Jam istirahat dihabiskan oleh Bomi dan Jaehyun di atap sekolah mereka. Dengan posisi Jaehyun yang sedang berbaring dipaha Bomi. Bomi mengusap pelan kepala Jaehyun, berusaha membuat pria itu senyaman mungkin.
Jaehyun sangat menikmati usapan lembut Bomi. Ditambah hembusan pelan angin semakin membuat dirinya nyaman. Perlahan ia menutup matanya, mencoba merasakan bagaimana kehidupan yang tenang dan damai walau hanya sejenak.
"Apa kau tidak ingin menjelaskan sesuatu baby?" Ucap Jaehyun seraya membuka pelan matanya.
"Yang tadi ya? Hm well, aku melakukan itu karena percuma menjelaskan kepada mereka. Mereka tidak akan mendengarkan sama sekali."
"Tapi itu semuakan bohong Bomi. Harusnya kau marah. Tahu apa mereka soal hidupmu!"
"Dan itulah masalahnya Je. Mereka tidak tahu apapun tentangku. Selama ini aku dikenal sempurna, selalu dipuja dan menjadi role model untuk siapa saja. Seperti tidak ada hal yang salah dari diriku. Tapi ketika ada satu keburukanku yang mereka dengar, maka semua itu akan terlupakan begitu saja Je."
Bomi diam sejenak untuk menghela nafas.
"Satu keburukan akan mudah mengalihkan perasaan semua orang ketimbang beribu perbuatan baik yang telah kita lakukan. Penjelasan dan pembelaan hanya akan membuatmu lelah, ketika mereka sama sekali tidak peduli akan hidupmu yang sesungguhnya. Karena nyatanya membicarakan keburukan itu lebih menyenangkan daripada kebaikan."
"Lalu, apa kau hanya akan diam saja? Kau tidak ingin memberikan bukti-bukti untuk melakukan pembelaan." Ucap Jaehyun sedikit kesal.
"Untuk apa? Bukankah sebagian besar yang tersebar sudah merupakan fakta? Sekalipun masih tertinggal kebohongan, tapi kebohongan yang tersisa tidak bisa ku buktikan dengan apapun Je. Contohnya kematian ibuku."
"Hm kau benar. Mereka sepertinya akan lebih percaya jika kau mengatakan yang sebaliknya. Jika kau mengatakan yang sebenarnya, aku yakin mereka hanya akan pura-pura bersimpati padamu lalu membicarakan keburukkan lainnya tentangmu."
"Benar sekali. Jadi biarkan saja. Toh aku hanya tidak ingin menambah bebanku Je. Cukup selesaikan apa yang perlu diselesaikan dan biarkan aku sendiri yang menyimpan lukanya."
"Ralat kau tidak sendirian, ada aku di sini bersamamu."
Jaehyun langsung mendudukan dirinya dan menatap mata Bomi.
"Tapi kau bisa pergi kapanpun."
"Seperti di masa lalu." Batin Bomi.
"HEY! Kapan aku meninggalkanmu hm? Bahkan saat aku berpura-pura menyukai Sohyun aku selalu memperhatikanmu."
Bomi diam tidak menjawab pertanyaan Jaehyun. Matanya kini beralih menatap jauh lurus ke depan. Potongan kejadian di masa lalu berlalu lalang di kepalanya. Bomi memejamkan matanya mencoba memutar kembali rangkaian kejadian kelam tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
PHOSPHENES [JUNG JAEHYUN]
RomanceJika bisa kembali ke masa lalu, apa yang mau kamu lakukan ? Akankah penyesalan itu terhapuskan?