Tante Karin keteteran menyiapkan perayaan ulang tahun Sultan. Rian di rumah sakit, Karin yang harus menemani sebab Ka Shinta sedang Ujian di campus.
Untunglah, Syahrul datang tepat waktu membawa pasukannya. Termasuk diantaranya Radit, teman sekelas Kania.
Sasy yang juga ada disana mulai mengomeli Radit.
"Gua bangun kesiangan Sasy. Semaleman gua gadang di cafe" Radit beralasan.
Percayalah, Sasy tidak semudah itu percaya pada Radit. Dia memang terkenal murid bandel di sekolah.
Sudah berkali-kali ia dipanggil ke Ruang BP, tapi entah kenapa pihak sekolah tidak menindak tegas Radit.
Jika diperhatikan, Radit memang Kalem. Lebih tepatnya Cuek. Laki-laki paling dingin di kelas. Tapi tingkahnya jangan ditanya. Kebiasaannya adalah bolos dan terlambat masuk kelas.
Setelah semua persiapan selesai, termasuk Kue dadakan yang dibuat oleh Sasy jadi Syahrul dan yang lainnya pulang.
Syahrul, berpapasan dengan Andre. Papa Kania. Dan ia langsung pamit pulang bersama teman-temannya. Entah pergi kemana.
Telepon rumah berbunyi, Kania menelpon. Kabar dari rumah sakit.
"Rian sudah sadar, sekarang ia tengah ditangani dokter"
Kado terindah di ulang tahun Sultan yang ke-5. Semua mengucap syukur.
Rangkaian acara pun dimulai, do'a, tiup lilin, potong kue, dan acara makan-makan. Semuanya masakan Syahrul and the genk.
Kedua orang tua Andre sangat kagum pada Syahrul. Rajin, bertanggungjawab, amanah, dan suka menolong orang lain. Paket komplit menantu idaman.
***
Marsha duduk di kursi depan ruangan Rian di rawat. Mulutnya masih terus memanjatkan doa dan Kania sibuk menatap layar handphonenya. Video call ulang tahun Sultan.
"Marsha gimana keadaan Rian?" Tanya ka Shinta yang baru saja sampai ke Rumah Sakit.
Marsha memeluknya dan menangis, ka Shinta membalas pelukan Marsha.
Kania tidak suka melihat kedekatan Marsha dengan kakaknya Rian. Kania cemburu.
"Rian udah sadar ka, sekarang dia lagi ditangani dokter" tegas Kania membuat pelukan di hadapannya saling melepaskan.
"Makasih ya Kania, Marsha, udah temenin Rian" ucap Ka Shinta sambil tersenyum.
Pintu ruangan terbuka, dokter keluar dari ruangan dengan wajah yang berseri.
"Keadaan pasien bernama Rian sudah stabil. Pendarahan di kepalanya sudah berhenti. Tapi mohon maaf untuk saat ini ia tidak bisa di jenguk dahulu. Dia harus istirahat total"
Dokter muda dengan lesung pipit di pipi sebelah kanan itu memberitahu keadaan Rian. Ka Shinta seketika sujud syukur dan membuat dokter itu takjub.
dr. Ben Syahrizal Naufan. Dokter yang menangani Rian.
Setelah mendengar kabar baik itu Marsha pamit pulang. Ka Shinta berterimakasih dan kembali memeluk Marsha. Entah kenapa mereka begitu sangat dekat, dan Kania lagi-lagi kurang menyukai itu.
dr. Ben masih diposisinya dan mencuri pandangan ka Shinta. Dan ketika ka Shinta menyadari, dokter itu langsung mengalihkan pandang dan pergi.
Marsha pergi
***
"Kania..."
Bayangan ketika Rian yang baru sadar dan menyebut nama Kania terus membayangi kepala Marsha.
Dinding rumah sakit di sepanjang lorong yang ia lewati seakan terus memutar potret kejadian itu.
Ah! Kenapa Rian harus suka sama Kania. Pikirnya mengeluh. Belum lagi masalah Sasy yang keliatan mengejar perhatian Rian.
"Apa gua salah kalo gua suka sama Rian? Dia memang engga seganteng ka Bagas. Tapi kalo dia pakai seragam Paskibra atau Pramuka yaampun tingkat kegantengannya nambah. Bertanggung jawab, amanah, dan rajin. Tidak gengsian pula." Gumamnya.
Hampir saja Marsha menabrak laki-laki dan perempuan di hadapannya.
"Riaaaaaannnn" panggilnya dalam hati.
Marsha masih berjalan menunduk ke halaman parkir Rumah sakit dan betapa terkejutnya dia ketika melihat Sasy dan Ka Bagas. The most wanted di sekolah.
Marsha masih tidak percaya. Mana mungkin Sasy dengan Ka Bagas. Sedangkan dia sendiri bukannya suka dengan Rian?
Pikirnya semakin tidak jernih.
Mungkin itu Sasy dengan temannya yang berasal dari sekolah lain. Tapi bukan, itu memang ka Bagas.
Marsha mengelurkan Handphonenya.
Gua ganyangka Sy
Marsha mengambil gambar itu.
Buat apa si Sha? Udah dehh biar saingan lu buat dapetin Roan berkurang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Salahkah Mencintai Kamu [Update Tiap Jam 10 Pagi]
RandomJangan bicara soal kesalahan. Karena seharusnya akupun tidak berada disini. Terlebih bila harus menunggu perasaanmu yang tak pasti.