Bagian 8

15 1 0
                                    

Kania duduk di meja guru yang ada di ruang kelas itu. Apa yang di sembunyikan ka Syahrul dari dirinya?

Ia mencoba menelusuri dengan menstalking akun Instagram milik Jelita @jelitahitz_

Followersnya sudah banyak, di atas 10k malah. Tidak ada postingan yang aneh atau berkaitan tentang Syahrul. Dominan foto-foto di London.

Ada satu foto yang menarik perhatiannya. Sebuah foto dari gambar potret kebersamaan keluarga. Ibu, ayah, satu anak laki-laki, dan satu anak perempuan.

"Drrrrrrtt Drttttt" getar handphone Kania.

Ia mengabaikan belasan pesan yang masuk dari Sasy dan mengabaikan panggilan telepon dari Marsha. Ia fokus pada beranda Ig Jelita.

Foto itu pasti keluarga Jelita ketika di London. Memang, Kania pernah tinggal di London selama beberapa tahun. Dan itu yang membuatnya tenar seketika saat menjadi murid baru di sekolah.

"Gak ada yang aneh dari postingan dia. Gaada tanda-tanda dia suka sama ka Syharul. Tapi kenapa dia ngelabrak semua cewe yang Deket sama ka Syharul" batinnya berfikir.

Jelita memang cantik, wajahnya tampang dewasa dan pintar. Kulitnya putih bersih.

Kania yang keasikan memecahkan kepenasarannya mulai menyadari bahwa sudah tak ada suaranya riuh ruang di lapangan. Sepertinya semua penonton sudah pulang.

"Kaniaaaaaa, lu dimaanaa?" Suara Sasy memanggil Kania

"Kan lu dimanaa? Kaniaaa" panggil Rian juga

"Kan angkat telfon gua" resah Marsha.

Kania lari bergegas keluar kelas dan menghampiri sumber suara.

Sasy yang melihat Kania langsung berlari menghampirinya dan memeluknya.

"Kan lu gapapa kan?"

"Gapapa Sasy pacar Iqbal Dhiafakhri Ramadhan" jawab Kania sambil melepas pelukan Sasy.

"Di lapangan heboh ngomongin lu ditarik sama Jelita" timbal Rian masih menggunakan pakaian futsal.

"Jelita gak ngapa-ngapain gua ko. Kalian tenang aja. Kita cuman ngobrol aja bentar" jawab Kania.

Mereka meninggalkan kelas menuju lapangan parkir. Kania tidak ingin membahas kejadian tadi. Apalagi soal dia yang harus jauhin Ka Syharul.

Sekolah sepi. Semua siswa sudah pulang, tinggal beberapa anak taekwondo yang sedang latihan. Ka Syharul? Dia pasti sudah pulang juga.

Kania agak sebal sebenarnya, tapi mau gimana lagi. Dia memang bukan siapa-siapa ka Syharul. Dia hanya sekedar adik kelas yang menganggap Kaka kelas nya sebagai Kaka kandungnya. Dan ia bisa ingin lebih dari itu.

Kania masih ingat saat ia pulang sendiri dan naik angkot malam-malam, hanya dia perempuan seorang diri di angkot itu. Sisanya 2 orang laki-laki dewasa dan supir angkotnya. Kania masih memakai seragam sekolah tapi seorang pria dewasa perlahan mendekatinya, Kania pindah duduk ke dekat sopir angkot. Tepat dihadapan pintu masuk angkot. Pria itu ikut pindah duduk, dan menggeserkan posisi duduknya menjadi lebih dekat dengan Kania.

Kania meminta angkot untuk berhenti, tapi angkot itu terus melaju. Jalan ke rumahnya masih cukup jauh dan ia ketakutan. Angkot yang ia tumpangi tidak berhenti juga. Kania mulai berkeringat dingin dan berteriak minta tolong, tapi angkot masih melaju.

Ketakutan Kania masih memuncak, dan ia bingung harus melakukan apa. Pria dewasa itu semakin mendekati Kania. Dan tanpa fikir panjang saat kecepatan angkot menurun Kania loncat dari dalam angkot.

"Bugggggggggg" Ia terjatuh di aspal.

Sikutnya berdarah terkena aspal, kakinya keseleo. Sepi tak ada orang, ia memekik sakit sendirian. Ia ingin menghubungi siapapun itu tapi Handphonenya terlempar, dan ia tak sanggup untuk berdiri dan mengambil handphonenya. Pandangannya mulai buram sampai harapannya untuk tertolong seseorang memuncak.

Seseorang menghentikan laju mobilnya, tanpa aba-aba orang itu langsung menghampiri Kania. 

Orang itu menggotongnya ke atas mobil yang ia bawa, tak lupa. Ia juga mengambil handphone Kania yang terlempar. Meluncur ke alamat yang Kania berikan, rumahnya.

Satu Minggu setelah kejadiaan itu barulah Kania tahu siapa orang yang menyelamatkannya . Kania mengingat jelas wajah orang yang menyelamatkannya itu. Wajahnya seperti tak asing, tapi siapa. Orang itu ternyata ka Syharul. Ia mengetahuinya satu minggu setelah kejadian saat ia kembali sekolah.

"Woy ngelamun aja lu kan!" Sasy mengejutkannya.

Kania bergegas memakai helmnya dan naik ke atas motor Rian.  Marsha,  ia jelas cemburu pada Kania. Tapi, Mereka semua tak ada yang tahu.

"Kan sorry, ini bakalan jadi yang terakhir kalinya gua nganterin lu pulang." Ucap Rian yang hanya terdengar oleh angin yang berlalu.

Mereka berkendara, melewati jalanan yang lumayan panas.

"Lu sparing gabilang-bilang si" ucap Kania mengawali pembicaraan.

Rian tak menjawab, ia fokus berkendara. Tapi sebenarnya ia sedang merangkai kata. Sebelum ia menjauhi Kania, ia ingin Kania mengetahui tentang perasaannya.

"Gua suka sama lu Kan" ucapnya

"Lu ngomong apa Riannn"

Angin terlalu kencang, hingga Kania tidak mendengar suaranya.

"Guaa Suka sama lu Kannn, Gua Cinta sama luuu", teriaknya.

Kania membisu. Kisah kasih diantara mereka sudah berakhir sejak lama. Dan Kania, sudah berusaha melupakannya.

"Maafin gua, gua salahh waktu itu" lanjut ucap Rian.

"Lu gak salahh Rian, itu guanya aja yang gak mau ngedenger penjelasaan lu. Lu memang gaada apa-apa Kan sebenarnya sama cewe gajelas ituu"

Rian tertawa, Dan Kania ikut tertawa.

"Zaman SMP memang Kita masih labil banget, kaya bocah" lanjut Kania, Dan mereka kembali tertawa.

Angin berhembus, langit berwarna biru cerah dengan sedikit hiasan awan.

"Tapi masih ada Kan sedikit Rasa cinta dari lu buat Gua?"

Kania kembali bisu, jantungnya berdebar. Ia Tak mampu menjawab apa-apa. 

Dari kaca klakson motor, Kania bisa melihat perubahan Ekpresi wajah Rian.

"Gaada juga gapapa Kan"

Senyum kecewa terbit dari bibir Rian. Sedikit rasa lama itu Muncul kembali.

Kania balik ke Rian atau tetep sama Syahrul ya?
Author bingung.

Salahkah Mencintai Kamu [Update Tiap Jam 10 Pagi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang