahan Kania dekat dengan Gramedia,  sehingga kurang dari 10 menit mereka sudah sampai.

Kania turun dari mobil dan langsung masuk ke halaman rumah, Ka Syahrul melambaikan tangannya lalu berucap

"See you Kania, I love you"

Sayang, Kania tak mendengarnya.





Like and Comment ya gaiss. Maaf nih masih amatiran. Happy reading.

Salahkah Mencintai Kamu [Update Tiap Jam 10 Pagi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang