BAB 2: A Girl Who Tries to Change The Fate

87 35 28
                                    

Tak ada yang akan baik-baik saja saat kau di tolak orang yang paling kau cintai. Sekuat apapun Bomi, dia tetaplah gadis 19 tahun yang mempunyai sisi lemah tersendiri. Tanpa memperdulikan seberapa sempurnanya dirimu dimata semua orang.

Seperti kata pepatah, wanita itu selalu menyukai pria yang tidak memiliki perasaan yang sama terhadapnya.

Sejak kejadian di toilet, Jaehyun menghindari Bomi. Lebih tepatnya menyatakan bermusuhan secara tidak langsung.

Bagaimana tidak? Bahkan ketika di rapat umum perusahaan pun, Jaehyun menyerang habis-habisan perusahaannya.

"Bomi-ssi bukankah perusahaan kalian terlihat seperti badut sekarang? Analisa macam apa ini? Di mana kecerdasan Park yang menurun padamu." Sarkas Jaehyun.

Bomi mengepalkan tangannya kuat walau wajahnya tampak tenang.

Menghela nafas sejenak sebelum akhirnya bersuara.

"Maafkan aku Jaehyun-ssi jika hasil yang kami berikan kurang memuaskan. Untuk kedepannya kami akan berusaha lebih baik."

"Cih, mereka juga mengatakan hal yang sama padaku, lalu pada akhirnya malah membuatku rugi. Apa kau yakin? Kau mampu menjadi pewaris, Park Bomi-ssi?"

Cukup sudah, Bomi tidak tahan diperlakukan seperti ini.

Bomi tidak bisa mentoleransi sikap Jaehyun yang mencampurkan urusan pribadi dengan pekerjaan. Sangat-sangat tidak profesional pikirnya.

"Untuk semua yang ada di ruangan ini, tolong keluar! Tinggalkan aku dan Jaehyun. SEKARANG!!!"

Bomi berkata dingin dan mengintimidasi.

Hal itu tentu saja membuat para karyawannya meninggalkan ruangan hingga hanya menyisakan Jaehyun dan Bomi.

"Kau benar-benar tidak profesional Jae."

"Jae? Wahhhh, setelah ditolak kau bahkan mengganti panggilan mu padaku. Biasanya kau akan tetap memanggilku Jeje dimanapun. Cih, siapa di sini yang tidak profesional huh?"

"CUKUP SUDAH JUNG JAEHYUN!!! TAK MASALAH JIKA KAU TIDAK BISA MEMBALAS PERASAANKU. TAK MASALAH JIKA KAU HANYA MENANGGAP KU ADIK. TAK MASALAH BILA KAU MENYUKAI SAHABATKU. TAK MASALAH SELAMA KAU BAHAGIA. TAPI JANGAN PERNAH MENYULITKAN PEKERJAANKU BRENGSEK!!!"

Karena aku tidak ingin ada yang terluka lagi Je, ku mohon jangan biarkan aku lupa dengan tujuan awalku berada di sini.

Nafas Bomi naik turun setelah berteriak marah pada Jaehyun. Jangan lupakan matanya yang mulai memerah, meskipun mata itu tetap menampilkan kesan dingin nan menusuk.

"Kau tahu, aku paling tidak suka ada orang yang menyulitkan pekerjaan ku, termasuk kau. Kau juga tau resiko yang akan ku terima jika aku tidak bekerja dengan baik. Tolong jangan tambah penderitaanku jae hiks..."

PHOSPHENES [JUNG JAEHYUN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang